Sabtu, 25 Februari 2017

27- NASEHAT ULAMA….BUAT MEREKA….YANG HANYA BANYAK KATA….



NASEHAT ULAMA….BUAT MEREKA….YANG HANYA BANYAK KATA….

1. Al-Hafizh Ibnu Rajab Al-Hanbali (wafat th. 795 H) -rahimahullaah- berkata dalam kitabnya Fadhlu ‘Ilmis Salaf ‘Alal Khalaf (hlm. 45-46) -setelah menyebutkan berbagai disiplin ilmu-:

“Maka, ILMU YANG BERMANFAAT dari semua ilmu-ilmu ini adalah:

- Menetapkan nash-nash Al-Kitab dan As-Sunnah,

- dan memahami makna-maknanya, serta mengikat diri -dalam pemahaman tersebut- dengan apa yang diriwayatkan dari para Shahabat, Tabi’in dan para pengikut mereka; baik tentang makna-makna Al-Qur’an dan Al-Hadits, serta apa yang diriwayatkan dari mereka berupa perkataan tentang halal-haram, zuhud, raqaa-iq, pengetahuan-pengetahuan, dan lain-lain.

- Pertama: Berusaha untuk bisa memilah antara yang shahih dan yang lemah,

- Kedua: Berusaha untuk mengetahui makna-maknanya dan memahaminya.

Dan dalam hal tersebut terdapat kecukupan bagi orang yang berakal, dan kesibukan bagi yang memiliki perhatian terhadap ilmu yang bermanfaat dan disibukkan dengannya.

 Barangsiapa yang memperhatikan hal ini, dan ikhlas didalamnya karena mengaharap wajah Allah -‘Azza Wa Jalla-, serta minta tolong kepada-Nya; niscaya Allah akan menolongnya, memberi petunjuk kepadanya, memberikan taufiq, meluruskannya, memahamkannya, serta memberikan ilham kepadanya.”

2. Beliau -rahimahullaah- berkata (hlm. 35):

“Dan tidaklah orang setelah mereka (Salaf) yang berkata dan meluaskan perkataannya; dikarenakan lebih berilmunya dia dari pada mereka (Salaf) dalam masalah tersebut, akan tetapi hal itu dikarenakan: kecintaannya kepada perkataan dan sedikitnya sikap wara’.”

3. Beliau -rahimahullaah- berkata (hlm. 32-33):

“Imam Malik berkata: ‘Saya mendapati penduduk kota (Madinah) ini; sungguh mereka sangat membenci memperbanyak perkataan seperti yang dilakukan manusia pada zaman sekarang’.”

4. Beliau -rahimahullaah- berkata (hlm. 37):

“Banyak dari kalangan orang belakangan yang tertipu dengan hal ini; dimana mereka menyangka: Bahwa orang yang banya perkataannya, debatnya dan perselisihannya -dalam masalah-masalah agama-; adalah lebih berilmu dibandingkan dengan orang yang tidak demikian.

Dan ini murni kebodohan.

Lihatlah kepada para pembesar Shahabat dan Ulama mereka -seperti: Abu Bakar, ‘Umar, ‘Ali, Mu’adz, Ibnu Mas’ud, Zaid bin Tsabit; bagaiman keadaan mereka? Perkataan mereka lebih sedikit….”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar