Minggu, 26 Februari 2017

38- DAKWAH PARA NABI DAN PENGIKUT MEREKA



DAKWAH PARA NABI DAN PENGIKUT MEREKA

[1]- Nabi-Nabi Dan Para Pengikutnya Merupakan Manusia Yang Paling Berat Coabaannya

عَنْ سَعْدِ بْنِ أَبِيْ وَقَّاص، قَالَ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللهِ، أَيُّ النَّاسِ أَشَدُّ بَلاَءً؟ قَالَ: ((الأَنْبِيَاءُ)) [ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ: ((الْعُلَمَاءُ]، [ثُمَّ الصَّالِحُوْنَ]، ثُمَّ الأَمْثَلُ، فَالأَمْثَلُ، فَيُبْتَلَى الرَّجُلُ عَلَى حَسَبِ دِيْنِهِ، فَإِنْ كَانَ دِينُهُ صُلْبًا؛ اشْتَدَّ بَلاَؤُهُ، وَإِنْ كَانَ فِي دِينِهِ رِقَّةٌ؛ ابْتُلِيَ عَلَى حَسَبِ دِينِهِ، فَمَا يَبْرَحُ البَلاَءُ بِالعَبْدِ حَتَّى يَتْرُكَهُ يَمْشِي عَلَى الأَرْضِ مَا عَلَيْهِ خَطِيئَةٌ))

Dari Sa’d bin Abi Waqhqhash -radhiyallaahu ‘anhu-, dia berkata: Wahai Rasulullah, siapakah manusia yang paling berat cobaannya? Beliau bersabda: “Para nabi.” [Kemudian siapa? Beliau bersabda: “Para nabi,] kemudian orang-orang shalih,] kemudian yang semisal dan yang semisal (mereka). Maka seseorang diberikan cobaan sesuai dengan tingkat agamanya. Kalau agamnya kuat; maka cobaannya semakin berat, kalau agamanya lemah; maka dia diberi cobaan sesuai dengan agamanya. Cobaan akan terus menerus menimpa seorang hamba; sampai dia berjalan di muka bumi dengan tidak memiliki dosa.”

[SANADNYA HASAN: HR. At-Tirmidzi (no. 2398), Ibnu Majah (no. 4023), Ahmad (no. 1481, 1494, 1555, & 1607- cet. Daarul Hadiits), dan lain-lain, dari Sa’d bin Abi Waqqash, dengan sanad yang hasan. Dan tambahan [ ] kedua adalah milik Ahmad dalam salah satu riwayatnnya. Adapun tambahan pertama; diriwayatkan oleh Al-Hakim (no. 119-cet. Daarul Fikr), dari Abu Sa’id Al-Khudri, dengan sanad yang hasan pula]

[2]- Pengikut Yang Hakiki Dari Para Nabi

“Yang semisal, dan yang semisal (mereka); mereka adalah: orang-orang shalih yang berjalan di atas manhaj mereka (para nabi) dalam berdakwah mengajak kepada Allah, dan berdakwah sesuai dengan dakwah mereka; berupa: mentauhidkan Allah, mengikhlaskan ibadah hanya kepada-Nya saja, dan menyingkirkan kesyirikan dengan selain-Nya, dan mereka mendapatkan gangguan dan cobaan seperti apa yang menimpa para teladan mereka; yakni: para nabi.

Oleh karena itulah; anda saksikan banyak dari para da’i yang berpaling dari manhaj yang berat dan jalan yang sulit ini. Karena, da’i yang menempuh jalan ini; maka dia akan menghadapi ibunya, bapaknya, saudaranya, orang-orang yang dicintainya dan teman-temannya. Dia juga akan menghadapi masyarakat; permusuhann ejekan dan gangguan mereka.

Sehingga (para da’i) tersebut berpaling menuju beberapa bagian dari Islam yang memang mempunyai kedudukan; yang tidak akan diingkari oleh orang yang beriman kepada Allah, dimana bagian-bagian ini tidak memiliki kesusahan, kesulitan, ejekan dan gangguan; khususnya di kalangan masyarakat Islam. Maka, sungguh, umat Islam akan mengelilingi da’i semacam ini, mereka akan memberikan pengagungan dan pemuliaan; tanpa ada ejekan dan tidak juga gangguan…

[Dan cara (Dakwah) semacam ini -pada zaman ini-; hampir-hampir menjadi jalan terdekat di hati orang-orang bodoh, dan cara tercepat untul mendapatkan ridha masyarakat dan mengumpulkan massa!!

Akan tetapi, hal semacam ini tidak akan tetap dan langgeng, dan tidak akan menyampaikan kepada kepada keistiqamahan dan tidak juga ketetapan…

Dan kebenaran -serta manhajnya- akan tetap nampak dan menang; sebagaimana difirmankan oleh Rabb kita (Allah) -Ta’aalaa-:

{...فَأَمَّا الزَّبَدُ فَيَذْهَبُ جُفَاءً وَأَمَّا مَا يَنْفَعُ النَّاسَ فَيَمْكُثُ فِي الأَرْضِ... }

“…adapun buih; maka akan hilang sebagai sesuatu yang tidak berguna, tetapi yang bermanfaat bagi manusia; maka akan tetap ada di bumi…” (QS. Ar-Ra’d: 17)]

[Manhajul Anbiyaa’ Fid Da’wah Ilallaah Fiihil Hikmah Wal ‘Aql (hlm. 50), dan tambahan dalam kurung [ ]; merupakan perkataan Syaikh ‘Ali bin Hasan Al-Halabi dalam muqaddimah “Da’watunaa” (hlm. 8)]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar