TIDAK
SEPANTASNYA SEORANG MUSLIM MEMBANGGAKAN ORANG-ORANG KAFIR
عَنْ عَائِشَةَ -رضي الله عنها-،
قَالَتْ: لَمَّا اشْتَكَى النَّبِيُّ -صلّى الله عليه وسلّم-؛ ذَكَرَتْ بَعْضُ
نِسَائِهِ كَنِيسَةً رَأَيْنَهَا بِأَرْضِ الْـحَبَشَةِ يُقَالُ لَـهَا:
مَارِيَةُ، وَكَانَتْ أُمُّ سَلَمَةَ، وَأُمّ حَبِيبَةَ -رضي الله عنهما- أَتَتَا
أَرْضَ الْـحَبَشَةِ، فَذَكَرَتَا مِنْ حُسْنِهَا، وَتَصَاوِيرَ فِيهَا، فَرَفَعَ
رَأْسَهُ، فَقَالَ: ((إِنَّ أُولَئِكَ إِذَا كَانَ فِيهِمُ الرَّجُلُ الصَّالِحُ
فَمَاتَ، بَنَوْا عَلَى قَبْرِهِ مَسْجِدًا، وَصَوَّرُوا فِيهِ تِلْكَ الصُّوَرَ،
فَأُولَئِكَ شِرَارُ الخَلْقِ عِنْدَ اللهِ يَوْمَ القِيَامَةِ)))
Dari
‘Aisyah -radhiyallaahu ‘anhaa-, dia berkata: Tatkala Nabi -shallallaahu ‘alaihi
wa sallam- sakit; sebagian istri beliau bercerita tentang sebuah gereja yang
dia lihat di negeri Habasyah (Ethiopia); yang dinamakan: Maria. Ummu Salamah
dan Ummu Habibah -radhiyallaahu ‘anhumaa- pernah mendatangi negeri Habasyah,
maka keduanya MENCERITAKAN KEBAGUSAN GEREJA TERSEBUT, serta gambar-gambar yang
ada di dalamnya. Maka beliau langsung mengangkat kepalanya dan bersabda: ”Sungguh,
mereka itu: apabila ada orang shalih meninggal; maka mereka membangun sebuah
tempat ibadah di atas kuburnya, dan mereka membuat di dalamnya gambar-gambar
tersebut. Maka, mereka itulah sejelek-jelek makhluk di sisi Allah.”
[HR.
Al-Bukhari (no. 427, 434, 1341, & 3873) dan Muslim (no. 528), dan lafazh
ini adalah salah satu riwayat Al-Bukhari (no. 1341)]
Syaikh
‘Abdul Malik bin Ahmad Ramadhani -hafizahullaah- berkata:
“Maka
perhatikanlah! Dimana NABI -shallallaahu ‘alaihi wa sallam- TIDAK TINGGAL DIAM
KETIKA DISEBUTKAN SESUATU YANG SEOLAH-OLAH MEMUJI ORANG-ORANG KAFIR -padahal
itu merupakan kabar tentang realita yang nyata-.
Karena
beliau ingin memotong jalan yang mengantarkan (kaum muslimin) untuk meneladani
mereka (orang-orang kafir); terlebih lagi dalam masalah syirik kepada Allah
seperti ini. Dikarenakan jiwa ini ditabi’atkan untuk condong kepada hal-hal
yang dianggap bagus.
Maka,
WAJIB UNTUK MENAMPAKKAN MUSUH-MUSUH ALLAH DALAM BENTUK TERBURUK MEREKA; KARENA
KEKAFIRAN MEREKA MENGHAPUS KEBAIKAN-KEBAIKAN MEREKA.”
[Madaarikun
Nazhar Fis Siyaasah (hlm. 286- cet. I)]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar