Minggu, 26 Februari 2017

53- MENYIKAPI PERSELISIHAN



MENYIKAPI PERSELISIHAN

[1]- Perselisihan adalah sunnatullaah dalam kehidupan dan merupakan suatu ketetapan yang tidak bisa dihindarkan. Allah -Ta’aalaa- berfirman:

وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ لَجَعَلَ النَّاسَ أُمَّةً وَاحِدَةً وَلا يَزَالُونَ مُخْتَلِفِينَ * إِلا مَنْ رَحِمَ رَبُّكَ وَلِذَلِكَ خَلَقَهُمْ وَتَمَّتْ كَلِمَةُ رَبِّكَ لأمْلأنَّ جَهَنَّمَ مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ

“Dan jika Rabb-mu menghendaki; tentu Dia jadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih, kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Rabb-mu. Dan untuk itulah Allah menciptakan mereka. Kalimat (keputusan) Rabb-mu telah tetap: “Sesungguhnya Aku akan memenuhi Neraka Jahanam dengan jin dan manusia (yang durhaka) semuanya.” (QS. Hud: 118-119)

[2]- Dan usaha untuk menyembunyikan perselisihan serta menampakkan persatuan dan kebersamaan; ini merupakan Sunnah (jalan)nya orang-orang Yahudi dan Nashrani. Allah -Ta’aalaa- berfirman:

...تَحْسَبُهُمْ جَمِيعًا وَقُلُوبُهُمْ شَتَّى ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ قَوْمٌ لا يَعْقِلُونَ

“…Kamu kira mereka itu bersatu sedang hati mereka berpecah belah. Yang demikian itu karena sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang tidak mengerti.” (QS. Al-Hasyr: 14)

[3]- Walaupun demikian; akan tetapi kaum muslimin ditugaskan untuk berusaha menghilangkan perselisihan tersebut. Allah -Ta’aalaa- berfirman:

وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلا تَفَرَّقُوا...

“Dan berpegang teguhlah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, …” (QS. Ali ‘Imran: 102)

Ayat ini meletakkan kaidah bagi umat Islam untuk menghilangkan perselisihan sampai ke akar-akannya, caranya yaitu: DENGAN BERPEGANG KEPADA TALI ALLAH YANG KUAT; YAITU: AL-QUR’AN DAN AS-SUNNAH DENGAN PEMAHAMAN SALAFUSH SHALIH.

Allah -Ta’aalaa- juga berfirman:

... فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ ...

“…Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu; maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (Sunnah-nya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari akhir…” (QS. Qn-Nisaa’: 59).”

[Lihat: Al-Jamaa’aat al-Islaamiyyah Fii Dhauil Kitaab Was Sunnah Bi Fahmi Salafil Ummah (hlm. 37, 39, & 41-42)]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar