SAMPAI KAPAN PARA DA’I ITU AKAN TERUS
MENGIKUTI KEINGINAN JAMA’AH DAN PANITIA KAJIAN???!!!
[1]- Allah -Ta’aalaa- berfirman:
...وَأَكْثَرُهُمْ لِلْحَقِّ كَارِهُونَ * وَلَوِ
اتَّبَعَ الْحَقُّ أَهْوَاءَهُمْ لَفَسَدَتِ السَّمَاوَاتُ وَالأرْضُ وَمَنْ
فِيهِنَّ...
“…dan kebanyakan mereka
membenci (tidak suka) kebenaran. Dan seandainya kebenaran itu menuruti
keinginan (hawa nafsu) mereka; pasti binasalah langit dan bumi ini, dan semua
yang ada di dalamnya…” (QS. Al-Mu’minuun: 70-71)
[2]- “…kebanyakan mereka
membenci (tidak suka) kebenaran.”
“Dan KEBENARAN TERBESAR yang
dibawa oleh beliau (Nabi -shallallaahu ‘alaihi wa sallam-) adalah:
MENGIKHLASKAN IBADAH HANYA KEPADA ALLAH SAJA DAN MENINGGALKAN SEGALA SESUATU
YANG DIIBADAHI SELAN ALLAH….
[3]- Kalau ada pertanyaan:
Mengapa kebenaran tidak menyesuaikan keinginan manusia saja; agar mereka
beriman dan bersegera untuk tunduk??
Maka Allah -Ta’aalaa-
menjawab dengan firman-Nya:
وَلَوِ اتَّبَعَ الْحَقُّ أَهْوَاءَهُمْ لَفَسَدَتِ السَّمَاوَاتُ
وَالأرْضُ وَمَنْ فِيهِنَّ ....
“Dan seandainya kebenaran itu
menuruti keinginan (hawa nafsu) mereka; pasti binasalah langit dan bumi ini,
dan semua yang ada di dalamnya…” (QS. Al-Mu’minuun: 71).”
[Taisiirul Kariimir Rahmaan
(hlm. 555- cet. Muassasah ar-Risaalah)]
[4]- Dan -pada hakikat dan
kenyataannya-: kalau kebenaran dipaksakan untuk mengikuti keinginan manusia;
maka hanya akan mengantarkan mereka kepada kerugian dan kesusahan.
Allah -Ta’aalaa- berfirman:
وَاعْلَمُوا أَنَّ فِيكُمْ رَسُولَ اللَّهِ لَوْ يُطِيعُكُمْ فِي
كَثِيرٍ مِنَ الأمْرِ لَعَنِتُّمْ...
“Dan ketahuilah bahwa di
tengah-tengah kamu ada Rasulullah. Kalau dia menuruti (kemauan) kamu dalam
banyak hal; pasti kamu akan mendapat kesusahan…” (QS. Al-Hujurat: 7)
“Yakni: Kalau beliau
mengikuti kamu dalam segala pilihanmu; maka hal itu akan mengantarkan kepada
kesusahan dan keberatan bagimu.”
[Tafsiir Ibni Katsiir
(VII/372- Daar Thayyibah)]
[5]- Sehingga,
- tidak ada alasan untuk
mengganti kajian Tauhid dengan yang lainnya; dengan alasan: takut kalau
masyarakat tidak suka,
- tidak ada alasan untuk
menampilkan artis dan para pejabat untuk menyampaikan materi dalam kajian;
dengan alasan: permintaan dari panitia kajian,
- tidak ada alasan untuk
memberikan judul kajian serupa dengan judul lagu atau film; dengan alasan:
untuk merangkul orang-orang awam.
- dan lain-lain.
[6]- Maka; kewajiban seorang
muslim -dan seorang Da’i; secara khusus-; adalah mengikuti apa yang Allah
syari’atkan; yaitu: apa yang terdapat dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah; sehingga
dengan demikian: dia akan terbebas dari mengikuti hawa nafsu (keinginan)
manusia yang tidak berilmu.
Allah -Ta’aalaa- berfirman:
ثُمَّ جَعَلْنَاكَ عَلَى شَرِيعَةٍ مِنَ الأمْرِ فَاتَّبِعْهَا وَلا
تَتَّبِعْ أَهْوَاءَ الَّذِينَ لا يَعْلَمُونَ
“Kemudian
Kami jadikan engkau (Muhammad) mengikuti syari’at (peraturan) dari agama
itu, maka ikutilah (syari’at) itu dan janganlah engkau ikuti hawa nafsu (keinginan)
orang-orang yang tidak mengetahui.” (QS. Al-Jaatsiyah: 18)
“Maka
Allah membagi perkara menjadi (dua):
(1)-
Syari’at yang Dia jadikan beliau (Nabi-Nya) di atasnya, Dia wahyukan kepada
beliau untuk mengamalkannya, dan memerintahkan umatnya dengan (Syari’at)
tersebut, dan
(2)-
Mengikuti hawa nafsu (keinginan) orang-orang yang tidak mengetahui.
Maka
Allah memerintahkan kepada yang pertama dan melarang dari yang kedua.”
[I’laamul
Muwaqqi’iin (hlm. 42- Daar Thayyibah)]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar