Allah -Subhaanahu Wa Ta’aalaa-
berfiman:
إِذْ
جَاءُوكُمْ مِنْ فَوْقِكُمْ وَمِنْ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَإِذْ زَاغَتِ الأبْصَارُ
وَبَلَغَتِ الْقُلُوبُ الْحَنَاجِرَ وَتَظُنُّونَ بِاللَّهِ الظُّنُونَا * هُنَالِكَ
ابْتُلِيَ الْمُؤْمِنُونَ وَزُلْزِلُوا زِلْزَالا شَدِيدًا
“Ketika mereka
(dalam Perang Ahzab/Khandaq) datang kepadamu dari atas dan dari bawahmu, dan
ketika penglihatan(mu) terpana dan hatimu menyesak sampai ke tenggorokan dan
kamu berprasangka yang bukan-bukan terhadap Allah. Di situlah diuji orang-orang
yang ber-IMAN dan diguncangkan (hatinya) dengan guncangan yang dahsyat.” (QS.
Al-Ahzaab: 10-11)
Allah juga berfirman:
وَلَمَّا
رَأَى الْمُؤْمِنُونَ الأحْزَابَ قَالُوا هَذَا مَا وَعَدَنَا اللَّهُ وَرَسُولُهُ
وَصَدَقَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَمَا زَادَهُمْ إِلا إِيمَانًا وَتَسْلِيمًا
“Dan ketika
orang-orang yang ber-IMAN melihat golongan-golongan (yang bersekutu) itu;
mereka berkata: “Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya kepada kita”. Dan
benarlah Allah dan Rasul-Nya. Dan yang demikian itu menambah keimanan dan
keislaman mereka.” (QS. Al-Ahzaab: 22)
Tentang
perkataan mereka -yang Allah kabarkan dalam ayat ini-: “Inilah yang dijanjikan
Allah dan Rasul-Nya kepada kita”; maka “Ibnu ‘Abbas dan Qatadah berkata:
“Yang mereka maksudkan adalah: firman Allah -Ta’aalaa- dalam Surat Al-Baqarah:
أَمْ
حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُمْ مَثَلُ الَّذِينَ
خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَاءُ وَالضَّرَّاءُ وَزُلْزِلُوا
حَتَّى يَقُولَ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ مَتَى نَصْرُ اللَّهِ أَلا
إِنَّ نَصْرَ اللَّهِ قَرِيبٌ
“Apakah kamu
mengira bahwa kamu akan masuk Surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan)
seperti (yang dialami) orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh
kemelaratan, penderitaan, dan digoncangkan (dengan berbagai cobaan), sehingga Rasul
dan orang-orang yang beriman bersamanya berkata: “Kapankah datang pertolongan
Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat. (QS. Al-Baqarah:
214).”
Yakni:Inilah
yang dijanjikan oleh Allah dan Rasul-Nya berupa musibah, cobaan dan ujian; yang
akan disudahi dengan pertolongan yang dekat.”
[Tafsiir al-Qur’aanil ‘Azhiim (Tafsir Ibnu Katsir) (VI/392-tahqiiq Sami
bin Muhammad As-Salamah)]
Dalam
ayat-ayat ini ada dua pembahasan:
PEMBAHASAN
PERTAMA: MAKNA AYAT-AYAT INI
Allah
menceritakan apa yang terjadi dalam Perang Khandaq; dimana “Al-Ahzaab”
(golongan-golongan yang bersekutu) dari kaum musyrik Quraisy, Ghathfan dan
lainnya berkumpul mengepung kota Madinah, demikian juga terjadi pengkhianatan
Bani Quraizhah (salah satu kabilah Yahudi) dari dalam/belakang kota Madinah.
Inilah pasukan terbesar yang berhasil dikumpulkan oleh bangsa Arab untuk
menghabisi kaum muslimin.
Maka wajar
kalau orang-orang yang beriman mengalami goncangan yang luar biasa. Akan tetapi
dengan ke-IMAN-an yang ada pada diri mereka; ujian ini justru menambah keimanan
mereka. Dan mereka mengatakan: “Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya
kepada kita”. Yakni: Allah dan Rasul-Nya -shallallaahu ‘alaihi wa sallam- telah
mengabarkan bahwa orang-orang yang beriman pasti akan di uji keimanannya,
semakin besar imannya; maka akan semakin besar pula ujiannya.
Maka; apakah
balasan dari Allah atas kesempurnaan iman mereka ini?
وَرَدَّ
اللَّهُ الَّذِينَ كَفَرُوا بِغَيْظِهِمْ لَمْ يَنَالُوا خَيْرًا وَكَفَى اللَّهُ
الْمُؤْمِنِينَ الْقِتَالَ وَكَانَ اللَّهُ قَوِيًّا عَزِيزًا
“Dan Allah
menghalau orang-orang kafir itu yang keadaan mereka penuh kejengkelan, karena
mereka (juga) tidak memperoleh keuntungan apa pun. Cukuplah Allah (yang
menolong) menghindarkan orang-orang yang ber-IMAN dari peperangan. Dan Allah
Mahakuat, Mahaperkasa.” (QS. Al-Ahzaab: 25)
Allah kirimkan
angin kepada musuh-musuh mereka dan tentara -dari kalangan malaikat- yang tidak
terlihat.
يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ جَاءَتْكُمْ
جُنُودٌ فَأَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ رِيحًا وَجُنُودًا لَمْ تَرَوْهَا وَكَانَ
اللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرًا
“Wahai
orang-orang yang ber-IMAN! Ingatlah akan nikmat Allah (yang telah di
karuniakan) kepadamu ketika bala tentara (orang-orang musyrik) datang kepadamu,
lalu Kami kirimkan kepada mereka angin topan dan bala tentara yang tidak
terlihat olehmu (para malaikat). Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.”
(QS. Al-Ahzaab: 9)
[Lihat:
Tafsir Ibnu Katsir (VI/383-388-tahqiiq Sami bin Muhammad As-Salamah), “Adhwaa-ul
Bayaan” (III/537-540-cet. Daar ‘Aalam al-Fawaa-id), dan “Ar-Rahiiqul Makhtuum”
(hlm. 338-351)]
PEMBAHASAN
KEDUA: KELEMAHAN KAUM MUSLIMIN DAN SOLUSINYA
Imam Muhammad
Nashiruddin Al-Albani -rahimahullaah- berkata:
“Wa Ba’du,
maka -sebagaimana anda semua ketahui- kita berada pada zaman yang kaum muslimin
sampai pada batas (rendah) -dimana seorang muslim yang beriman kepada Allah dan
Rasul-Nya tidak akan mengalami hal yang lebih buruk dari ini-; berupa kehinaan
dan di perbudak oleh umat lain. Oleh karena itulah, karena kita semua tahu
bahwa kehinaan ini menimpa seluruh negeri Islam…; kita kemudian senantiasa
bertanya-tanya…tentang sebab yang mengakibatkan kaum muslimin sampai kepada
keadaan yang jelek dan hina ini,…Sebagaimana kita juga bertanya-tanya tentang TERAPI
DAN OBAT AGAR KITA MAMPU UNTUK TERBEBAS DARI KEHINAAN DAN KETERPURUKAN INI.”
[“At-Tashfiyah Wat Tarbiyah Wa Haajatul Muslimiin
Ilaihimaa” (hlm. 6)]
Syaikh Muhammad Amin
Asy-Syinqithi -rahimahullaah-
“Dan sungguh,
Al-Qur’an telah menunjukkan kepada solusi dari permasalahan ini dengan jalan
yang paling lurus dan paling bagus. Maka Al-Qur’an menjelaskan bahwa obat dari
kelemahan dalam menghadapi orang-orang kafir hanyalah dengan: JUJUR MENGHADAP
KEPADA ALLAH -TA’AALAA-, KUATNYA IMAN DAN TAWAKKAL KEPADA-NYA, karena
Allah-lah Yang Maha Kuat dan Maha Perkasa. (Dia) mengalahkan segala sesuatu,
maka barang siapa termasuk dalam tentara-Nya -secara hakiki-; niscaya tidak
akan mungkin bisa dikalahkan oleh orang-orang kafir, bagaimanapun hebatnya kekuatan mereka.
Di antara
contoh yang menjelaskan hal tersebut adalah: Bahwa orang-orang kafir; tatkala
mereka melakukan pengepungan terhadap kaum muslimin dengan pasukan yang sangat
besar dalam Perang Ahzab; yang situasinya adalah sebagaimana (yang Allah
sebutkan) dalam firman-Nya:
إِذْ
جَاءُوكُمْ مِنْ فَوْقِكُمْ وَمِنْ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَإِذْ زَاغَتِ الأبْصَارُ
وَبَلَغَتِ الْقُلُوبُ الْحَنَاجِرَ وَتَظُنُّونَ بِاللَّهِ الظُّنُونَا * هُنَالِكَ
ابْتُلِيَ الْمُؤْمِنُونَ وَزُلْزِلُوا زِلْزَالا شَدِيدًا
“Ketika mereka
(dalam Perang Ahzab/Khandaq) datang kepadamu dari atas dan dari bawahmu, dan
ketika penglihatan(mu) terpana dan hatimu menyesak sampai ke tenggorokan dan kamu
berprasangka yang bukan-bukan terhadap Allah. Di situlah diuji orang-orang yang
ber-IMAN dan diguncangkan (hatinya) dengan guncangan yang dahsyat.” (QS.
Al-Ahzaab: 10-11)
Maka solusi
(untuk lolos dari pengepungan tersebut-pent) adalah apa yang telah kami
sebutkan (yakni: jujur menghadap kepada Allah -Ta’aalaa-, kuatnya iman dan
tawakkal kepada-Nya-pent). Perhatikanlah bagaimana beratnya pengepungan militer
ini dan betapa kuat pengaruhnya terhadap kaum muslimin. Ditambah lagi ketika
itu semua penduduk bumi sedang memboikot mereka; baik dari segi politik maupun
ekonomi.
Kalau anda
sudah memahaminya; maka ketahuilah bahwa solusi yang mereka gunakan untuk
menghadapi perkara besar ini dan untuk lolos dari permasalahan yang sangat
berat ini adalah: apa yang Allah -Jalla
Wa ‘Alaa- jelaskan (dalam Surat Al-Ahzab) dengan firman-Nya:
وَلَمَّا
رَأَى الْمُؤْمِنُونَ الأحْزَابَ قَالُوا هَذَا مَا وَعَدَنَا اللَّهُ وَرَسُولُهُ
وَصَدَقَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَمَا زَادَهُمْ إِلا إِيمَانًا وَتَسْلِيمًا
“Dan ketika
orang-orang yang ber-IMAN melihat golongan-golongan (yang
bersekutu) itu; mereka berkata: “Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya
kepada kita”. Dan benarlah Allah dan Rasul-Nya. Dan yang demikian itu menambah
keimanan dan keislaman mereka.” (QS.
Al-Ahzaab: 22)
Keimanan yang
sempurna ini, keislaman (kepasrahan) yang besar kepada Allah -Jalla Wa ‘Alaa-,
percaya kepada-Nya dan bertawakkal hanya kepada-Nya: inilah sebab untuk
menyelesaikan permasalahan yang sangat besar ini.
Allah -Ta’aalaa-
telah menjelaskan hasil yang dicapai dengan mewujudkan solusi ini dengan
firman-Nya:
وَرَدَّ
اللَّهُ الَّذِينَ كَفَرُوا بِغَيْظِهِمْ لَمْ يَنَالُوا خَيْرًا وَكَفَى اللَّهُ
الْمُؤْمِنِينَ الْقِتَالَ وَكَانَ اللَّهُ قَوِيًّا عَزِيزًا * وَأَنْزَلَ الَّذِينَ ظَاهَرُوهُمْ
مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ مِنْ صَيَاصِيهِمْ وَقَذَفَ فِي قُلُوبِهِمُ الرُّعْبَ
فَرِيقًا تَقْتُلُونَ وَتَأْسِرُونَ فَرِيقًا * وَأَوْرَثَكُمْ أَرْضَهُمْ
وَدِيَارَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ وَأَرْضًا لَمْ تَطَئُوهَا وَكَانَ اللَّهُ عَلَى
كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرًا *
“Dan Allah
menghalau orang-orang kafir itu yang keadaan mereka penuh kejengkelan, karena
mereka (juga) tidak memperoleh keuntungan apa pun. Cukuplah Allah (yang
menolong) menghindarkan orang-orang yang beriman dari peperangan. Dan Allah
Mahakuat, Mahaperkasa. Dan Dia menurunkan Ahli Kitab (Bani Quraizhah) yang
membantu mereka (golongan-golongan yang bersekutu) dari benteng-benteng mereka,
dan Dia memasukkan rasa takut ke dalam hati mereka. Sebagian mereka kamu bunuh
dan sebagian yang lain kamu tawan. Dan Dia mewariskan kepadamu tanah-tanah,
rumah-rumah dan harta benda mereka, dan (begitu pula) tanah yang belum kamu
injak. Dan Allah Mahakuasa terhadap segala sesuatu.” (QS. Al-Ahzab: 25-27)
(Cara) Allah
menolong kaum muslimin atas musuh-musuh mereka; tidak pernah terbayangkan oleh
mereka, dan tidak pernah mereka mengira bahwa mereka akan ditolong dengan hal
semacam ini; yaitu: para malaikat dan angin topan. Allah -Ta’aalaa- berfirman:
يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ جَاءَتْكُمْ
جُنُودٌ فَأَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ رِيحًا وَجُنُودًا لَمْ تَرَوْهَا...
“Wahai
orang-orang yang ber-IMAN! Ingatlah akan nikmat Allah (yang telah di
karuniakan) kepadamu ketika bala tentara (orang-orang musyrik) datang kepadamu,
lalu Kami kirimkan kepada mereka angin topan dan bala tentara yang tidak
terlihat olehmu (para malaikat)...” (QS. Al-Ahzaab: 9)
[“Adhwaa-ul
Bayaan” (III/537-538 cet. Daar ‘Aalam al-Fawaa-id)]
Itulah para
Shahabat -radhiyallaahu ‘anhmu ajma’iin-. Adapun kita; maka sebagaimana
dikatakan oleh Imam Al-Albani -rahimahullaah-: “BAGAIMANA MUNGKIN KITA AKAN
MASUK KE MEDAN JIHAD, SEDANGKAN ‘AQIDAH KITA HANCUR LEBUR?!”
[“Hayaatu
al-Albaani Wa Aatsaaruhu Wa Tsanaa-ul ‘Ulamaa’ ‘Alaihi” (hlm. 389)]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar