BANYAKNYA MASSA/PENGIKUT
BUKAN UKURAN KEBENARAN
“Sungguh tidak boleh
bagi seorang muslim yang beriman kepada
Allah dan Hari Akhir: Menjadikan banyaknya masa/pengikut sebagai ukuran
kebenaran, dan tidak boleh bagi seorang yang berakal untuk tertipu dengan apa
yang dilakukan oleh orang-orang awam di berbagai penjuru negeri kaum muslimin.
Karena kebenaran bukan
dilihat dari banyaknya orang yang melakukan dan mengamalkan dan bukan pula
dengan banyaknya pengikut.
Allah -Ta’aalaa- berfirman:
وَإِنْ تُطِعْ أَكْثَرَ مَنْ فِي الْأَرْضِ يُضِلُّوكَ
عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ...
“Dan jika
engkau menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka
akan menyesatkanmu dari jalan Allah…” (QS. Al-An’aam: 116)
Hal itu
dikarenakan tidak ada satu pun dari masalah (agama); melainkan ada hukumnya
dalam Islam dan ada solusi syar’i yang
(kita) wajib untuk berpulang kepadanya.
Dan
hadits-hadits tentang larangan berpecah-belah -yang Rasul jelaskan- dengan
tegas menyebutkan bahwa kelompok-kelompok mencapai tujuh puluh tiga firqah;
semuanya di Neraka kecuali satu. Maka ini adalah dalil yang paling baik dan
paling jelas untuk melawan orang-orang yang memfokuskan (dakwah) pada
pengumpulan umat tanpa dilandasi asas ‘Aqidah dan Sunnah; yang mana tujuan
mereka hanyalah kuantitas dan banyaknya masa/pengikut tanpa landasan satu asas
dan satu jalan.
Maka ini
adalah cara yang secara lahiriyah menampakkan persatuan dan perkumpulan, akan
tetapi pada hakikatnya ini merupakan jalan perpecahan. Karena jalan-jalan,
semboyan-semboyan dan pendapat-pendapat tersebut, jika tidak tegak di atas
‘Aqidah dan Sunnah; maka ujungnya adalah perpecahan, bercerai-berai dan
perselisihan.
Maka,
jalannya hanyalah satu, Sunnah itu satu; dengan mengikutinya akan mendapat
petunjuk, dan dengan menyelisihinya akan sesat.”
[Usus Manhaj as-Salaf
Fid Da’wah Ilallaah (hlm. 94), karya Syaikh Fawwaz As-Suhaimi -hafizhahullaah-]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar