Senin, 27 Februari 2017

87- TIDAK SEPANTASNYA SEORANG MUSLIM MEMBANGGAKAN ORANG-ORANG KAFIR



TIDAK SEPANTASNYA SEORANG MUSLIM MEMBANGGAKAN ORANG-ORANG KAFIR

عَنْ عَائِشَةَ -رضي الله عنها-، قَالَتْ: لَمَّا اشْتَكَى النَّبِيُّ -صلّى الله عليه وسلّم-؛ ذَكَرَتْ بَعْضُ نِسَائِهِ كَنِيسَةً رَأَيْنَهَا بِأَرْضِ الْـحَبَشَةِ يُقَالُ لَـهَا: مَارِيَةُ، وَكَانَتْ أُمُّ سَلَمَةَ، وَأُمّ حَبِيبَةَ -رضي الله عنهما- أَتَتَا أَرْضَ الْـحَبَشَةِ، فَذَكَرَتَا مِنْ حُسْنِهَا، وَتَصَاوِيرَ فِيهَا، فَرَفَعَ رَأْسَهُ، فَقَالَ: ((إِنَّ أُولَئِكَ إِذَا كَانَ فِيهِمُ الرَّجُلُ الصَّالِحُ فَمَاتَ، بَنَوْا عَلَى قَبْرِهِ مَسْجِدًا، وَصَوَّرُوا فِيهِ تِلْكَ الصُّوَرَ، فَأُولَئِكَ شِرَارُ الخَلْقِ عِنْدَ اللهِ يَوْمَ القِيَامَةِ)))

Dari ‘Aisyah -radhiyallaahu ‘anhaa-, dia berkata: Tatkala Nabi -shallallaahu ‘alaihi wa sallam- sakit; sebagian istri beliau bercerita tentang sebuah gereja yang dia lihat di negeri Habasyah (Ethiopia); yang dinamakan: Maria. Ummu Salamah dan Ummu Habibah -radhiyallaahu ‘anhumaa- pernah mendatangi negeri Habasyah, maka keduanya MENCERITAKAN KEBAGUSAN GEREJA TERSEBUT, serta gambar-gambar yang ada di dalamnya. Maka beliau langsung mengangkat kepalanya dan bersabda: ”Sungguh, mereka itu: apabila ada orang shalih meninggal; maka mereka membangun sebuah tempat ibadah di atas kuburnya, dan mereka membuat di dalamnya gambar-gambar tersebut. Maka, mereka itulah sejelek-jelek makhluk di sisi Allah.”

[HR. Al-Bukhari (no. 427, 434, 1341, & 3873) dan Muslim (no. 528), dan lafazh ini adalah salah satu riwayat Al-Bukhari (no. 1341)]

Syaikh ‘Abdul Malik bin Ahmad Ramadhani -hafizahullaah- berkata:

“Maka perhatikanlah! Dimana NABI -shallallaahu ‘alaihi wa sallam- TIDAK TINGGAL DIAM KETIKA DISEBUTKAN SESUATU YANG SEOLAH-OLAH MEMUJI ORANG-ORANG KAFIR -padahal itu merupakan kabar tentang realita yang nyata-.

Karena beliau ingin memotong jalan yang mengantarkan (kaum muslimin) untuk meneladani mereka (orang-orang kafir); terlebih lagi dalam masalah syirik kepada Allah seperti ini. Dikarenakan jiwa ini ditabi’atkan untuk condong kepada hal-hal yang dianggap bagus.

Maka, WAJIB UNTUK MENAMPAKKAN MUSUH-MUSUH ALLAH DALAM BENTUK TERBURUK MEREKA; KARENA KEKAFIRAN MEREKA MENGHAPUS KEBAIKAN-KEBAIKAN MEREKA.”

[Madaarikun Nazhar Fis Siyaasah (hlm. 286- cet. I)]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar