Jumat, 03 Maret 2017

115- WALAUPUN PENGUASA MEYAKINI KEKUFURAN…



WALAUPUN PENGUASA MEYAKINI KEKUFURAN…

[1]- Imam Ahmad bin Hanbal -rahimahullaah- (wafat th. 241 H) berkata:

اَلْقُرْآنُ كَلاَمُ اللهِ غَيْرُ مَخْلُوْقٍ، وَمَنْ قَالَ أَنَّهُ مَخْلُوْقٌ؛ فَهُوَ كَافِرٌ

“Al-Qur’an adalah kalam (firman) Allah; bukan makhluk. Barangsiapa mengatakan bahwa Al-Qur’an itu makhluk; maka dia telah kafir.”

[As-Sunnah (VI/10) karya Imam Al-Khallal -rahimahullaah- (wafat th. 311 H)]

[2]- Allah -Ta’aalaa- berfirman:

وَمَا قَدَرُوا اللَّهَ حَقَّ قَدْرِهِ...

“Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya…” (QS. Az-Zumar: 67)

Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah -rahimahullaah- (wafat th. 751 H) berkata:

“Dan termasuk orang yang tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya adalah: orang yang menolak…firman-Nya dan menolak bahwa Dia berfirman kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya dari para makhluk-Nya dengan apa saja yang Dia inginkan.”

[Ad-Daa’ Wad Dawaa’ (hlm. 214)]

[3]- Khalifah Al-Watsiq adalah termasuk penguasa yang mengikuti pendapat Al-Qur’an adalah makhluk, dan dia sudah “mengincar” Imam Ahmad; sehingga beliau pun bersembunyi.

[Lihat: Muqaddimah Al-Musnad (I/115- cet. Daarul Hadiits) tahqiiq Ahmad Syakir -rahimahullaah- menukil dari Taarikhul Islaam karya Imam Adz-Dzahabi -rahimahullaah- (wafat th. 748 H)]

[4]- Para Fuqaha (ulama) Baghdad berkumpul menemui Abu ‘Abdillah (Imam Ahmad) pada masa pemerintahan Al-Watsiq. Mereka bermusyawarah dengan Imam Ahmad agar beliau mau untuk tidak lagi meridhai pemerintahan dan kepemimpinan Al-Watsiq. Maka Imam Ahmad berkata:

“Kewajiban kalian adalah mengingkari dengan hati kalian! Jangan melepaskan keta’atan (kepada penguasa) dan memecah persatuan kaum muslimin!! JANGAN SAMPAI KALIAN MENUMPAHKAN DARAH KALIAN DAN DARAH KAUM MUSLIMIN!!!”

Kemudian beliau menyebutkan Hadits dari Nabi -shallallaahu ‘alaihi wa sallam- (untuk tetap ta’at kepada penguasa): “Walaupun dia (penguasa itu) memukulmu; maka bersabarlah!” Dan beliau memerintahkan untuk bersabar.

[Thabaqaat Al-Hanaabilah (I/144-145) karya Al-Qadhi Ibnu Abi Ya’la  dan As-Sunnah karya Al-Khallal (90)]

[5]- Demonstrasi Damai???!!!

“Maka di sini ada yang perlu diingatkan berkaitan dengan apa yang dinamakan -pada zaman sekarang- dengan istilah: “Demonstrasi Damai”!

Maka aku katakan:

Jika kita anggap bahwa demo tersebut akan terus berjalan damai sampai akhir: Bagaimana kelanjutan dari “Demonstrasi Damai” tersebut jika penguasa tidak mau memenuhi tuntutan sama sekali?!!...

Apakah kemudian langusng berubah menjadi “Tidak Damai”?!!...

Sungguh, walaupun Demonstrasi tersebut adalah “Damai”; maka telah menyelisihi perintah Rasulullah -shallallaahu ‘alaihi wa sallam- untuk bersabar…

Adapun jika Demonstrasi tersebut “Tidak Damai”;…maka akan menjadi ajang untuk pertumpahan darah, merusak harta, serta kehormatan, dan lain-lain.”

 [Tahdziiraatul ‘Ulamaa’ Ats-Tsiqaat Minal Muzhaaharaat (hlm. 27, 81 & 83), karya Syaikh ‘Ali bin Hasan Al-Halabi -hafizhahullaah-]

-ditulis oleh Ahmad Hendrix-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar