Jumat, 03 Maret 2017

142- SETIDAKNYA…KITA SUDAH BERUSAHA…



SETIDAKNYA…KITA SUDAH BERUSAHA…

Syaikh ‘Abdul Malik bin Ahmad Ramadhani -hafizhahullaah- berkata:

“Setelah kejadian penghancuran yang dinamakan dengan 11 September; maka manusia sangat gembira dan berbahagia, dan kebahagiaan mereka melampaui angan-angannya. Sungguh, kami ketika itu -yang jumlahnya sedikit sekali-: kami mengetahui bahwa perbuatan ini adalah fitnah (ujian yang mengarah kepada kejelekan) dan bukan jihad, karena hal itu akan menyeret kaum muslimin kepada kerugian yang besar dalam urusan agama maupun selainnya. Akan tetapi sungguh, waktu itu kami benar-benar HAMPIR-HAMPIR TIDAK MAMPU UNTUK MENGINGKARI kecuali dengan hati-hati kami, kami tidak banyak peduli untuk membantah orang-orang yang mendukung hal tersebut sampai mereka sadar dari mabuknya, KARENA TIDAK TERMASUK HIKMAH BICARA KEPADA ORANG-ORANG YANG SEDANG MABUK. Dan sungguh sejak dahulu sudah dikatakan: “Barangsiapa yang tidak mengambil pelajaran dengan kejadian; maka dia tidak akan mengambil manfaat dari celaan.” Bahkan KALAU ENGKAU -KETIKA ITU- BICARA SESUAI DENGAN FIQIH JIHAD NABI; MAKA BANYAK ORANG DI ANTARA MEREKA YANG TIDAK MERAGUKAN LAGI AKAN KEKAFIRANMU, DAN SUNGGUH, MEREKA AKAN MENGHUJANIMU DENGAN AYAT-AYAT WALA WAL BARA’, DAN MEREKA AKAN MENGATAKAN BAHWA ENGKAU MUNAFIK; KARENA ENGKAU MEMBELA ORANG-ORANG KAFIR YANG ZHALIM DAN ENGKAU TIDAK SUKA DENGAN KEMENANGAN KAUM MUSLIMIN. Dan aku tidak tahu: kemenangan mana yang didapatkan oleh kaum muslimin setelah dihancurkannya 2 gedung tersebut; melainkan hanya dihancurkannya 2 negeri kaum muslimin sebagai ganti dari 2  gedung tersebut: Afghanistan dan Irak -kita minta kepada Allah untuk mengangkat musibah yang menimpa kedua negeri tersebut dan agar Allah membinasakan setiap musuh kaum muslimin-. Bersamaan dengan kerugian ini; mereka menyebutnya sebagai “perang”!! Padahal mereka menyaksikan apa yang dialami kaum muslimin berupa tercegah (dari kebaikan) dan terkena kerendahan serta kehinaan!

Dan saya tidak tahu: kemenangan mana yang dicapai kaum muslimin; padahal dengan sebab peristiwa tersebut banyak dari kaum muslimin yang ikut jadi korban -itu kalau mereka benar-benar jujur mempunyai belas kasihan terhadap kaum muslimin?!- Bagaimana bisa terbunuhnya puluhan kaum muslimin (dalam peristiwa tersebut) -apa lagi yang tidak bersalah di antara mereka- dianggap remeh hanya untuk membuat marah musuh dengan menghancurkan 2 bangunan, kemudian dikatakan: “Kita telah menjadikan mereka mengalami kerugian yang besar dalam bidang ekonomi.” Apa artinya ekonomi dibandingkan menghilangkan ruh seorang muslim?! Dan Nabi yang sangat penyayang dan penyantun kepada umatnya -shallallaahu ‘alaihi wa sallam- telah mengabarkan bahwa kebinasaan dunia semuanya -dengan gedung-gedungnya, sungai-sungainya dan gunung-gunungnya- adalah lebih ringan di sisi Allah dibandingkan pembunuhan satu orang muslim saja, beliau bersabda:

لَزَوَالُ الدُّنْيَا أَهْوَنُ عَلَى اللهِ مِنْ قَتْلِ رَجُلٍ مُسْلِمٍ

“Sungguh, hilangnya dunia lebih ringan di sisi Allah dibandingkan pembunuhan seorang muslim.”

HR. At-Tirmidzi (no. 1395), An-Nasa-i (no. 3987), Ibnu Majah (no. 2619), dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani -rahimahullaah-.

Dan terjadi banyak kerusakan dalam Dakwah setelah kejadian tersebut -sebagaimana yang telah saya jelaskan secara global-; itupun kalau mereka benar-benar mempunyai perhatian terhadap Dakwah Islam.

- Akan tetapi dorongan syahwat kemarahan telah menghalangi pandangan bijaksana dari mata mereka.

- Dan keinginan untuk membalas dendam telah melupakan mereka untuk lebih mendahulukan kemaslahatan yang umum, dan juga telah mendorong mereka untuk terburu-buru hingga membutakan mereka dari melihat hasil akhirnya, serta (membutakan) untuk menimbang antara maslahat dan mafsadat.

- Ditambah lagi kurangnya keikhlasan; sehingga menjadikan seseorang untuk lebih mendahulukan maslahat memuaskan diri daripada maslahat agama.”

[Tamyiiz Dzawil Fithan Baina Syarafil Jihaad Wa Sarafil Fitan (hlm. 164-165), karya Syaikh ‘Abdul Malik bin Ahmad Ramadhani -hafizhahullaah-]

-Ahmad Hendrix-


Tidak ada komentar:

Posting Komentar