KISAH ‘ASSAF
Imam Ibnu Katsir -rahimahullaah- berkata dalam “Al-Bidaayah
Wan Nihaayah” (XIII/335-336):
“Kejadian ‘Assaf si Nashrani.
Orang ini adalah penduduk Suwaida, dan sekelompok orang
telah memberikan kesaksian bahwa dia mencela Nabi -shallallaahu ‘alaihi wa
sallam-. Dan ‘Assaf berlindung kepada Ibnu Ahmad bin Hajji Amir Keluarga ‘Ali.
Maka Syaikh Taqiyyuddin Ibnu Taimiyyah berkumpul dengan
Syaikh Zainuddin Al-Fariqi; Syaikh Darul Hadits, keduanya masuk menemui Syaikh
‘Izzuddin Aibak Al-Hamawi; wakil pemerintahan. Keduanya berbicara kepadanya
mengenai perkara (‘Assaf) ini, maka dia pun setuju dengan keduanya. Dan dia pun
mengutus orang untuk menghadirkannya (‘Assaf).
Maka keduanya keluar dari sisinya dan bersama keduanya ada
banya manusia. Dan manusia melihat ‘Assaf ketika dia datang dan dia disertai
seorang laki-laki dari ‘Arab. Maka mereka mencela dan mencacinya. Akan tetapi
orang (Arab) Badui itu berkata: “Orang Nasrani ini lebih baik dari kalian!”
Maka langsung orang-orang melemparinya dengan batu dan (batu) juga mengenai
‘Assaf, dan terjadilah kekacauan luar biasa.
Maka wakil (pemerintahan) mengutus orang untuk memanggil
Ibnu Taimiyyah dan Al-Fariqi dan keduanya dipukuli di hadapannya…
Dan datanglah si Nasrani itu dan masuk Islam, maka dibuatlah
sebuah majlis (gelar perkara) yang di dalamnya ditetapkan bahwa sebenarnya ada
permusuhan antara dia dan para saksi (yang mengatakan bahwa dia mencela Nabi);
sehingga terjagalah darahnya. Kemudian dipanggillah kedua Syaikh dan dibuat puas,
untuk kemudian keduanya dibebaskan.
Kemudian si Nasrani pergi ke negeri Hijaz dan dia (dibunuh
yang) pembunuhannya bertepatan di dekat Madinah; kota Rasulullah -shallallaahu
‘alaihi wa sallam-. DIA DIBUNUH OLEH ANAK SAUDARANYA DI SANA.
Dan karena kejadian ini; Syaikh Taqiyuddin Ibnu Taimiyyah
menulis kitabnya: “Ash-Shaarimul Masluul ‘Alaa Saabbir Rasuul” (Pedang Terhunus
Atas Orang Yang Mencela Rasul).”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar