MENINGKATKAN KE-'ILMIYYAH-AN DENGAN MENINGGIKAN RUJUKAN
[1]-
Syaikh Bakr Abu Zaid -rahimahullaah- berkata:
"Allah
-Ta'aalaa- berfirman menuntut kaum musyrikin untuk mengokohkan dakwaan/klaim
mereka:
...قُلْ هَاتُوا
بُرْهَانَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ
"...Katalanlah:
"Tunjukkanlah bukti kebenaranmu jika kamu adalah orang yang
benar"." (QS. Al-Baqarah: 111)
Dan
Allah berfirman:
...نَبِّئُونِي
بِعِلْمٍ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ
"...Terangkanlah
kepadaku dengan berdasar pengetahuan jika kamu memang orang-orang yang
benar." (QS. Al-An'aam: 143)
Dan
juga firman-Nya:
...ائْتُوْنِيْ
بِكِتَابٍ مِنْ قَبْلِ هَٰذَا أَوْ أَثَارَةٍ مِنْ عِلْمٍ إِنْ كُنْتُمْ
صَادِقِيْنَ
"...Bawalah
kepadaku kitab yang sebelum (Al-Qur'an) ini atau peninggalan dari pengetahuan
(orang-orang dahulu), jika kamu adalah orang-orang yang benar." (QS.
Al-Ahqaaf: 4)
Maka
ayat-ayat ini -dan yang semisalnya-: merupakan asas (landasan) dalam
"Ushuul" (pondasi) untuk menyandarkan perkataan dan dakwaan (kepada
sumbernya) dan tuntutan untuk mendatangkan sanad (sandaran dari perkataan) yang
ditetapkan (oleh pembawa/penukil perkataan)."
["At-Ta'shiil
Li Ushuulit Takhriij Wa Qawaa'idil Jarh Wat Ta'diil" (hlm. 44)]
[2]-
Pentahqiq Kitab "An-Nukat 'Alaa Ibnish Shalaah" berkata:
"Dan
yang haq (benar) adalah: bahwa Manhaj (jalan) ini; yaitu Manhaj:
(1)-
menyandarkan perkataan kepada orang yang mengatakannya,
(2)-
dan (menyandarkan) nukilan (hadits maupun lainnya) kepada sumber-sumbernya
-terutama sumber-sumber aslinya (yang biasanya bersanad)-,
(3)-
serta lebih mendahulukan perkataan (ulama yang) ahli dalam spesialisasinya
dibandingkan yang lainnya;
ini
adalah Manhaj para ulama Islam dan para ustadz dunia...khususnya Ahli
Hadits."
[Muqaddimah
Tahqiiq "An-Nukat 'Alaa Ibnish Shalaah" (I/171)]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar