Senin, 27 Februari 2017

89- POLITIK DISERAHKAN KEPADA PARA MUJTAHID



POLITIK DISERAHKAN KEPADA PARA MUJTAHID

Syaikh ‘Abdul Malik bin Ahmad Ar-Ramadhani -hafizhahullaah- berkata:

Politik Syar’i Dikhususkan Untuk Para Ulama Mujtahid

Ini hanya pembahasan sekilas; karena asli pem-bahasan saya adalah tentang syarat-syarat orang yang boleh berfatwa tentang Politik kontemporer.

(Maka) saya khsususkan satu syarat saja karena ini yang paling penting, dan karena sungguh, umumnya orang-orang yang bergelut di medan ini tidak mengindahkannya.

Imam Ibnul Qayyim rahimahullaah berkata:

“Ulama yang menguasai Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya serta perkataan para Shahabat; maka dialah Mujtahid dalam Nawaazil (perkara-perkara kontem-porer)…Maka jenis (ulama) inilah yang boleh berfatwa dan boleh dimintai fatwa serta dengan mereka terlaksana kewajiban ijtihad. Dan merekalah yang disabdakan oleh Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam:

إِنَّ اللهَ يَبْعَثُ لِـهٰذِهِ الأُمَّةِ عَلَى رَأْسِ كُلِّ مِائَةِ سَنَةٍ: مَنْ يُـجَدِّدُ لَـهَا دِيْنَهَا

“Sungguh, Allah akan memunculkan untuk umat ini setiap seratus tahun: orang yang memperbaharui agama mereka.” [Shahih: HR. Abu Dawud (no. 4291), dan lainnya. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani rahimahullaah dalam Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahiihah (no. 599)].”

[I’laamul Muwaqqi’iin (hlm. 900- cet. Daar Thayyibah)]

Saya (Syaikh ‘Abdul Malik) berkata: (yang dimaksud Imam Ibnul Qayyim) yakni (ulama) yang sudah mencapai derajat Mujtahid…

Maka perhatikanlah ilmu ini! Dan perhatikanlah ketelitian ini; yang kalau kaum muslimin bersemangat untuk mewujudkannya; tentulah mereka bisa menjaga agama ini dari permainan anak-anak (da’i-da’i) muda…

Maka kenapa kalian -wahai para pemuda!- bergelimpangan di panggung politik, hati kalian tergoda dengannya, dan dari berbagai penjuru kalian mendatangi majlis-majlis politik, seakan-akan itu merupakan hak kalian, dan seolah ahli politik sejati belum diciptakan untuk kalian?!

Maka yang lebih pantas bagi kalian adalah: Mempelajari Al-Qur’an dan As-Sunnah semampu kalian, dan (mempelajari) apa yang wajib atau disunnahkan atas kalian, karena itu lebih meneguhkan kalian di atas ke-istiqamah-an, dan lebih menjamin kalian agar sampai ke tujuan.

Allah Ta’aalaa berfirman:

... وَلَوْ أَنَّهُمْ فَعَلُوا مَا يُوعَظُونَ بِهِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ وَأَشَدَّ تَثْبِيتًا

“…Dan sekiranya mereka benar-benar melaksana-kan pelajaran yang diberikan kepada mereka; niscaya itu lebih baik bagi mereka dan lebih menguatkan (iman mereka).” (QS. An-Nisaa’: 66).”

[Madaarikun Nazhar Fis Siyaasah (hlm. 138-139-cet. I)]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar