Senin, 27 Februari 2017

A. KESABARAN UNTUK MENANG…(Fiq-hul Waaqi’ 1)



A. KESABARAN UNTUK MENANG…(Fiq-hul Waaqi’ 1)

 [1]- Gangguan Dalam Dakwah Terkadang Sangat Memberatkan…

Allah Ta’aalaa berfirman:

حَتَّى إِذَا اسْتَيْئَسَ الرُّسُلُ وَظَنُّوا أَنَّهُمْ قَدْ كُذِبُوا جَاءَهُمْ نَصْرُنَا فَنُجِّيَ مَنْ نَشَاءُ وَلا يُرَدُّ بَأْسُنَا عَنِ الْقَوْمِ الْمُجْرِمِينَ

Sehingga apabila para rasul tidak mempunyai harapan lagi (tentang keimanan kaumnya) dan telah meyakini bahwa mereka telah didustakan; datanglah kepada para rasul itu pertolongan Kami, lalu diselamatkan orang-orang yang Kami kehendaki. Dan siksa Kami tidak dapat ditolak dari orang-orang yang berdosa.(QS. Yusuf: 110)

“Allah Ta’aalaa mengabarkan bahwa Dia mengutus para rasul yang mulia; maka mereka didustakan oleh kaum durhaka yang tidak tahu budi. Dan Allah Ta’aalaa mengulur mereka agar mau kembali kepada kebenaran, dan Allah terus memberikan tenggang waktu kepada mereka sampai hal itu memberatkan para rasul sampai pada puncaknya. Sampai para rasul tersebut -padahal mereka memiliki keyakinan yang sempurna dan sangat membenarkan janji Allah dan ancaman-Nya-; terkadang terlintas di hati mereka keterputus asa-an, serta sedikit kelemahan ilmu dan pembenaran. Maka, jika keadaan sudah mencapai hal semacam ini: “datanglah kepada para rasul itu pertolongan Kami”.”

[Taisiirul Kariimir Rahmaan (hlm. 407- cet. Muassasah ar-Risaalah)]

[2]- Kesabaran -disertai perencanaan- untuk meraih kemenangan

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sungguh, pada umat sebelum kalian: ada seorang laki-laki yang dibuatkan lubang di tanah untuknya, kemudian dia diletakkan di dalamnya, kemudian didatangkan gergaji lalu diletakkan di atas kepalanya; maka dia pun dibelah menjadi dua, dan (ada yang) disisir dengan sisir besi antara daging dan tulangnya; maka hal itu tidak menghalanginya dari agamanya. Demi Allah! Perkara (Islam) ini akan sempurna hingga seorang berkendara dari Shan’a sampai ke Hadhramaut tidak ada yang dia takuti kecuali Allah dan serigala (yang ditakutkan memakan) kambingnya. Akan tetapi sungguh, kalian terburu-buru.”

[Shahih: HR. Al-Bukhari (no. 6943)]

“Maka dalam (Hadits) ini terhadap dalil untuk bersabar atas gangguan musuh-musuh kaum muslimin, jika seseorang bersabar; niscaya dia akan menang...jika dia bersabar dan terus bersabar disertai dengan menempuh jalan yang bisa menyampaikan kepada maksud; akan tetapi tanpa mengejutkan dan tanpa provokasi, justru dengan cara yang tesusun rapi. Karena musuh-musuh kaum muslimin -baik munafikin maupun kaum kafirin-; mereka berjalan di atas cara-cara yang tetap dan teratur dan mereka pun berhasil.

Adapun orang-orang yang serampangan yang hanya terbawa emosi sampai membuat kejutan dan provokasi; maka terkadang mereka kehilangan banyak hal, dan terkadang mereka tergelincir sampai merusak apa yang telah mereka bangun -(itu pun) kalau mereka telah membangun sesuatu-…Karena sungguh (orang-orang kafir dan munafik) itu menunggu kesempatan untuk menjatuhkan orang-orang baik, mereka ingin memprovokasi agar (para ahli kebaikan) tersebut (terpancing) untuk melakukan sesuai yang mereka inginkan; sehingga menanglah mereka sembari mengatakan: “Inilah yang kami inginkan!” Sehingga terjadi kejelekkan (kekacauan) yang besar …

Maka engkau janganlah diam dari kejelekkan, akan tetapi (cara mengingkarinya) dengan keteraturan, perencanaan (yang matang), bagus dalam tindakan dan menunggu pertolongan dari Allah. Jangan bosan, karena perjalanan masih panjang. Terlebih lagi pada awal terjadinya fitnah (ujian), maka para pelaku fitnah tersebut berusaha sekuat tenaga untuk mencapai puncak yang mereka inginkan. Sehingga (tugasmu adalah): putuslah jalan mereka (agar mereka tidak mencapai puncaknya), kuatkanlah kesabaran melebihi mereka, dan buatlah strategi yang lebih handal dari mereka. Karena para musuh tersebut membuat makar (tipu daya), dan Allah pun membuat tipu daya (untuk membalas mereka), sedangkan Allah adalah sebaik-baik pembalas tipu daya.”

[Syarh Riyaadhish Shaalihiin (I/252-254) karya Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullaah]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar