Sabtu, 25 Februari 2017

23- BUKANNYA KAMI FANATIK….



BUKANNYA KAMI FANATIK….

Syaikh Muhammad ‘Id ‘Abbasi -salah satu murid senior Syaikh Al-Albani- berkata:

“(Doktor) …. telah menuduh para da’i Sunnah dengan ta’ashshub (fanatik) kepada guru-guru mereka…

(Padahal, justru) kami memerangi fanatik dan orang-orang yang fanatik. Kami ingatkan bahwa inti dakwah kami adalah: kembali kepada Al-Kitab dan As-Sunnah … Kami tidak berpegang kepada perkataan siapa pun; kecuali jika sesuai dengan pondasi ini; yaitu: Al-Kitab dan As-Sunnah. Dari sini, otomatis kami memerangi fanatik dan orang-orang yang fanatik. Oleh karena itulah, aneh sekali kalau kami dituduh sebagai orang yang ta’ashshub (fanatik), padahal kami justru memusuhi kefanatikan…”

Kemudian beliau menjelaskan di antara alasan kenapa beliau banyak mengambil pendapat guru beliau:

“Di antara (alasan)nya adalah: Bahwa guru kami mengikuti manhaj ‘ilmiyyah yang jelas yang dia berpegang dengannya; yaitu: Menjadikan Al-Kitab dan As-Sunnah sebagai sumber hukum dalam setiap perselisihan, dia jadikan keduanya sebagai pondasi dan asas, adapun perkataan ulama; maka dijadikan sebagai cabang dan pengikut. Dan (guru kami) menguatkan apa-apa yang dikuatkan oleh dalil dan membuang apa yang dilemahkan oleh dalil.”

[Bid’ah at-Ta’ashshub al-Madzhabi (hlm. 248 & 253)]

“Intinya; perselisihan ahlul iman dalam sebagian permasalahan hukum; tidak mengeluarkan mereka dari hakikat keimanan; JIKA MEREKA MENGEMBALIKAN APA YANG MEREKA PERSELISIHKAN KEPADA ALLAH DAN RASUL-NYA, sebagaimana Allah syaratkan hal ini atas mereka dengan firman-Nya:

... فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ ...

“…Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu; maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul (Sunnah-nya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari akhir…” (QS. Qn-Nisaa’: 59).”

[I’laamul Muwaqqi’iin (I/91-92)]

1 komentar: