A. KESABARAN UNTUK MENANG…(Fiq-hul Waaqi’
1)
[1]- Gangguan
Dalam Dakwah Terkadang Sangat Memberatkan…
Allah Ta’aalaa berfirman:
حَتَّى إِذَا اسْتَيْئَسَ الرُّسُلُ وَظَنُّوا أَنَّهُمْ قَدْ
كُذِبُوا جَاءَهُمْ نَصْرُنَا فَنُجِّيَ مَنْ نَشَاءُ وَلا يُرَدُّ بَأْسُنَا عَنِ
الْقَوْمِ الْمُجْرِمِينَ
“Sehingga apabila para rasul tidak mempunyai harapan lagi (tentang
keimanan kaumnya) dan telah meyakini bahwa mereka telah didustakan; datanglah
kepada para rasul itu pertolongan Kami, lalu diselamatkan orang-orang yang Kami
kehendaki. Dan siksa Kami tidak dapat ditolak dari orang-orang yang berdosa.” (QS. Yusuf: 110)
“Allah Ta’aalaa
mengabarkan bahwa Dia mengutus para rasul yang mulia; maka mereka didustakan
oleh kaum durhaka yang tidak tahu budi. Dan Allah Ta’aalaa mengulur
mereka agar mau kembali kepada kebenaran, dan Allah terus memberikan tenggang
waktu kepada mereka sampai hal itu memberatkan para rasul sampai pada
puncaknya. Sampai para rasul tersebut -padahal mereka memiliki keyakinan yang
sempurna dan sangat membenarkan janji Allah dan ancaman-Nya-; terkadang
terlintas di hati mereka keterputus asa-an, serta sedikit kelemahan ilmu dan
pembenaran. Maka, jika keadaan sudah mencapai hal semacam ini: “datanglah kepada para rasul itu pertolongan Kami”.”
[Taisiirul
Kariimir Rahmaan (hlm. 407- cet. Muassasah ar-Risaalah)]
[2]- Kesabaran
-disertai perencanaan- untuk meraih kemenangan
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sungguh, pada umat sebelum kalian: ada seorang laki-laki yang dibuatkan lubang
di tanah untuknya, kemudian dia diletakkan di dalamnya, kemudian didatangkan
gergaji lalu diletakkan di atas kepalanya; maka dia pun dibelah menjadi dua,
dan (ada yang) disisir dengan sisir besi antara daging dan tulangnya; maka hal
itu tidak menghalanginya dari agamanya. Demi Allah! Perkara (Islam) ini akan
sempurna hingga seorang berkendara dari Shan’a sampai ke Hadhramaut tidak ada
yang dia takuti kecuali Allah dan serigala (yang ditakutkan memakan)
kambingnya. Akan tetapi sungguh, kalian terburu-buru.”
[Shahih: HR. Al-Bukhari (no. 6943)]
“Maka dalam (Hadits) ini terhadap dalil untuk bersabar atas
gangguan musuh-musuh kaum muslimin, jika seseorang bersabar; niscaya dia akan
menang...jika dia
bersabar dan terus bersabar disertai dengan menempuh jalan yang bisa
menyampaikan kepada maksud; akan tetapi tanpa mengejutkan dan tanpa provokasi,
justru dengan cara yang tesusun rapi. Karena musuh-musuh kaum muslimin -baik
munafikin maupun kaum kafirin-; mereka berjalan di atas cara-cara yang tetap
dan teratur dan mereka pun berhasil.
Adapun orang-orang
yang serampangan yang hanya terbawa emosi sampai membuat kejutan dan provokasi;
maka terkadang mereka kehilangan banyak hal, dan terkadang mereka tergelincir
sampai merusak apa yang telah mereka bangun -(itu pun) kalau mereka telah
membangun sesuatu-…Karena sungguh (orang-orang kafir dan munafik) itu menunggu
kesempatan untuk menjatuhkan orang-orang baik, mereka ingin memprovokasi agar
(para ahli kebaikan) tersebut (terpancing) untuk melakukan sesuai yang mereka
inginkan; sehingga menanglah mereka sembari mengatakan: “Inilah yang kami
inginkan!” Sehingga terjadi kejelekkan (kekacauan) yang besar …
Maka engkau
janganlah diam dari kejelekkan, akan tetapi (cara mengingkarinya) dengan
keteraturan, perencanaan (yang matang), bagus dalam tindakan dan menunggu
pertolongan dari Allah. Jangan bosan, karena perjalanan masih panjang. Terlebih
lagi pada awal terjadinya fitnah (ujian), maka para pelaku fitnah tersebut
berusaha sekuat tenaga untuk mencapai puncak yang mereka inginkan. Sehingga
(tugasmu adalah): putuslah jalan mereka (agar mereka tidak mencapai puncaknya),
kuatkanlah kesabaran melebihi mereka, dan buatlah strategi yang lebih handal
dari mereka. Karena para musuh tersebut membuat makar (tipu daya), dan Allah
pun membuat tipu daya (untuk membalas mereka), sedangkan Allah adalah
sebaik-baik pembalas tipu daya.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar