Jumat, 03 Maret 2017

150- SISA SAMPAH



SISA SAMPAH

[1]- Abu Waqid Al-Laitsi radhiyallaahu ‘anhu berkata:  “Suatu saat kami keluar bersama Rasulullah -shallallaahu ‘alaihi wa sallam- menuju (perang) Hunain -SEDANGKAN KAMI BARU LEPAS DARI KEKAFIRAN (baru masuk Islam)- (dan mereka masuk Islam pada Fat-hu Makkah), ketika kami melewati sebuah pohon bidara; maka kami berkata: “Wahai Rasulullah! Buatkanlah untuk kami “Dzaatu Anwaath”; sebagaimana mereka memiliki “Dzaatu Anwaath”!” Di saat itu orang-orang musyrik memiliki sebatang pohon bidara yang mereka i’tikaf di sisinya dan mereka menggantungkan senjata-senjata perang mereka pada pohon tersebut, (pohon) itu mereka namakan Dzaatu Anwaath. Tatkala kami mengatakan hal itu; Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Allaahu Akbar! Demi (Allah) Yang jiwaku di tangan-Nya!! Kalian benar-benar telah mengatakan suatu perkataan seperti yang dikatakan oleh Bani Israil kepada Musa: “…Buatkanlah untuk kami sebuah tuhan (berhala) sebagaimana mereka mempunyai beberapa tuhan (berhala). Musa menjawab: Sungguh, kamu orang-orang yang bodoh.” (QS. Al-A’raaf: 138) Kalian pasti akan mengikuti jalan-jalan orang-orang sebelum kalian.”

[HR. At-Tirmidzi (no. 2180), Ibnu Abi ‘Ashim dalam “Kitaabus Sunnah” (no. 76) -dan ini lafazhnya-, dan lain-lain. Lihat: “Zhilaalul Jannah” (no. 76) karya Syaikh Al-Albani -rahimahullaah-]

[2]- Syaikh Muhammad bin ‘Abdul Wahhab -rahimahullaah- menjelaskan di antara faedah dari Hadits ini:

“Seorang yang berpindah dari kebatilan yang hatinya sudah terbiasa dengannya; maka tidak aman kalau di hatinya masih ada bekas dari kebiasaan tersebut. Karena di sini dikatakan: “sedangkan kami baru saja lepas dari kekafiran”.”

[3]- Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin -rahimahullaah- mengomentari:

“Dan bekas ini tidak akan hilang kecuali setelah beberapa waktu.”

[“Al-Qaulul Mufiid ‘Alaa Kitaabit Tauhiid” (I/213)]

[4]- Imam Ibnul ‘Arabi berkata: “Guru kami Abu Hamid (Imam Ghazali) masuk ke perut-perut filsafat; kemudian ingin keluar darinya: tapi tidak mampu.”

[Sebagaimana disebutkan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah -rahimahullaah- dalam “Munhaajus Sunnah” (I/5)]

[5]- DEMIKIAN JUGA YANG BARU TERLEPAS DARI SYUBHAT POLITIK: #MASIH_ADA_SISA_SAMPAHNYA!!!

-ditulis oleh: Ahmad Hendrix-


Tidak ada komentar:

Posting Komentar