DAKWAH
PARA NABI DAN PENGIKUT MEREKA
[1]- Nabi-Nabi
Dan Para Pengikutnya Merupakan Manusia Yang Paling Berat Coabaannya
عَنْ
سَعْدِ بْنِ أَبِيْ وَقَّاص، قَالَ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللهِ، أَيُّ النَّاسِ
أَشَدُّ بَلاَءً؟ قَالَ: ((الأَنْبِيَاءُ)) [ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ: ((الْعُلَمَاءُ]،
[ثُمَّ الصَّالِحُوْنَ]، ثُمَّ الأَمْثَلُ، فَالأَمْثَلُ، فَيُبْتَلَى الرَّجُلُ
عَلَى حَسَبِ دِيْنِهِ، فَإِنْ كَانَ دِينُهُ صُلْبًا؛ اشْتَدَّ بَلاَؤُهُ، وَإِنْ
كَانَ فِي دِينِهِ رِقَّةٌ؛ ابْتُلِيَ عَلَى حَسَبِ دِينِهِ، فَمَا يَبْرَحُ
البَلاَءُ بِالعَبْدِ حَتَّى يَتْرُكَهُ يَمْشِي عَلَى الأَرْضِ مَا عَلَيْهِ
خَطِيئَةٌ))
Dari Sa’d bin
Abi Waqhqhash -radhiyallaahu ‘anhu-, dia berkata: Wahai Rasulullah, siapakah
manusia yang paling berat cobaannya? Beliau bersabda: “Para nabi.” [Kemudian
siapa? Beliau bersabda: “Para nabi,] kemudian orang-orang shalih,] kemudian
yang semisal dan yang semisal (mereka). Maka
seseorang diberikan cobaan sesuai dengan tingkat agamanya. Kalau agamnya kuat;
maka cobaannya semakin berat, kalau agamanya lemah; maka dia diberi cobaan
sesuai dengan agamanya. Cobaan akan terus menerus menimpa seorang hamba; sampai
dia berjalan di muka bumi dengan tidak memiliki dosa.”
[SANADNYA
HASAN: HR. At-Tirmidzi (no. 2398), Ibnu Majah (no. 4023), Ahmad (no. 1481,
1494, 1555, & 1607- cet. Daarul Hadiits), dan lain-lain, dari Sa’d bin Abi
Waqqash, dengan sanad yang hasan. Dan tambahan [ ] kedua adalah milik Ahmad
dalam salah satu riwayatnnya. Adapun tambahan pertama; diriwayatkan oleh
Al-Hakim (no. 119-cet. Daarul Fikr), dari Abu Sa’id Al-Khudri, dengan sanad
yang hasan pula]
[2]-
Pengikut Yang Hakiki Dari Para Nabi
“Yang
semisal, dan yang semisal (mereka); mereka adalah: orang-orang shalih yang
berjalan di atas manhaj mereka (para nabi) dalam berdakwah mengajak kepada
Allah, dan berdakwah sesuai dengan dakwah mereka; berupa: mentauhidkan Allah,
mengikhlaskan ibadah hanya kepada-Nya saja, dan menyingkirkan kesyirikan dengan
selain-Nya, dan mereka mendapatkan gangguan dan cobaan seperti apa yang menimpa
para teladan mereka; yakni: para nabi.
Oleh
karena itulah; anda saksikan banyak dari para da’i yang berpaling dari manhaj
yang berat dan jalan yang sulit ini. Karena, da’i yang menempuh jalan ini; maka
dia akan menghadapi ibunya, bapaknya, saudaranya, orang-orang yang dicintainya
dan teman-temannya. Dia juga akan menghadapi masyarakat; permusuhann ejekan dan
gangguan mereka.
Sehingga
(para da’i) tersebut berpaling menuju beberapa bagian dari Islam yang memang
mempunyai kedudukan; yang tidak akan diingkari oleh orang yang beriman kepada
Allah, dimana bagian-bagian ini tidak memiliki kesusahan, kesulitan, ejekan dan
gangguan; khususnya di kalangan masyarakat Islam. Maka, sungguh, umat Islam
akan mengelilingi da’i semacam ini, mereka akan memberikan pengagungan dan
pemuliaan; tanpa ada ejekan dan tidak juga gangguan…
[Dan
cara (Dakwah) semacam ini -pada zaman ini-; hampir-hampir menjadi jalan
terdekat di hati orang-orang bodoh, dan cara tercepat untul mendapatkan ridha
masyarakat dan mengumpulkan massa!!
Akan
tetapi, hal semacam ini tidak akan tetap dan langgeng, dan tidak akan
menyampaikan kepada kepada keistiqamahan dan tidak juga ketetapan…
Dan
kebenaran -serta manhajnya- akan tetap nampak dan menang; sebagaimana
difirmankan oleh Rabb kita (Allah) -Ta’aalaa-:
{...فَأَمَّا الزَّبَدُ فَيَذْهَبُ جُفَاءً وَأَمَّا مَا يَنْفَعُ
النَّاسَ فَيَمْكُثُ فِي الأَرْضِ... }
“…adapun
buih; maka akan hilang sebagai sesuatu yang tidak berguna, tetapi yang
bermanfaat bagi manusia; maka akan tetap ada di bumi…” (QS. Ar-Ra’d: 17)]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar