Senin, 27 Februari 2017

99- YANG SALAF TAKUTKAN…



YANG SALAF TAKUTKAN…

[1]- Rasulullah -shallallaahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:

مَا مِنْ عَبْدٍ مُؤْمِنٍ إِلاَّ وَلَهُ ذَنْبٌ يُعْتَادُهُ الْفَيْنَةَ بَعْدَ الْفَيْنَةِ، أَوْ ذَنْبٌ هُوَ مُقِيْمٌ عَلَيْهِ؛ لاَ يُفَارِقُهُ حَتَّى يُفَارِقَ الدُّنْيَا، إِنَّ الْمُؤْمِنَ خُلِقَ مُفَتَّـنًا تَوَّابًا نَسَّاءً، إِذَا ذُكِّرَ؛ ذَكَرَ

“Tidaklah seorang hamba mukmin; melainkan dia memiliki sebuah dosa yang sekali-kali dia lakukan, atau dosa yang terus dia lakukan dan tidak ditinggalkan sampai dia (mati) meninggalkan dunia. Sungguh, mukmin itu diciptakan dengan banyak ujian (musibah dan kemaksiatan-pent), sering bertaubat (dari dosa); akan tetapi juga banyak lupa (sehingga kembali pada dosanya-pent), jika diingatkan; maka dia akan ingat (sehingga kembali bertaubat-pent).”

[HR. AthThabrani, dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani -rahimahullaah-. Lihat Ash-Shahiihah (no. 2276)]

[2]- Rasulullah -shallallaahu ‘alaihi wa sallam- juga bersabda:

...إِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْـجَــنَّـةِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ، فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ، فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ، فَيَدْخُلُهَا...

“…Sungguh, salah seorang di antara kalian benar-benar beramal dengan amalan penduduk Surga, sampai jarak antara dia dengan Surga tinggal sehasta, akan tetapi dia didahului oleh catatan takdir, kemudian dia beramal dengan amalan penduduk Neraka, maka dia pun memasuki Neraka…”

[Muttafaqun ‘Alaihi: HR. Al-Bukhari (no. 3208, 3332, 6594, & 7454) dan Muslim (no. 2643)]

[3]- Imam Ibnu Rajab Al-Hanbali -rahimahullaah- berkata:

“Suu-ul Khaatimah (akhir kehidupan yang jelek) adalah disebabkan sesuatu yang terpendam dalam diri hamba YANG TIDAK DIKETAHUI MANUSIA; apakah dari segi amal kejelekkan ataupun yang semisalnya. Maka hal itulah yang menyebabkan Suu-ul Khaatimah ketika kematian…

Intinya: akhir kehidupan merupakan warisan dari (amal perbuatan) yang sebelumnya (telah dilakukan)…

Dari sinilah: para Shahabat dan orang-orang setelah mereka dari para Salafush Shalih; mereka sangat takut kemunafikan menimpa mereka. Maka seorang mukmin takut kalau tertimpa nifak ashghar (kecil), takut kalau hal itu mendominasi menjelang kematian; sehingga mengantarkan kepada nifak akbar (besar).

Maka, hal jelek yang tersembunyi akan menyebabkan Suu-ul Khatimah.

(Oleh karena itulah) Nabi -shallallaahu ‘alaihi wa sallam- memperbanyak do’a agar diberi ketetapan (ke-istiqamah-an).”

[Jaami’ul ‘Uluum wal Hikam (hlm. 94-95- Iiqaazhul Himam)]

[4]- Do’a Agar Diberikan Ketetapan Hati (Lihat Do’a & Wirid (hlm. 336- cetakan ke-30) karya Fadhilatul Ustadz Yazid bin ‘Abdul Qadir Jawas -hafizhahullaah-)

اَللّٰهُمَّ مُصَرِّفَ الْقُلُوْبِ، صَرِّفْ قُلُوْبَنَا عَلَى طَاعَتِكَ

“Ya Allah, yang mengarahkan hati; arahkanlah hati-hati kami untuk taat kepada-Mu.”

[Shahih: HR. Muslim (no. 2654)]

يَا مُقَلِّبَ القُلُوْبِ، ثَبِّتْ قَلْبِيْ عَلَى دِيْنِكَ

“Wahai Rabb yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku pada agama-Mu.”

[Shahih: HR. At-Tirmidzi (no. 3522) dan Ahmad (VI, 302 & 315), dari Ummu Salamah radhiyallaahu ‘anhaa, dan dia berkata: “Do’a ini adalah do’a Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam yang paling banyak dibaca oleh beliau.”]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar