BENARKAH SYI'AH & NASRANI SEKARANG SUDAH MENGEPUNG
KAUM MUSLIMIN DI INDONESIA???
[1]-
Sumber berita -semacam ini- yang pertama adalah: DARI SETAN; karena setan ingin
menakut-nakuti kaum muslimin dengan melalui perantaraan teman-teman setianya.
Allah
-Ta'aalaa- berfirman:
إِنَّمَا ذَٰلِكُمُ
الشَّيْطَانُ يُخَوِّفُ أَوْلِيَاءَهُ فَلَا تَخَافُوهُمْ وَخَافُونِ إِنْ
كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
"Sesungguhnya
mereka hanyalah setan yang menakut-nakuti (kamu) dengan teman-teman setianya,
karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, jika
kamu orang-orang beriman." (QS. Ali 'Imran: 175)
[2]-
Sumber berita yang kedua: DARI ORANG-ORANG KAFIR itu sendiri; yang memang ingin
menakut-nakuti kaum muslimin.
Allah
-Ta'aalaa- berfirman:
الَّذِينَ قَالَ
لَهُمُ النَّاسُ إِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعُوا لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ
إِيمَانًا وَقَالُوا حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ
"(Yaitu)
orang-orang (yang menta'ati Allah dan Rasul) yang ketika ada orang-orang yang
mengatakan kepada mereka: "Orang-orang (Quraisy) telah mengumpulkan
pasukan untuk menyerang kamu; karena itu takutlah kepada mereka", ternyata
(ucapan) itu menambah (kuat) iman mereka dan mereka menjawab: "Cukuplah
Allah menjadi Penolong bagi kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung"."
(QS. Ali 'Imran: 173)
[3]-
Atau -berita semacam ini- berasal DARI ORANG FASIK; sehingga harus diteliti
kebenarannya.
Allah
-Ta'aalaa- berfirman:
يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا...
"Wahai
orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu
membawa suatu berita; maka telitilah kebenarannya..." (QS.
Al-Hujuraat: 6)
[4]-
Adapun bagi seorang muslim; maka TIDAK BOLEH MENAKUT-NAKUTI MUSLIM YANG
LAINNYA.
Rasulullah
-shallallaahu 'alaihi wa sallam- bersabda:
لَا يَحِلُّ
لِمُسْلِمٍ أَنْ يُرَوِّعَ مُسْلِمًا
"Tidak
halal bagi seorang muslim untuk menakut-nakuti muslim yang lainnya." (HR.
Abu Dawu3d, dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani)
[5]-
Dan bagi muslim yang ditakut-takuti; maka hendaknya hal itu justru semakin
menambah imannya; karena Allah berfirman:
الَّذِينَ قَالَ لَهُمُ النَّاسُ إِنَّ
النَّاسَ قَدْ جَمَعُوا لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ إِيمَانًا وَقَالُوا
حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ
"(Yaitu)
orang-orang (yang menta'ati Allah dan Rasul) yang ketika ada orang-orang yang
mengatakan kepada mereka: "Orang-orang (Quraisy) telah mengumpulkan
pasukan untuk menyerang kamu; karena itu takutlah kepada mereka", TERNYATA
(UCAPAN) ITU MENAMBAH (KUAT) IMAN MEREKA dan mereka menjawab: "Cukuplah
Allah menjadi Penolong bagi kami dan Allah adalah sebaik-baik
Pelindung"." (QS. Ali 'Imran: 173)
[6]-
Kembalilah kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah, bukan kepada internet, televisi, HP,
dan yang semisalnya.
Apa
yang Allah firmankan: itulah yang benar.
Apa
yang Nabi sabdakan: itulah yang benar.
Bukan:
apa yang berita katakan!!!
[7]-
Dan KALAUPUN BENAR bahwa orang-orang kafir telah membuat makar bagi kaum
muslimin; MAKA SUNGGUH ALLAH TELAH MENGABARKAN BAHWA MAKAR MEREKA TIDAK
BERBAHAYA SELAMA KITA BERSABAR DAN BERTAQWA.
Allah
-'Azza Wa Jalla- berfirman:
...وَإِنْ تَصْبِرُوا
وَتَتَّقُوا لَا يَضُرُّكُمْ كَيْدُهُمْ شَيْئًا ۗ إِنَّ اللَّهَ بِمَا يَعْمَلُونَ مُحِيطٌ
"...Jika
kamu bersabar dan bertakwa; niscaya tipu daya mereka tidak mendatangkan
kemudharatan kepadamu sedikitpun. Sungguh, Allah mengetahui segala apa yang
mereka kerjakan." (QS. Ali 'Imran: 120)
[8]-
Sabar (1)dalam menjalankan keta'atan, (2)dalam menjauhi kemaksiatan, dan
(3)dalam menerima takdir yang tidak mengenakkan.
[9]-
Bertaqwa dengan: (1)melaksanakan perintah Allah dan (2)menjauhi apa yang Dia
larang; yang hal ini tentu disyaratkan padanya: Ikhlas (kepada Allah) &
Ittibaa' (mengikuti Rasul), dan kedua hal ini bisa didapatkan dengan ILMU.
[10]-
PERINTAH ALLAH YANG TERBESAR ADALAH TAUHID DAN LARANGAN TERBESAR ADALAH SYIRIK.
Sehingga
kita harus kembali mempelajari Tauhid, mempelajari tentang makna:
لَا إله إلا الله *
مُحَمَّد رَسُوْلُ الله
Tentang
hakikat "Laa Ilaaha Illallaah", maknanya, rukun, syarat, dan
konsekuensinya.
Karena
masih banyak kaum muslimin yang belum mengetahuinya: baik orang awam, atau para
penuntut ilmu, bahkan sebagian ustadznya; belum mengetahui hal-hal ini.
Allaahul Musta'aan.
-ditulis
oleh: Ahmad Hendrix, berdasarkan jawaban Fadhilatul Ustadz Yazid bin 'Abdul
Qadir Jawas -hafizhahillaah- atas sebuah pertanyaan-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar