DAKWAH
TAUHID
[1]- Dari
Rabi’ah bin ‘Ibad Ad-Dili -radhiyallaahu ‘anhu- seorang Shahabat yang mengalami
masa Jahiliyyah, kemudian masuk Islam-, dia berkata: Saya telah melihat
Rasulullah -shallallaahu ‘alaihi wa sallam- dengan mata kepalaku di pasar Dzul
Majaz, beliau bersabda:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ
قُولُوا: لا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، تُفْلِحُوا
“Wahai manusia!
Katakanlah Laa Ilaaha Illallaah; niscaya kalian akan beruntung.”
Dalam riwayat
lain: Saya telah melihat Rasulullah -shallallaahu ‘alaihi wa sallam-
berkeliling di Mina di tempat-tempat mereka -sebelum beliau Hijrah ke Madinah-
beliau bersabda:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ، إِنَّ
اللهَ عَزَّ وَجَلَّ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تَعْبُدُوهُ، وَلا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا
“Wahai manusia!
Sesungguhnya Allah -‘Azza Wa Jalla- memerintahkan kepada kalian untuk beribadah
kepada-Nya dan tidak mempersekutukan-Nya dengan suatu apa pun.”
Dia (Rabi’ah)
berkata: Dan dibelakangnya ada laki-laki yang berkata: “Orang ini menyuruh
kalian untuk meninggalkan agama nenek moyang kalian!” Maka aku bertanya tentang
orang ini, dan ada yang menjawab: Ini Abu Lahab.
[SHAHIH: HR.
Ahmad (no. 15915 & 18905- cet. Daarul Hadiits) dan Ath-Thabrani dalam
“Al-Mu’jamul Kabiir” (V/61). Riwayat kedua diriwayatkan oleh ‘Abdullah bin Imam
Ahmad (no. 160244-cet. Muassasah Ar-Risaalah) dan Ath-Thabrani dalam
“Al-Mu’jamul Kabiir” (V/61). Hadits ini juga diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah
(no. 159) dari Shahbat lain]
[2]- “Sungguh,
beliau (Rasulullah) -‘alaihish shalaatu was salaam- memulai (Dakwah) dengan apa
yang para nabi memulai dengannya, dan bertolak seperti mereka dengan Dakwah
mereka: berupa ‘AQIDAH TAUHID, berdakwah mengajak kepada mengikhlaskan ibadah
hanya kepada Allah saja, (Dakwah kepada) Laa Ilaaha Illaallaah, Muhammad
Rasuulullaah.
Mungkinkah
dibayangkan dari beliau -atau dari salah seorang dari para nabi-: untuk memulai
(Dakwah) bukan dari pondasi yang agung ini yang merupakan prinsip risalah
-secara keseluruhan- yang paling utama…
MAKA, TIDAK
KITA DAPATKAN:
1- SEORANG NABI
PUN YANG MEMULAI DAKWAHNYA DENGAN TASHAWWUF,
2- ATAU (NABI)
LAIN: DENGAN FILSAFAT DAN ILMU KALAM,
3- ATAU
(NABI-NABI) YANG LAIN LAGI: DENGAN POLITIK,
[4- ATAU DENGAN
MASALAH RUMAH TANGGA DAN PERCINTAAN].
BAHKAN KITA
DAPATKAN MEREKA SEMUA MENEMPUH MANHAJ (JALAN) YANG SATU DAN PRIORITAS YANG
SATU: DENGAN MENTAUHIDKAN ALLAH -PERTAMA KALI- UNTUK DERAJAT YANG PERTAMA.”
[Manhajul
Anbiyaa’ Fid Da’wah Ilallaah Fiihil Hikmah Wal ‘Aql (hlm. 72-73 & 123-124),
dan tambahan dalam kurung [ ] adalah dari saya]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar