SISA SAMPAH
[1]- Abu Waqid Al-Laitsi
radhiyallaahu ‘anhu berkata: “Suatu saat
kami keluar bersama Rasulullah -shallallaahu ‘alaihi wa sallam- menuju (perang)
Hunain -SEDANGKAN KAMI BARU LEPAS DARI KEKAFIRAN (baru masuk Islam)-
(dan mereka masuk Islam pada Fat-hu Makkah), ketika kami melewati sebuah pohon
bidara; maka kami berkata: “Wahai Rasulullah! Buatkanlah untuk kami “Dzaatu
Anwaath”; sebagaimana mereka memiliki “Dzaatu Anwaath”!” Di saat itu orang-orang musyrik memiliki
sebatang pohon bidara yang mereka i’tikaf di sisinya dan mereka menggantungkan
senjata-senjata perang mereka pada pohon tersebut, (pohon) itu mereka namakan
Dzaatu Anwaath. Tatkala kami mengatakan hal itu; Nabi shallallaahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
“Allaahu Akbar! Demi (Allah) Yang
jiwaku di tangan-Nya!! Kalian benar-benar telah mengatakan suatu perkataan
seperti yang dikatakan oleh Bani Israil kepada Musa: “…Buatkanlah untuk kami
sebuah tuhan (berhala) sebagaimana mereka mempunyai beberapa tuhan (berhala).
Musa menjawab: Sungguh, kamu orang-orang yang bodoh.” (QS. Al-A’raaf: 138)
Kalian pasti akan mengikuti jalan-jalan orang-orang sebelum kalian.”
[HR. At-Tirmidzi (no. 2180), Ibnu
Abi ‘Ashim dalam “Kitaabus Sunnah” (no. 76) -dan ini lafazhnya-, dan lain-lain.
Lihat: “Zhilaalul Jannah” (no. 76) karya Syaikh Al-Albani -rahimahullaah-]
[2]- Syaikh Muhammad bin ‘Abdul
Wahhab -rahimahullaah- menjelaskan di antara faedah dari Hadits ini:
“Seorang yang berpindah dari
kebatilan yang hatinya sudah terbiasa dengannya; maka tidak aman kalau di
hatinya masih ada bekas dari kebiasaan tersebut. Karena di sini dikatakan:
“sedangkan kami baru saja lepas dari kekafiran”.”
[3]- Syaikh Muhammad bin Shalih
Al-‘Utsaimin -rahimahullaah- mengomentari:
“Dan bekas ini tidak akan hilang kecuali setelah beberapa
waktu.”
[“Al-Qaulul Mufiid ‘Alaa Kitaabit Tauhiid” (I/213)]
[4]- Imam Ibnul ‘Arabi berkata: “Guru kami Abu Hamid (Imam
Ghazali) masuk ke perut-perut filsafat; kemudian ingin keluar darinya: tapi
tidak mampu.”
[Sebagaimana disebutkan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah
-rahimahullaah- dalam “Munhaajus Sunnah” (I/5)]
[5]- DEMIKIAN JUGA YANG BARU TERLEPAS DARI SYUBHAT POLITIK:
#MASIH_ADA_SISA_SAMPAHNYA!!!
-ditulis oleh: Ahmad Hendrix-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar