PEMBAHASAN TENTANG
PERKATAAN IMAM AL-ALBANI: “TERMASUK POLITIK ADALAH DENGAN MENINGGALKAN
POLITIK.”
مِنَ السِّـياسَةِ تَـرْكُ السِّـياسَةِ
Syaikh ‘Ali bin Hasan
Al-Halabi -murid dari Imam Al-Albani- berkata:
“Syaikh Al-Albani
seolah-olah berkata -dalam makna dan maksud kalimat ini-: “Termasuk politik
-yang syar’i- adalah: dengan meninggalkan politik -yang tidak syar’i-.”
Dan Politik Syar’i
-pada kondisi sulit kaum muslimin sekarang- tidak mengizinkan -secara syari’at
maupun realita-; kecuali dengan BERDAKWAH MENGAJAK KEPADA AL-QUR’AN DAN
AS-SUNNAH, dan mendorong manusia kepada keduanya; dengan bersandar kepada semisal
firman Allah -Tabaaraka Wa Ta’aalaa-:
...إِنَّ اللَّهَ لا
يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ...
“…Sesungguhnya
Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan diri
mereka sendiri…” (QS. Ar-Ra’d: 11)
Bahkan,
seringkali Syaikh Al-Albani berkata: “Orang yang berbahagia adalah: orang yang
mengambil pelajaran dari orang lain.” Dan ini adalah atsar dari Ibnu Mas’ud
-radhiyallaahu ‘anhu-.
Inilah
pandangan Syaikh Al-Albani terhadap keadaan kaum muslimin: (1)pandangan dari
jurusan syari’at -dari satu segi- dan (2)pandangan berdasarkan realita
kontemporer -dari segi yang lain-.
Dan sangat
disayangkan sedikit orang yang bisa menguasai dua pandangan ini; agar keluar
kesimpulan yang tepat yang bisa menyejukkan hati dan mata…”
[Ma’a
Muhadditsil ‘Ashr (hlm. 69-70)]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar