PERBAIKAN;
DARI MANA? DAN SIAPA YANG BISA??
Syaikh ‘Abdul
Malik bin Ahmad Ar-Ramadhani Al-Jaza-iri -hafizhahullaah- berkata:
[PERBAIKAN DARI
MANA?]
“[1]- Apakah
perbaikan dimulai dari pemerintah atau dengan cara memperbaiki umat? …
Maka jawabannya
… terdapat dalam nash ayat dan hadits -dan tidak boleh berijtihad ketika ada nash-.
Allah
-Ta’aalaa- berfirman:
...إِنَّ اللَّهَ لا
يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ...
“…Sesungguhnya
Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan
mereka sendiri…” (QS. Ar-Ra’d: 11)
Maka, alangkah
jelasnya ayat ini! Akan tetapi, walaupun jelas; tetap saja banyak orang-orang yang manamakan diri mereka dengan
harakah (pergerakan) Islami; mereka telah berijtihad, dan keadaan mereka
seolah-olah berkata: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum
sebelum mereka mengubah pemerintah mereka!!” Laa Haula Wa Laa Quwwata Illaa
Billaah. Seakan mereka menutup mata dari Siroh (perjalanan hidup) Nabi
-shallallaahu ‘alaihi wa sallam- yang menafsirkan penjelasan ini. Mereka
mengabaikan bahwa: sesungguhnya mereka tidak akan jaya sebelum mereka
menjadikan agama ini sebagai sumber hukum
dalam diri-diri mereka; berdasarkan hadits Ibnu ‘umar -radhiyallaahu
‘anhumaa-, bahwa Nabi -shallallaahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:
إِذَا تَـبَايَـعْـتُـمْ بِـالْـعِـيْـنَـةِ،
وَأَخَــذْتُـمْ أَذْنَـابَ الْـبَقَرِ، وَرَضِيْـتُمْ بِـالـزَّرْعِ، وَتَرَكْــتُمُ
الْـجِهَـادَ؛ سَلَّـطَ اللهُ عَـلَيْكُمْ ذُلًّا؛ لَا يَـنْـزِعُـهُ حَتَّى تَـرْجِــعُــوْا
إِلَـى دِيْــنِـكُمْ.
“Jika kalian telah berjual beli dengan sistem Bai’ul
‘Iinah, kalian memegang ekor-ekor sapi dan ridha dengan pertanian, dan
kalian meninggalkan jihad; niscaya Allah akan menjadikan kehinaan menguasai
kalian, Dia tidak akan mencabut (kehinaan) itu dari kalian; hingga kalian
kembali kepada agama kalian.”
Diriwayatkan
oleh Abu Dawud dan hadits ini Hasan.
Inilah hukum
Allah dan Rasul-Nya;
...فَبِأَيِّ حَدِيثٍ بَعْدَ اللَّهِ
وَآيَاتِهِ يُؤْمِنُونَ
“…maka
dengan perkataan mana lagi mereka akan beriman setelah Allah dan ayat-ayat-Nya.”
(QS. Al-Jaatsiyah: 6)
[REALITA
SEBAGAI DALIL???!!!]
[2]- Waspadalah
wahai para ikhwan! Jangan sampai menolak kebenaran hanya karena berhukum dengan
kondisi yang ada, atau menolaknya kaena terpedaya oleh pengalaman, atau hanya karena
ingin memuaskan kepicikan akal!
Bukankan Allah
telah menegaskan bahwa tiada yang dapat berkuasa, memerintah, menciptakan
keamanan dan meraih kemenangan; kecuali dengan bantuan Umat?!
Umat yang
manakah itu?
Umat itu adalah
Umat ahli ibadah sekaligus memiliki Tauhid yang murni. Silahkan baca firman
Allah berikut ini ….:
وَعَدَ
اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ
لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الأرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ
وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ
مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا يَعْبُدُونَنِي لا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا وَمَنْ
كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ
“Dan
Allah telah berjanji kepada orang-orang di antara kamu yang beriman dan mengerjakan
amal-amal yang shalih, bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka
berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum
mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah
diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan mengubah (keadaan) mereka -sesudah
mereka berada dalam ketakutan- menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku
dengan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu apa pun. Dan barang siapa yang
(tetap) kafir setelah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.”
(QS. An-Nur: 55)…
[WAS-WAS
SETAN!]
[3]-
Keterlibatan dalam kancah politik dewasa ini merupakan jebakan Setan untuk
membinasakan siapa saja yang terlibat, dengan kesudahan yang sangat tragis!
SETAN BERRHASIL MEYAKINKAN DENGAN BISIKAN:
-
JANGAN SERAHKAN JABATAN-JABATAN STRATEGIS TERSEBUT KEPADA KAUM FASIK DAN
SEKULER!
-
Seorang muslim tidak boleh berjalan lamban seperti siput!
-
KALAU TIDAK MELALUI PERJUANGAN PAK MENTERI FULAN; NISCAYA UNDANG-UNDANG KOMUNIS
ITU NYARIS DISAHKAN!
Dan
bisikan-bisikan manis lainnya yang tidak berlandaskan pandangan Syari’at dan
hanya berlandaskan analisa realita secara membabi buta.
Orang
yang jernih pengamatannya, tentu dapat melihat bahwa sekelompok orang yang
masuk dalam kancah politik; MEREKA INGIN
MENGADAKAN PERUBAHAN; TETAPI TERNYATA MEREKA SENDIRI YANG BERUBAH. Orang
semacam inilah yang patut dikenai kecaman Rasulullah -shallallaahu ‘alaihi wa
sallam-:
وَمَنْ أَتَى أَبْوَابَ السُّلْطَانِ؛ افْتُتِنَ،
“Barangsiapa yang mendatangi pintu-pintu
penguasa/pemerintah; maka dia akan terkena fitnah.”
HR. Abu Dawud,
At-Tirmidzi, An-Nasa-i, Ahmad, Al-Baihaqi dalam “Syu’abul Iimaan”, dan derajat
hadits ini adalah Shahih…
[SELAMATKAN
DIRIMU TERLEBIH DAHULU!]
[4]- Apabila kepentingan
agamamu bertabrakan dengan kepentingan orang lain; maka dahulukanlah
kepentinganmu -kalau penggabungan keduanya hanya akan membahayakan jiwa-. Allah
-Ta’aalaa- berfirman:
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا عَلَيْكُمْ أَنْفُسَكُمْ لا يَضُرُّكُمْ مَنْ ضَلَّ
إِذَا اهْتَدَيْتُمْ...
“Wahai
orang-orang yang beriman! Jagalah dirimu; (karena) orang yang sesat itu tidak akan
membahayakanmu apabila kamu telah mendapat petunjuk…” (QS. Al-Maa-idah: 105).”
[Madaarikun
Nazhar Fis Siyaasah (hlm.132-135)]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar