COBALAH
BERFIKIR SEBELUM MENCINTAI ….
[1]- Secara garis besar; cinta itu terbagi menjadi dua:
- Cinta Yang Bermanfa’at.
- Cinta Yang Ber-mudharat (mendatangkan bahaya).
Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah -rahimahullaah- berkata:
“Cinta yang bermanfa’at ada tiga jenis:
(1) cinta kepada Allah,
(2) cinta karena Allah, dan
(3) cinta kepada sesuatu yang bisa membantu untuk taat kepada Allah
dan menjauhi kemaksiatan kepada-Nya.
Cinta yang bermudharat (juga) ada tiga jenis:
(1) cinta (kepada selain Allah) bersama (cinta kepada) Allah
(mahabbah syirkiyyah = cinta yang syirik),
(2) cinta kepada sesuatu yang di benci Allah, dan
(3) cinta kepada sesuatu yang bisa memutuskan kecintaan kepada
Allah atau bisa mengurangi kecintaan tersebut.
Inilah 6 (enam) macam (cinta) yang menjadi poros
kecintaan-kecintaan para makhluk.”
[Ighaatsatul Lahfaan (hlm. 402-Mawaaridul Amaan)]
[2]- Cinta Karena Allah, yaitu: Cinta kepada apa-apa yang dicintai
Allah dan cinta kepada orang-orang yang dicintai oleh Allah. Ini temasuk
kesempurnaan iman.
Para ulama menjelaskan cinta jenis ini dalam pembahasan mereka
tentang Al-Wala’ dan Al-Bara’.
Al-Wala’ artinya: Penyesuaian diri seorang hamba terhadap apa yang
disukai dan diridhai Allah, berupa perkataan, perbuatan, kepercayaan
(keyakinan), dan orang.
Al-Bara’ artinya: Penyesuaian diri seorang hamba terhadap apa yang
dibenci dan dimurkai Allah, berupa perkataan, perbuatan, kepercayaan
(keyakinan), dan orang.
Dari sini kemudian kaitan-kaitan Al-Wala’ dan Al-Bara’ dibagi
menjadi empat:
1. Perkataan, maka dzikir dicintai Allah, sedangkan mencela dan
memaki dibenci Allah.
2. Perbuatan; shalat, puasa, zakat, sedekah, berbuat kebajikan, dan
mengerjakan sunnah-sunnah Rasul -shallallaahu ‘alaihi wa sallam- dicintai Allah
sedangkan zina, minum khamr, berbuat syirik, dan berbuat bid’ah dibenci Allah.
3. Kepercayaan (keyakinan); iman dan tauhid dicintai Allah sedang
kufur dan syirik dibenci Allah.
4. Orang; orang-orang yang shalih, para nabi dan rasul dicintai
Allah sedangkan orang-orang kafir, musyrik, dan munafiq dibenci Allah.
[Lihat:
Prinsip Dasar Islam (hlm. 221-223) karya Ustadz Yazid bin ‘Abdul Qadir Jawas
-hafizhahullaah-]
[3]- Cinta Secara Tabi’at, yaitu: Kecenderungan seorang manusia
kepada sesuatu yang sesuai dengan tabiatnya, seperti: seorang yang haus; cinta
kepada air minum, orang yang lapar; cinta kepada makanan, orang yang mengantuk;
cinta kepada tidur, atau kecintaan seseorang kepada istri dan anaknya.
Maka kecintaan seperti ini -pada asalnya- adalah tidak tercela,
kecintaan seperti ini bisa tercela jika melalaikan dari berdzikir kepada Allah
dan menyibukkan diri dari kecintaan kepada-Nya. Allah -Subhaanahu Wa Ta’aalaa- berfirman:
قُلْ إِنْ كَانَ آبَاؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ وَإِخْوَانُكُمْ
وَأَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَارَةٌ
تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَا أَحَبَّ إِلَيْكُمْ مِنَ اللَّهِ
وَرَسُولِهِ وَجِهَادٍ فِي سَبِيلِهِ فَتَرَبَّصُوا حَتَّى يَأْتِيَ اللَّهُ
بِأَمْرِهِ وَاللَّهُ لا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ
“Katakanlah, “Jika bapak-bapakmu, anak-anakmu, saudara-saudaramu,
istri-istrimu, keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perdagangan yang
kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai,
lebih kamu cintai daripada Allah dan rasul-Nya serta berjihad di jalan-Nya,
maka tunggulah sampai Allah memberikan keputusan-Nya.” Dan Allah tidak
memberikan petunjuk kepada orang-orang fasik.” (QS. At-Taubah: 24)
Termasuk kecintaan yang tercela adalah kecintaan yang bisa
memutuskan kecintaan kepada Allah atau menguranginya.
[4]- Setelah memahami pembahasan di atas; maka hendaknya kita berfikir ulang sebelum bergabung dengan perkumpulan yang
berkaitan dengan cinta kepada suatu hal: apakah itu masuk kepada Cinta
Yang Bermanfa’at atau Cinta Yang Ber-mudharat (mendatangkan bahaya)?
Sebagai seorang Salafi; maka perhatikanlah sabda Nabi dan sikap
Salaf berikut ini dalam masalah
cinta-mencintai:
Dari Anas bin Malik -radhiyallaahu ‘anhu-, dia berkata: Datang
seorang laki-laki kepada Rasulullah -shallallaahu ‘alaihi wa sallam- dan
berkata: Wahai Rasulullah, kapankah Hari Kiamat? Maka beliau bersabda: “Apakah
yang telah engkau persiapkan untuk menghadapinya?” Orang itu menjawab: Cinta
kepada Allah dan Rasul-Nya. Beliau bersabda: “Sungguh, engkau bersama yang
engkau cintai.”…
Anas berkata: Aku cinta kepada Allah, Rasul-Nya, Abu Bakar dan
‘Umar, maka aku berharap bisa bersama mereka; walaupun amalanku tidak seperti
mereka.
[HR. Muslim (no. 2639 (163))]
[5]- Sekali lagi, janganlah kita salah dalam memilih siapa yang
akan kita cintai!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar