MENYIKAPI KETERGELINCIRAN
Mu'adz
bin Jabal -radhiyallaahu 'anhu- berkata:
اجْتَنِبْ مِنْ
كَلَامِ الْحَكِيمِ الْمُشْتَهِرَاتِ -وَفِيْ لَفْظٍ:
الْمُشْتَبِهَاتِ-
الَّتِي يُقَالُ لَهَا مَا هَذِهِ، وَلَا يُثْنِيَنَّكَ ذَلِكَ عَنْهُ، فَإِنَّهُ
لَعَلَّهُ أَنْ يُرَاجِعَ، وَتَلَقَّ الْحَقَّ إِذَا سَمِعْتَهُ فَإِنَّ عَلَى
الْحَقِّ نُورًا
"Jauhilah
dari perkataan Al-Hakiim (Ahli Ilmu): perkataan-perkataan yang sudah jelas (kemungkarannya)
-dalam satu lafazh: perkataan-perkataan yang masih samar (benar atau
tidaknya)-, yang (manusia mengingkarinya, sehingga) dikatakan: "Apa
ini?!" Akan tetapi (kesalahannya tersebut) jangan menjauhkanmu darinya.
Maka sungguh, bisa jadi dia nanti rujuk (kepada kebenaran). Dan terimalah
kebenaran jika kamu mendengarnya. Sungguh, pada kebenaran itu ada cahaya."
[Diriwayatkan
oleh Abu Dawud (no. 4611), dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar