Sabtu, 25 Februari 2017

14- WASILAH (perantara) & USLUB (metode) DAKWAH



WASILAH (perantara) & USLUB (metode) DAKWAH

* Syaikh Shalih Fauzan -hafizhahullaah- membedakan antara USLUB dengan WASILAH; bahwa:

- WASILAH-WASILAH (dakwah) adalah: wasilah-wasilah materi; seperti alat-alat (bantu dakwah). Maka bagian ini tidak diharuskan adanya nash (dalil).

- Yang harus ada dalilnya adalah USLUB-USLUB; atau yang dinamakan dengan Manhaj-Manhaj Dakwah.

Ini kalau WASILAH dan USLUB disebutkan bersamaan. Adapun kalau keduanya disebutkan secara tersendiri; maka WASILAH maknanya sama dengan USLUB.

[Usus Manhaj as-Salaf Fid Da’wah Ilallaah (hlm. 122)]

* Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah -rahimahullaah- berkata:

“Telah diketahui bahwa: cara yang dengannya Allah menunjukki orang-orang yang sesat dan menyimpang, dan dengannya Allah memberikan (petunjuk untuk) agar ahli maksiat bertaubat; haruslah dengan cara yang Allah utus Rasul-Nya dengan itu; yang berasal dari Al-Kitab dan As-Sunnah.

Karena, kalau-lah apa yang Allah utus Rasul -shallallaahu ‘alaihi wa sallam- dengannya tidak mencukupi dalam hal itu; berarti agama Allah masih kurang dan butuh kepada kesempurnaan.”

[Majmuu’ Fataawa (XI/623)]

Dan tidak mungkin agama ini kurang; karena Allah -Jalla Wa ‘Alaa- telah berfirman:

...الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الإِسْلامَ دِينًا...

“…Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agamamu…”  (QS. Al-Maa-idah: 3)

Dan berdasarkan Asas ini; maka seorang Da’i dituntut untuk menempuh WASILAH atau USLUB yang sesuai dengan Ruh Syari’at Islamiyyah dan sesuai dengan petunjuk Al-Kitab dan As-Sunnah; jauh dari USLUB atau WASILAH yang menyelisihi Manhaj ini atau jauh darinya; hal itu dikarenakan: mengarahkan manusia kepada selain Al-Kitab dan As-Sunnah dalam hal Dakwah adalah: perkara yang mungkar.

[Usus Manhaj as-Salaf Fid Da’wah Ilallaah (hlm. 132-133)]

* Dan tidaklah berpaling dari Al-Kitab dan As-Sunnah dan dari USLUB-USLUB Syar’iyyah; melainkan orang yang lemah, atau bodoh, atau orang yang mempunyai tujuan yang jelek. Maka hendaknya penuntut ilmu menjauhkan dirinya dan teman-temannya -serta dakwahnya- agar jangan sampai terjatuh dalam kesalahan berbahaya semacam ini.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah -rahimahullaah- berkata:

“Tidak seorang pun yang berpaling dari cara-cara Syar’i menuju cara-cara Bid’ah melainkan disebabkan: kebodohan, kelemahan atau tujuan yang jelek.”

[Majmuu’ Fataawa (XI/625)]

Jika telah tetap hal ini; maka kita yakin bahwa Nabi -shallallaahu ‘alaihi wa sallam- telah menjelaskan kepada umatnya tentang WASILAH-WASILAH DAKWAH, apakah beliau jelaskan dengan perkataan, perbuatan maupun dengan keduanya. Karena, beliau -shallallaahu ‘alaihi wa sallam- telah menjelaskan tata cara buang hajat dan semisalnya; maka tidak mungkin kemudian beliau tidak menjelaskan WASILAH-WASILAH DAKWAH yang Islam tidak akan tegak kecuali dengan (Dakwah) tersebut.

Maka tidak ada jalan yang benar dan lurus untuk memperbaiki umat; kecuali dengan WASILAH-WASILAH SYAR’IYYAH dan jalan-jalan salafiyyah.

وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

“Dan sungguh, ini adalah jalan-Ku yang lurus; maka ikutilah! Janganlah kamu ikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu akan mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Demikianlah Dia memerintahkan kepadamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al-An’aam: 153)

[Usus Manhaj as-Salaf Fid Da’wah Ilallaah (hlm. 133)]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar