WASIAT ‘ALI BIN ABI
THALIB -radhiyallaahu ‘anhu- KEPADA KUMAIL BIN ZIYAD
عَنْ كُمَيْلِ بْنِ زِيَادٍ النَّخَعِيِّ، قَالَ: قَالَ
عَليُّ بْنُ أَبِـيْ طَالِبٍ –رضي الله عنه-:
Dari Kumail bin Ziyad
An-Nakhaa-‘i, dia berkata: ‘Ali bin Abi Thalib -radhiyallaahu ‘anhu- berkata:
يَا كُمَيْلُ بْنَ زِيَادٍ، اِحْفَظْ مَا أَقُوْلُ لَكَ:
اَلْقُلُوْبُ أَوْعِيَةٌ؛ خَيْرُهَا أَوْعَاهَا.
“Wahai Kumail bin
Ziyad! Hafalkan apa yang akan aku sampaikan kepadamu: Hati itu seperti bejana,
yang paling baik adalah yang paling bisa menampung.
اَلنَّاسُ ثَلَاثَةٌ: [١]فَـعَالِـمٌ رَبَّانِــيٌّ،
[٢]وَمُتَعَلِّمٌ عَلَى سَبِيْلِ نَـجَاةٍ، [٣]وَهَـمَجٌ رَعَاعٌ أَتْبَاعُ كُلِّ
نَاعِقٍ يَـمِيْلُوْنَ مَعَ كُلِّ رِيْحٍ؛ لَـمْ يَسْتَضِيْئُوْا بِنُوْرِ
الْعِلْمِ وَلَـمْ يَلْجَأُوْا إِلَى رُكْنٍ وَثِيْقٍ.
“Manusia terbagi
menjadi tiga golongan:
1.
‘Aalim
Rabbaaniyy (ulama rabbani).
2.
Penuntut ilmu
yang berada diatas jalan keselamatan.
3.
Manusia bodoh
yang mengikuti setiap seruan, condong mengikuti setiap angin, tidak mempunyai
cahaya ilmu dan tidak bersandar kepada tiang yang kokoh.
اَلْعِلْمُ خَيْرٌ مِنَ الْمَالِ: اَلْعِلْمُ يَـحْرُسُكَ وَأَنْتَ تَـحْرُسُ الْمَالَ، اَلْعِلْمُ يَزْكُـوْ عَلَى الْعَمَلِ وَالْمَالُ
تُنْقِصُهُ النَّفَقَةُ، اَلْعِلْمُ حَاكِمٌ وَالْمَالُ مَـحْكُوْمٌ عَلَيْه، وَصَنِيْعَةُ الْمَالِ تَزُوْلُ بِزَوَالِهِ، مَـحَبَّةُ الْعَالِـمِ دِيْنٌ يُدَانُ بِـهَا، تُكْسِبُهُ الطَّاعَةَ فِـيْ حَيَاتِهِ وَجَـمِيْلَ
الْأُحْـدُوْثَـةِ بَعْدَ مَـوْتِـهِ، مَـاتَ خُزَّانُ الْأَمْوَالِ وَهُمْ أَحْيَاءٌ، اَلْعُلَمَاءُ
بَاقُوْنَ مَا بَقِيَ الدَّهْرُ؛ أَعْيَانُـهُمْ مَفْقُوْدَةٌ وَأَمْثَالُـهُم فِي
الْقُلُوْبِ مَوْجُوْدَةٌ.
Ilmu lebih baik dari
harta (dilihat dari beberapa segi-pent):
-
Ilmu akan
menjagamu, sedangkan harta; engkaulah yang menjaganya.
-
Ilmu bertambah
dengan amal (infak), sedangkan harta akan berkurang jika digunakan.
-
Ilmu merupakan
hakim, dan harta-lah yang dihakimi.
-
Bekas dari
harta akan hilang dengan hilangnya harta tersebut.
-
Cinta kepada
orang yang berilmu termasuk bagian dari agama.
-
Orang yang
berilmu akan ditaati semasa hidupnya (disebabkan ilmunya) dan akan menjadi
pembicaraan yang baik setelah wafatnya.
-
Para penimbun
harta telah mati walaupun badan mereka masih hidup, adapun para ulama; maka
mereka akan tetap ada selama waktu masih berjalan; diri-diri mereka telah
hilang akan tetapi gambaran mereka masih ada dalam hati manusia.
هَا! إِنَّ هَا هُنَا -وَأَوْمَأَ بِيَدِهِ إِلَى
صَدْرِهِ- عِلْمًا.
Disini -dalam dada(ku)-
ada ilmu.
لَوْ أَصَبْتُ لَهُ حَـمَلَةً، بَلَى أَصَبْتُهُ
[١]لَـقِـنًا غَيْرَ مَأْمُوْنٍ عَلَيْهِ، يَسْتَعْمِلُ آلَةَ الدِّيْنَ
لِلدُّنْيَا، يَسْتَظْهِرُ بِنِعَمِ اللهِ عَلَى عِبَادِهِ، وَيُـحْجِجُهُ عَلَى
كِتَابِهِ، [٢]أَوْ مُنْقَادًا لِأَهْلِ الْـحَقِّ، لَا بَصِيْرَةَ لَهُ فِـيْ
إِحْياَئِهِ؛ يَقْتَدِحُ الشَّكُّ فِـيْ قَلْبِهِ بِأَوَّلِ عَارِضٍ مِنْ
شُبْهَةٍ، لَا ذَا وَلَا ذَاكَ، [٣]أَوْ مَنْهُوْمًا بِاللَّذَّةِ سَلِسَ
الْقِيَادِ لِلشَّهَوَاتِ، [٤]أَوْ مُغْرًى بِـجَمْعِ الْأَمْوَالِ
وَالْاِدِّخَارِ، لَيْسَا مِنْ دُعَاةِ الدِّيْنِ؛ أَقْرَبُ شَبَهًا بِـهِمَا:
اَلْأَنْعَامُ السَّائِمَةُ.
Seandainya aku dapati
orang yang mau mengembannya. Ya, sudah aku dapatkan (empat golongan jelek yang
membawa ilmu-pent):
1.
Orang cerdik
tetapi tidak bisa dipercaya, dia gunakan agama untuk mencari dunia,
menyombongkan (diri dengan) nikmat-nikmat Allah kepada hamba-hamba-Nya dan
lebih mengedepankan ilmunya atas Al-Qur’an.
2.
Orang yang
berada dibelakang ahli ilmu, akan tetapi dia sendiri tidak punya bashiirah
(ilmu yang memadai) untuk bisa menghidupkan kebenaran, dan keraguan akan
merusak hatinya hanya dengan sedikit syubhat yang pertama kali mengenainya.
Bukan ini dan bukan
pula itu (yang pantas mengemban ilmu-pent).
3.
Orang yang sangat
tergila-gila denga kelezatan dan mudah sekali tunduk kepada syahwat.
4.
Orang yang
sangat rakus dalam mengumpulkan dan menimbun harta.
Keduanya juga bukan
termasuk da’i yang mengajak kepada agama. Bahkan lebih mirip dengan binatang
ternak.
كَذٰلِكَ يَـمُوْتُ الْعِلْمُ بِـمَوْتِ حَامِلِيْهِ.
Demikianlah, ilmu mati
dengan wafatnya para (ulama yang) membawa (ilmu) tersebut.
اَللّٰهُمَّ بَلَى، لَنْ تَـخْلُوَ الْأَرْضُ مِنْ
قَائِمٍ لِلَّه بِـحُجَّةٍ، لِكَيْ لَا تَبْطُلُ حُجَجُ اللهِ وَبَـيِّـنَاتُهُ.
Akan tetapi bumi ini
tidak akan kosong dari orang yang menegakkan hujjah milik Allah, agar
hujjah-hujjah dan bukti-bukti Allah tidak lenyap.
أُوْلٰئِكَ الْأَقَلُّوْنَ عَدَدًا؛ اَلْأَعْظَمُوْنَ
عِنْدَ اللهِ قَدْرًا، بِـهِمْ يِدْفَعُ اللهُ عَنْ حُجَجِهِ؛ حَتَّى يُؤَدُّوْهَا
إِلَى نُظَرَائِهِمْ وَيَزْرَعُوْهَا فِـيْ قُلُوْبِ أَشْبَاهِهِمْ.
Mereka jumlahnya
sedikit akan tetapi kedudukannya besar disisi Allah, dengan (sebab) mereka
Allah membela hujjah-hujjah-Nya; hingga mereka sampaikan kepada orang-orang yang
semisal dengan mereka, dan mereka tanamkan kedalam hati orang-orang yang serupa
dengan mereka.
هَجَمَ بِـهِمُ الْعِلْمُ عَلَى حَقِيْقَةِ الْأَمْرِ،
فَاسْتَلَانُوْا مَا اسْتَوْعَرَ مِنْهُ الْمُتْرَفُوْنِ، وَأَنِسُوْا بِـمَا
اسْتَوْحَشَ مِنْهُ الْـجَاهِلُوْن، وَصَاحَبُوا الدُّنْيَا بِأَبْـدَانٍ
أَرْوَاحُهَا مُعَلَّقَةٌ بِالْمَحْمَلِ الْأَعْلَى، هَا هَا شَوْقًا إِلَى
رُؤْيَـتِهِمْ.
Ilmu menembus mereka
secara hakiki, sehingga terasa lunak bagi mereka hal-hal yang keras bagi
orang-orang kaya, mereka merasa senang dengan hal-hal yang orang-orang bodoh
merasa asing dengannya, mereka hidup didunia dengan badan-badan mereka;
sedangkan jiwa mereka tergantung dengan akhirat. Sungguh, (aku) rindu ingin
melihat mereka.”
[Diriwayatkan
oleh Al-Khathib Al-Baghdadi dalam kitabnya: al-Faqiih wal Mutafaqqih
(no. 176) dan diriwayatkan juga oleh yang lainnya]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar