Minggu, 26 Februari 2017

61- RENUNGAN….BAGI YANG ENGGAN….UNTUK MEMBANTU PERJUANGAN….



RENUNGAN….BAGI YANG ENGGAN….UNTUK MEMBANTU PERJUANGAN….

[1]- Allah -Subhaanahu Wa Ta’aalaa- berfirman:

إِلا تَنْصُرُوهُ فَقَدْ نَصَرَهُ اللَّهُ إِذْ أَخْرَجَهُ الَّذِينَ كَفَرُوا ثَانِيَ اثْنَيْنِ إِذْ هُمَا فِي الْغَارِ إِذْ يَقُولُ لِصَاحِبِهِ لا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا...

“Jika kamu tidak menolongnya (Muhammad); sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir mengusirnya (dari Makkah); sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, ketika itu dia berkata kepada sahabatnya: “Janganlah engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita.”…” (QS. At-Taubah: 40)

[2]- Ayat ini -dan ayat-ayat sebelumnya- berkaitan dengan perintah kepada para Shahabat Nabi untuk berangkat ke perang Tabuk; perang yang Allah sebutkan dengan nama saa’atul ‘usrah (masa-masa sulit); maka kaum muslimin merasa berat untuk berangkat, sehingga Allah pun mengancam mereka dengan adzab yang pedih. Maka Allah -‘Azza Wa Jalla- menjelaskan bahwa jika kaum muslimin tidak mau menolong Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam dalam peperangan ini; Allah mengingatkan tentang pertolongan-Nya kepada Rasul-Nya dalam keadaan yang sangat sulit, ketika beliau di usir dari Makkah sehingga beliau hijrah ke Madinah.

[3]- Pertolongan Allah -‘Azza Wa Jalla- kepada Rasul-Nya -shallallaahu ‘alaihi wa sallam- sudah terbukti, maka Allah juga akan menolong orang-orang yang menolong Rasul-Nya; yaitu: orang-orang yang berpegang kepada kebenaran yang di bawa oleh Rasulullah -shallallaahu ‘alaihi wa sallam-.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah -rahimahullaah- berkata:

“Kalau ada seseorang -pada suatu tempat dan suatu masa- bersendirian dalam membawa kebenaran yang di bawa oleh Rasul; dan manusia tidak menolongnya dalam (memperjuangkan kebenaran) tersebut; maka Allah bersamanya, dan dia akan mendapat bagian dari firman-Nya:

إِلا تَنْصُرُوهُ فَقَدْ نَصَرَهُ اللَّهُ إِذْ أَخْرَجَهُ الَّذِينَ كَفَرُوا ثَانِيَ اثْنَيْنِ إِذْ هُمَا فِي الْغَارِ إِذْ يَقُولُ لِصَاحِبِهِ لا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا...

“Jika kamu tidak menolongnya (Muhammad); sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir mengusirnya (dari Makkah); sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, ketika itu dia berkata kepada sahabatnya: “Janganlah engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita.”…” (QS. At-Taubah: 40).”

[Minhaajus Sunnah (VIII/488)]

[4]- Rasulullah -shallallaahu ’alaihi wa sallam- bersabda:

لا تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِيْ ظَاهِرِيْنَ عَلَى الْحَقِّ [مَنْصُوْرِيْنَ]، لا يَضُرُّهُمْ مَنْ خَذَلَهُمْ [أَوْ خَالَفَهُمْ]، حَتَّى يَأْتِيَ أَمْرُ اللهِ وَهُمْ كَذٰلِكَ

“Akan senantiasa ada sekelompok dari umatku yang berada di atas kebenaran [mereka ditolong (oleh Allah)], TIDAK AKAN MEMBAHAYAKAN MEREKA: ORANG YANG MEMBIARKAN (TIDAK MAU MENOLONG) MEREKA [atau yang menyelisihi mereka], sampai datang perimtah Allah dan mereka tetap berada dalam keadaan tersebut.”

[SHAHIH: HR. Muslim (no. 1920) dari Tsauban, tambahan dalam kurung yang pertama diriwayatkan oleh Al-Bukhari (no. 71) dan Muslim (III/1524) dari Mu’awiyah, dan yang kedua diriwayatkan oleh At-Tirmidzi (no. 2192) dan lainnya dari Qurrah bin Iyas Al-Muzani -radhiyallaahu ‘anhum-]

Jadi, memang ada orang yang membiarkan (tidak menolong) golongan ini; [padahal] DIA BAGIAN DARINYA, akan tetapi karena dia terkena setan-setan syubhat dan syahwat; (sehingga dia tidak mau membantunya-pent), maka orang semacam ini; tidak akan membahayakan (kelompok yang akan ditolong Allah) tersebut.

[Lihat: Al-Arba’uuna Hadiitsan Fid Da’wah Wad Du’aat (hlm. 23) karya Syaikh ’Ali bin Hasan Al-Halabi -hafizhaullaah-]

[5]- Syaikh Shalih bin Fauzan Al-Fauzan -hafizhahullaah- berkata:

“Kebenaran akan tetap ada, orang-orang yang berada diatasnya juga akan tetap ada; walaupun mereka sedikit pada sebagian zaman. Sungguh Allah tidak akan menyia-nyiakan kebenaran ini selama-lamanya…

Maka ini jaminan dari Allah -Jalla Wa ‘Alaa- bahwa kebenaran ini akan tetap ada dan bahwa Allah akan jadikan orang-orang yang melaksanakan dan menjaganya. Maka yang dikhawatirkan bukanlah hilangnya agama ini (karena agama ini akan tetap terjaga-pent), akan tetapi yang dikhawatirkan adalah diri kita sendiri, (yakni): kalau kita tidak mau berpegang kepada agama (yang benar) ini dan tidak mau bersabar diatasnya; maka (agama ini) akan diambil dari kita dan diberikan kepada orang lain.
Maka hendaknya kita mengkhawatirkan diri kita sendiri; agar agama ini tidak diambil dari kita dan diberikan kepada selain kita sehingga kita menjadi binasa.”

[It-haaful Qaari (II/36)]

Allah -Ta’aalaa- berfirman:

...وَإِنْ تَتَوَلَّوْا يَسْتَبْدِلْ قَوْمًا غَيْرَكُمْ ثُمَّ لا يَكُونُوا أَمْثَالَكُمْ

 “… Dan jika kamu berpaling (dari jalan yang benar); Dia akan menggantikan (kamu) dengan kaum yang lain, dan mereka tidak akan (durhaka) seperti kamu.” (QS. Muhammad: 38)

 [6]- Semoga pembahasan ini bisa juga menjadi renungan…bagi yang enggan berjuang di kampung halaman…dikarenakan telah terkena SYUBHAT…maupun SYAHWAT…dikarenakan merasa keberatan…atau kurang kesabaran…dibayangi angan-angan…atau karena ketergantungan.

Dakwah akan tetap berjalan…dan bukan tidak mungkin: kalian akan tergantikan…dengan orang-orang yang memang sudah Allah persiapkan…untuk melanjutkan kebenaran….

Allaahul Musta’aan…Wa ‘Alaihi Tuklaan…..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar