GUNAKAN FIKIRAN UNTUK
KEBAIKAN
[1]- Hendaknya
seorang muslim atau muslimah tidak menggunakan pikirannya untuk hal-hal yang
jorok dan kotor yang tidak ada manfaatnya dan hanya angan-angan semata yang
tidak ada hakikatnya dan tidak memberikan kecukupan baginya sedikitpun.
Permisalannya seperti seorang yang lapar dan haus kemudian dia membayangkan
makanan dan minuman, padahal dia tidak bisa memakannya dan meminumnya.
[Lihat:
Ad-Daa’ wad Dawaa’ (hlm. 236-237) karya Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyyah
-rahimahullaah-]
[2]- Hendaknya
seorang muslim atau muslimah menggunakan pikirannya untuk hal-hal yang
bermanfa’at, terutama yang bermanfa’at bagi urusan akhiratnya. Seperti:
* Memikirkan
ayat-ayat Allah yang Dia turunkan (al-Qur’an), memahami, dan men-tadabbur-inya.
* Memikirkan
tentang ayat-ayat Allah yang kauniyyah (alam semesta), sehingga bisa mengerti
tentang hikmah Allah, kebaikan-Nya, dan kedermawanan-Nya. Bahkan, dengannya
kita bisa menghayati nama-nama Allah dan sifat-sifat-Nya.
* Memikirkan
nikmat-nikmat Allah dan kebaikan-kebaikan-Nya atas para makhluk-Nya dimana Dia
telah memberikan berbagai macam kenikmatan, juga memikirkan keluasan rahmat
(kasih sayang)-Nya dan ampunan-Nya.
* Memikirkan aib
diri sendiri dan kekurangan amal-amalnya.
* Memikirkan
(amalan) apa yang bisa dilakukan pada saat sekarang ini dan mengumpulkan
semangat untuk menyibukkan waktunya dengan hal-hal yag bermanfa’at.
[Lihat:
Ad-Daa’ wad Dawaa’ (hlm. 238-239) karya Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyyah
-rahimahullaah-]
[3]- Dan yang harus diperhatikan bahwa kalau seseorang tidak
mengosongkan hatinya dari pikiran-pikiran yang jelek, maka pikiran-pikiran yang
bermanfa’at tidak akan menetap didalam hatinya.
[Lihat:
Ad-Daa’ wad Dawaa’ (hlm. 241) karya Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyyah
-rahimahullaah-]
[4]- Maka kita mohon kepada Allah agar dibersihkan hati-hati kita,
sebagaimana do’a yang diajarkan oleh Nabi -shallallaahu ‘alaihi wa sallam-:
... اَللّٰهُمَّ آتِ نَـفْسِيْ
تَـقْـوَاهَا، وَزَكِّـهَا أَنْتَ خَيْرُ مَنْ زَكَّاهَا، أَنْتَ وَلِـيُّهَا
وَمَوْلَاهَا...
“…Ya Allah, berikanlah ketakwaan pada jiwaku dan sucikanlah ia,
karena Engkau sebaik-baik Rabb yang mensucikannya, Engkau Pelindung dan
Pemeliharanya...”
[Shahih: HR. Muslim
(no. 2722), dari Zaid bin al-Arqam. Lihat: Do’a & Wirid (hlm. 309-310)]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar