Jumat, 03 Maret 2017

121- LEBIH SESAT DARI “BINATANG” TERNAK



LEBIH SESAT DARI “BINATANG” TERNAK

[1]- Allah -Ta’aalaa- berfirman:

وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالإنْسِ لَهُمْ قُلُوبٌ لا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لا يَسْمَعُونَ بِهَا أُولَئِكَ كَالأنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُولَئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ

“Dan sungguh, akan Kami isi neraka Jahanam: banyak dari kalangan jin dan manusia. Mereka mempunyai hati; tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah), dan mereka mempunyai mata; (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga; (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.” (QS. Al-A’raaf: 179)

[2]- Syaikh Abu Bakr Jabir Al-Jaza-iri - rahimahullaah- berkata:

“- (Firman Allah): “Dan sungguh, akan Kami isi neraka Jahanam”; yakni: kami ciptakan (mereka) untuk (masuk) neraka Jahannam; agar mereka diadzab dengannya dan tinggal di dalamnya.

- (“Mereka mempunyai hati;) tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami”; (mereka tidak memahami) firman Allah dan tidak juga sabda Rasul-Nya -shallallaahu ‘alaihi wa sallam-.

- (“mereka mempunyai mata;) (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat”; (mereka tidak melihat) tanda-tanda kekuasaan Allah di alam semesta.

- (“mereka mempunyai telinga;) (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar”; (mereka tidak mendengar) kebenaran dan tidak juga kebaikan.

- “Mereka itu seperti binatang ternak”; karena mereka tidak mengambil manfaat dengan hati, penglihatan dan pendengaran mereka.”

[“Aisarut Tafaasiir” (hlm. 497)]

[3]- Allah -Ta’aalaa- berfirman:

أَمْ تَحْسَبُ أَنَّ أَكْثَرَهُمْ يَسْمَعُونَ أَوْ يَعْقِلُونَ إِنْ هُمْ إِلا كَالأنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ سَبِيلا

“Atau apakah engkau mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami? Mereka itu hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu).” (QS. Al-Furqan: 44)

[4]- Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah -rahimahullaah- berkata:

“Allah menyerupakan kebanyakan manusia dengan binatang ternak. Dan persamaan antara kedua jenis tersebut adalah: sama-sama tidak menerima petunjuk dan tidak mau tunduk kepadanya.

Dan Allah jadikan kebanyakan (orang) lebih sesat dari binatang ternak; karena sungguh, binatang ternak itu: kalau diarahkan oleh penggembalanya; maka dia akan mendapat petunjuk dan mengikuti jalan; sehingga tidak melenceng ke kanan dan ke kiri.

Adapaun kebanyakan orang: maka mereka diseru oleh para rasul, dan para rasul memberi petunjuk kepada mereka; akan tetapi mereka tidak memenuhi seruan tersebut dan tidak mengambil petunjuk, dan mereka tidak bisa membedakan: mana yang membahayakan mereka dan mana yang bermanfaat.

Sedangkan binatang ternak: masih bisa untuk membedakan mana tumbuhan dan juga jalan yang berbahaya baginya; sehingga dijauhinya, dan mana yang bermanfaat; sehingga dipilihnya.

Padahal: Allah -Ta’aalaa- tidak menciptakan hati untuk binatang ternak yang bisa digunakan untuk berfikir, dan tidak juga lisan untuk berbicara. Adapun mereka (kebanyakan manusia); maka Allah telah memberikan itu semua kepada mereka; kemudian mereka tidak mengambil manfaat dengan apa yang Allah jadikan untuk mereka; berupa: akal, hati, lisan, pendengaran, dan penglihatan. Maka mereka lebih sesat dari binatang ternak. Karena sungguh, orang yang tidak mengambil petunjuk menuju kebenaran dan jalan (yang lurus) -padahal ada (sarana untuk mendapat) petunjuk-: maka dia lebih sesat dan lebih jelek keadaannya dari (makhluk) yang tidak mendapat petunjuk dikarenakan tidak ada (sarana untuk mendapat) petunjuk.”

[“I’laamul Muwaqqi’iin” (I/281- cet. III)]

-ditulis oleh: Ahmad Hendrix-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar