Sabtu, 25 Februari 2017

20- UNTUK BISA MENJADI PEMIMPIN AGAMA; MAKA HARUS BERMAKMUM (MENGIKUTI) PEMIMPIN YANG SEBELUMNYA



UNTUK BISA MENJADI PEMIMPIN AGAMA; MAKA HARUS BERMAKMUM (MENGIKUTI) PEMIMPIN YANG SEBELUMNYA

Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah -rahimahullaah- berkata:

Allah -Ta’aalaa- telah memuji hamba-hamba-Nya yang beriman yang mereka meminta kepada-Nya agar dijadikan imam-imam yang memberi petunjuk. Allah -Ta’aalaa- menjelaskan sifat hamba-hamba-Nya:

وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

“Dan orang-orang yang berkata: “Wahai rabb kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam (pemimpin) bagi orang-orang yang bertakwa.” (Al-Furqan: 74)

(Tentang tafsir: “jadikanlah kami imam (pemimpin) bagi orang-orang yang bertakwa”) Ibnu ‘Abbas berkata: “Orang lain mengambil petunjuk kebaikan dari kami.” Abu Shalih berkata: “Orang lain mengambil petunjuk dari petunjuk kami.” Mak-hul berkata: “pemimpin-pemimpin dalam ketakwaan, dimana orang-orang yang bertakwa meneladani kami.”

Adapun Mujahid; maka dia berkata: ”Jadikanlah kami pengikut orang-orang yang bertakwa; yang meneladani mereka.” Ada orang yang tidak mengetahui tingkat pemahaman salaf dan kedalaman ilmu mereka yang menganggap janggal tafsir (Mujahid) ini; orang ini berkata: “Menurut pendapat (Mujahid) ini; berarti (makna) ayat ini terbalik, aslinya adalah: dan jadikanlah orang-orang yang bertakwa imam (pemimpin) bagi kami.”

Padahal tidak mungkin di dalam Al-Qur’an ada yang terbalik, justru ini termasuk kesempurnaan pemahaman Mujahid –rahimahullaah-; karena seseorang tidak akan menjadi imam bagi orang-orang yang bertakwa kecuali jika dia menjadi pengikut orang-orang yang bertakwa (sebelumnya). Maka Mujahid mengingatkan hal ini yang dengannya mereka bisa meraih tujuan (untuk menjadi imam-pent). Yaitu: dia harus meneladani para pendahulunya yang bertakwa sebelum dia; yang dengan hal ini; Allah akan menjadikan mereka sebagai imam-imam bagi orang-orang yang bertakwa setelah mereka. (Pemahaman) ini termasuk pemahaman terbaik dan paling lembut dalam (menafsirkan) Al-Qur’an dan bukan pemahaman yang terbalik. Maka; barangsiapa yang menjadi pengikut Ahlus Sunnah sebelum dia; maka orang-orang yang setelahnya -dan yang bersamanya-; akan menjadi pengikutnya.

[Risaalah Ibnil Qayyim Ilaa Ahadi Ikhwaanihi (hlm. 10-12)]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar