PENUTUP (AL-MAQAALAAT
4)
“(Suatu perkataan); baik bentuknya sya’ir maupun prosa,
kabar yang diriwayatkan, dan ilmu yang ditulis atau dikeluarkan…semuanya
merupakan penjelasan dari apa yang ada dalam jiwa dan apa yang berdenyut dalam
akal.
Maka dalam susunan tiap perkataan dan dalam lafazh-lafazh-nya;
pasti ada pengaruh yang nampak, atau sifat yang samar dari jiwa pembicaranya,
dan apa yang tersembunyi dalam emosi, kecenderungan, dan keinginan; baik berupa
kebaikan maupun keburukan, baik berupa kejujuran maupun kedustaan. Dan (nampak
juga) kecerdasan si pembicara, dan apa yang terpendam dalam pikirannya -atau
tersembunyi-; berupa pandangan yang teliti, makna yang jelas ataupun samar,
kefasihan yang jujur, atau kepintaran yang dibuat-buat, tujuan yang diridhai,
ataupun yang dibenci.”
[“Risaalah Fith Thariiq Ilaa Tsaqaafatinaa” (hlm. 15), karya
Syaikh Mahmud Syakir -rahimahullaah-]
“(Dan) tabi’at dari Al-Maqaalah (makalah) adalah bersandar
pada satu pemikiran yang saling terikat.”
[“Abaathiil Wa Asmaar” (hlm. 200), karya Syaikh Mahmud
Syakir -rahimahullaah-]
Dan itulah yang kami usahakan -sebagaimana senantiasa kami
isyaratkan di muqaddimah-muqaddimah AL-MAQAALAAT (termasuk AL-MAQAALAAT 4
ini)-. Akan tetapi, dikarenakan kekurangan ilmu; maka banyak yang melenceng dari
“satu pemikiran” ini, belum lagi ditambah ketidak teraturan dalam urutan
pembahasan. Dan inilah yang mampu kami sampaikan.
سُبْحَانَكَ
اللّٰهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ
وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ.
Pemalang, 4 Jumadal Akhirah
1438 H
3 Maret 2017 M
Ahmad Hendrix
Tidak ada komentar:
Posting Komentar