SETIDAKNYA…KITA
SUDAH BERUSAHA…
Syaikh ‘Abdul Malik bin Ahmad
Ramadhani -hafizhahullaah- berkata:
“Setelah kejadian penghancuran
yang dinamakan dengan 11 September; maka manusia sangat gembira dan berbahagia,
dan kebahagiaan mereka melampaui angan-angannya. Sungguh, kami ketika itu -yang
jumlahnya sedikit sekali-: kami mengetahui bahwa perbuatan ini adalah fitnah
(ujian yang mengarah kepada kejelekan) dan bukan jihad, karena hal itu akan
menyeret kaum muslimin kepada kerugian yang besar dalam urusan agama maupun
selainnya. Akan tetapi sungguh, waktu itu kami benar-benar HAMPIR-HAMPIR TIDAK
MAMPU UNTUK MENGINGKARI kecuali dengan hati-hati kami, kami tidak banyak peduli
untuk membantah orang-orang yang mendukung hal tersebut sampai mereka sadar
dari mabuknya, KARENA TIDAK TERMASUK HIKMAH BICARA KEPADA ORANG-ORANG YANG
SEDANG MABUK. Dan sungguh sejak dahulu sudah dikatakan: “Barangsiapa yang tidak
mengambil pelajaran dengan kejadian; maka dia tidak akan mengambil manfaat dari
celaan.” Bahkan KALAU ENGKAU -KETIKA ITU- BICARA SESUAI DENGAN FIQIH JIHAD
NABI; MAKA BANYAK ORANG DI ANTARA MEREKA YANG TIDAK MERAGUKAN LAGI AKAN
KEKAFIRANMU, DAN SUNGGUH, MEREKA AKAN MENGHUJANIMU DENGAN AYAT-AYAT WALA WAL
BARA’, DAN MEREKA AKAN MENGATAKAN BAHWA ENGKAU MUNAFIK; KARENA ENGKAU MEMBELA
ORANG-ORANG KAFIR YANG ZHALIM DAN ENGKAU TIDAK SUKA DENGAN KEMENANGAN KAUM
MUSLIMIN. Dan aku tidak tahu: kemenangan mana yang didapatkan oleh kaum
muslimin setelah dihancurkannya 2 gedung tersebut; melainkan hanya
dihancurkannya 2 negeri kaum muslimin sebagai ganti dari 2 gedung
tersebut: Afghanistan dan Irak -kita minta kepada Allah untuk mengangkat
musibah yang menimpa kedua negeri tersebut dan agar Allah membinasakan setiap
musuh kaum muslimin-. Bersamaan dengan kerugian ini; mereka menyebutnya sebagai
“perang”!! Padahal mereka menyaksikan apa yang dialami kaum muslimin berupa
tercegah (dari kebaikan) dan terkena kerendahan serta kehinaan!
Dan saya tidak tahu: kemenangan
mana yang dicapai kaum muslimin; padahal dengan sebab peristiwa tersebut banyak
dari kaum muslimin yang ikut jadi korban -itu kalau mereka benar-benar jujur
mempunyai belas kasihan terhadap kaum muslimin?!- Bagaimana bisa terbunuhnya
puluhan kaum muslimin (dalam peristiwa tersebut) -apa lagi yang tidak bersalah
di antara mereka- dianggap remeh hanya untuk membuat marah musuh dengan
menghancurkan 2 bangunan, kemudian dikatakan: “Kita telah menjadikan mereka
mengalami kerugian yang besar dalam bidang ekonomi.” Apa artinya ekonomi
dibandingkan menghilangkan ruh seorang muslim?! Dan Nabi yang sangat penyayang
dan penyantun kepada umatnya -shallallaahu ‘alaihi wa sallam- telah mengabarkan
bahwa kebinasaan dunia semuanya -dengan gedung-gedungnya, sungai-sungainya dan
gunung-gunungnya- adalah lebih ringan di sisi Allah dibandingkan pembunuhan
satu orang muslim saja, beliau bersabda:
لَزَوَالُ الدُّنْيَا أَهْوَنُ عَلَى اللهِ مِنْ قَتْلِ رَجُلٍ
مُسْلِمٍ
“Sungguh, hilangnya dunia lebih
ringan di sisi Allah dibandingkan pembunuhan seorang muslim.”
HR. At-Tirmidzi (no. 1395),
An-Nasa-i (no. 3987), Ibnu Majah (no. 2619), dan dishahihkan oleh Syaikh
Al-Albani -rahimahullaah-.
Dan terjadi banyak kerusakan
dalam Dakwah setelah kejadian tersebut -sebagaimana yang telah saya jelaskan
secara global-; itupun kalau mereka benar-benar mempunyai perhatian terhadap
Dakwah Islam.
- Akan tetapi dorongan syahwat
kemarahan telah menghalangi pandangan bijaksana dari mata mereka.
- Dan keinginan untuk membalas
dendam telah melupakan mereka untuk lebih mendahulukan kemaslahatan yang umum,
dan juga telah mendorong mereka untuk terburu-buru hingga membutakan mereka
dari melihat hasil akhirnya, serta (membutakan) untuk menimbang antara maslahat
dan mafsadat.
- Ditambah lagi kurangnya
keikhlasan; sehingga menjadikan seseorang untuk lebih mendahulukan maslahat
memuaskan diri daripada maslahat agama.”
[Tamyiiz Dzawil Fithan Baina
Syarafil Jihaad Wa Sarafil Fitan (hlm. 164-165), karya Syaikh ‘Abdul Malik bin
Ahmad Ramadhani -hafizhahullaah-]
-Ahmad Hendrix-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar