Senin, 27 Februari 2017

H. PENISTAAN TERHADAP AGAMA (Fiq-hul Waaqi’ 8)



H. PENISTAAN TERHADAP AGAMA (Fiq-hul Waaqi’ 8)

[1]- Penistaan Terjadi Sejak Zaman Dahulu

Allah Ta’aalaa berfirman:

وَلَقَدِ اسْتُهْزِئَ بِرُسُلٍ مِنْ قَبْلِكَ فَحَاقَ بِالَّذِينَ سَخِرُوا مِنْهُمْ مَا كَانُوا بِهِ يَسْتَهْزِئُونَ

Dan sungguh, beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad) telah diperolok-olokkan; sehingga turun-lah adzab kepada orang-orang yang mencemoohkan itu sebagai balasan olok-olokkan mereka. (QS. Al-An’aam: 10)

Allah Ta’aalaa berfirman:

وَإِذَا نَادَيْتُمْ إِلَى الصَّلاةِ اتَّخَذُوهَا هُزُوًا وَلَعِبًا ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ قَوْمٌ لا يَعْقِلُونَ

Dan apabila kamu menyeru untuk (melaksanakan) Shalat (mengumandangkan adzan); mereka menjadi-kannya sebagai bahan ejekan dan permainan. Yang demikian itu adalah karena mereka orang-orang yang tidak mengerti.(QS. Al-Maa-idah: 58)

[2]- Perlawanan Dilakukakan Setelah Mengukur Kekuatan

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullaah berkata:

“Apabila kaum muslimin di suatu negeri dalam kondisi lemah atau pada masa lemah; maka hendaklah mereka mengamalkan ayat-ayat yang berisi perintah untuk bersabar, berlapang dada, dan memberikan ma’af kepada Ahlul Kitab dan kaum musyrikin yang menyakiti Allah dan Rasul-Nya. Dan orang-orang yang memiliki kekuatan; maka hendaklah mereka mengamal-kan ayat-ayat yang berisi perintah untuk memerangi gembong-gembong kekafiran yang menghujat agama, dan (hendaklah) mengamalkan ayat yang berisi perintah memerangi Ahlul Kitab hingga mereka membayar jizyah (pajak) dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk.”.

[Ash-Shaarimul Masluul (hlm. 221- tahqiiq Muhammad Muhyiddin ‘Abdul hamid)]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar