MUQADDIMAH (AL-MAQAALAAT 2)
“Beberapa masa telah aku lalui, dan telah
banyak pengalaman yang aku dapati, banyak orang yang telah hilang [dari jalan
ini] dan muncul juga orang-orang [baru yang menggantikan mereka ini], aku telah
melihat dan aku telah mendengar, aku terkadang meridhai dan aku juga terkadang
memurkai, dan aku pun mendapatkan ilmu tentang “pergulatan” yang sebelumnya
tidak kuketahui!
Maka, sudah menjadi keharusan bagiku: untuk
tidak ragu dan tidak pula mundur, (tidak) sembunyi-sembunyi dan tidak pula
berpura-pura.”
[Perkataan Syaikh
Mahmud Syakir rahimahullaah dalam Muqaddimah kitab beliau Abaathiil
Wa Asmaar (hlm. 8), dan tambahan dalam kurung [ ] adalah dari saya]
“Dan aku berharap agar Allah menjagaku (untuk
tetap istiqamah) pada sisa waktuku.”
[Perkataan
Shahabat yang mulia: Ka’b bin Malik radhiyallaahu ‘anhu dalam kisah
taubatnya yang masyhur, diriwayatkan oleh Al-Bukhari (no. 4418) dan Muslim (no.
2769)]
Keistiqamahan sangat dibutuhkan, agar kita
tidak mengalami perubahan: dari kebaikan menuju keburukan, dari kema’rufan
menuju kemungkaran, apa yang dahulu kita anggap kejelekkan kemudian sekarang
kita anggap kebaikan -bahkan kita perjuangkan-?!
Hal ini telah diisyaratkan oleh Shahabat yang
mulia, pemilik rahasia Nabi: Hudzaifah bin Al-Yaman -radhiyallaahu ‘anhumaa-,
dia berkata:
إنَّ
الضَّلَالَةَ حَقَّ الضَّلَالَةِ: أَنْ تَعْرِفَ مَا كُنْتَ تُنْكِرُ، وتُنْكِرَ مَا
كُنْتَ تَعْرِفُ، وَإِيَّاكَ وَالتَّلَوُّنَ فِي الدِّيْنِ؛ فَإِنَّ دِيْنَ اللهِ
وَاحِدٌ
“Sungguh
kesesatan yang sebenar-benarnya adalah: engkau menganggap ma’ruf kepada sesuatu
yang sebelumnya engkau anggap mungkar, atau engkau menganggap mungkar kepada
sesuatu yang sebelumnya engkau anggap ma’ruf. Janganlah berubah-ubah dalam agama!
Karena agama Allah itu satu.”
[Al-Ibaanah al-Kubra
(I/190), karya Ibnu Baththah (wafat th. 387 H)]
Sehingga,
seorang penuntut ilmu sangat me-merlukan ta’shiilaat (pondasi-pondasi)
‘ilmiyyah yang kokoh, dan juga mempunyai pengetahuan terhadap realita yang
terjadi di sekitarnya; sehingga -nantinya- dia bisa mengetahui hukum dan solusi
dari realita yang ada; dengan dikembalikan kepada ta’shiilaat (pondasi-pondasi)
‘ilmiyyah yang dia miliki. Sebagaimana hal ini telah diisyaratkan oleh Syaikhul
Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullaah dalam perkataannya:
“Seorang haruslah mempunyai prinsip-prinsip
yang umum agar nantinya perkara-perkara parsial/cabang bisa dikembalikan
kepadanya; agar dia bisa bicara berdasarkan ilmu dan keadilan, kemudian dia
(juga perlu) untuk mengetahui hal-hal parsial itu dengan sebenar-benarnya
(agar bisa menerapkan prinsip yang umum kepadanya-pent). Kalau (dia) tidak
(mempelajari dan mempraktekan kaidah ini-pent); maka dia akan tetap berada
dalam kebodohan dan kedustaan dalam perkara-perkara parsial/cabang, dan
(berada) dalam kebodohan dan kezhaliman dalam prinsip-prinsip umum, sehingga
muncullah kerusakan yang besar.”
[Majmuu’ Fataawa
(XIX/203)]
Dan Rasulullah -shallallaahu ‘alaihi wa sallam-
telah bersabda:
إِنِّيْ
قَدْ تَرَكْتُ فِيْكُمْ شَيْئَيْنِ؛ لَنْ تَضِلُّوْا بَعْدَهُمَا: كِتَابَ اللهِ وَسُنَّتِيْ،
وَلَنْ يَتَفَرَّقَا حَتَّى يَرِدَا عَلَيَّ الْحَوْضَ
“Aku tinggalkan bagi kalian dua perkara; yang
kalian tidak akan tersesat setelahnya: Kitabullah dan Sunnah-ku, dan keduanya
tidak akan terpisah sampai nanti mendatangiku di telaga.”
[Shahih: HR.
Al-Hakim (I/193), dari Abu Hurairah, dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani -rahimahullaah-
dalam Shahiih al-Jaami’ ash-Shaghiir (no. 2937). Al-Hakim (I/193) juga
meriwayatkannya dari Ibnu ‘Abbas. Lihat: Takhriij Hidaayah ar-Ruwaah
(I/140-141, no. 184)]
“Maka, barangsiapa yang
membangun perkataannya dalam ilmu: baik Ushuul (prinsip/pondasi) maupun Furuu’
(cabang/par-sial) di atas Al-Kitab, As-Sunnah dan atsar-atsar yang dinukil dari
para (ulama) terdahulu; maka dia telah tepat dalam menempuh jalan kenabian.”
[Majmuu’ Fataawa
(X/363)]
Wa Shallallaahu ‘Alaa Nabiyyinaa Muham-madin Wa
‘Alaa Aalihi Wa Shahbihi Wa Sallam (semoga Allah memberikan shalawat atas Nabi
kita Muhammad dan atas keluarga serta Shahabatnya dan semoga Allah juga
memberikan keselamatan).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar