Jumat, 03 Maret 2017

124- PARA SALAF TIDAK TAKUT KEPADA MEREKA, DAN SEHARUSNYA SALAFIYYIN JUGA DEMIKIAN…



PARA SALAF TIDAK TAKUT KEPADA MEREKA, DAN SEHARUSNYA SALAFIYYIN JUGA DEMIKIAN…

[1]- Allah -Subhaanahu Wa Ta’aalaa- berfiman:

وَلَمَّا رَأَى الْمُؤْمِنُونَ الأحْزَابَ قَالُوا هَذَا مَا وَعَدَنَا اللهُ وَرَسُولُهُ وَصَدَقَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَمَا زَادَهُمْ إِلا إِيمَانًا وَتَسْلِيمًا

“Dan ketika orang-orang yang beriman melihat golongan-golongan (yang bersekutu) itu, mereka berkata: “Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya kepada kita”. Dan benarlah Allah dan Rasul-Nya. Dan yang demikian itu menambah keimanan dan keislaman mereka.”  (QS. Al-Ahzaab: 22)

- Tentang perkataan para Shahabat: “Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya kepada kita”: Ibnu ‘Abbas dan Qatadah berkata:

“Yang mereka maksudkan adalah: firman Allah -Ta’aalaa- dalam Surat Al-Baqarah:

أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُمْ مَثَلُ الَّذِينَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَاءُ وَالضَّرَّاءُ وَزُلْزِلُوا حَتَّى يَقُولَ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ مَتَى نَصْرُ اللَّهِ أَلا إِنَّ نَصْرَ اللَّهِ قَرِيبٌ

“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk Surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) seperti (yang dialami) orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh kemelaratan, penderitaan, dan digoncangkan (dengan berbagai cobaan), sehingga Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya berkata: “Kapankah datang pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat. (QS. Al-Baqarah: 214).”

Yakni:Iniliah yang dijanjikan oleh Allah dan Rasul-Nya berupa musibah, cobaan dan ujian; yang akan disudahi dengan pertolongan yang dekat.”

[“Tafsiir Al-Qur’aanil ‘Azhiim” (Tafsir Ibnu Katsir) (VI/392-tahqiiq Sami bin Muhammad As-Salamah)]

- Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin -rahimahullaah- berkata:

“Mereka (para Shahabat) tatkala melihat tentara sekutu dan melihat kengerian tersebut; maka mereka mengetahui bahwa: hal (sulit) tersebut akan diiringi dengan kemenangan dan kelapangan, dan mereka berkata: “Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya kepada kita”, akan terjadi kemenangan, akan direbut kerajaan Kaisar (Romawi), kerajaan Kisra (Persia), dan Yaman. Dan hal itu terjadi…maka ini merupakan puncak keyakinan, dimana seorang (hamba) -ketika dalam keadaan genting dan sulit-; maka dia tetap kokoh, tetap beriman dan tetap yakin. Berbeda dengan keadaan orang yang lemah tawakkal dan keyakinannya; maka orang semacam ini bisa berbalik kebelangan.”

[“Syarh Riyaadhish Shaalihiin” (I/540)]

[2]- Allah -Ta’aalaa- juga berfirman:

الَّذِينَ قَالَ لَهُمُ النَّاسُ إِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعُوا لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ إِيمَانًا وَقَالُوا حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ * فَانْقَلَبُوا بِنِعْمَةٍ مِنَ اللَّهِ وَفَضْلٍ لَمْ يَمْسَسْهُمْ سُوءٌ وَاتَّبَعُوا رِضْوَانَ اللَّهِ وَاللَّهُ ذُو فَضْلٍ عَظِيمٍ * إِنَّمَا ذَلِكُمُ الشَّيْطَانُ يُخَوِّفُ أَوْلِيَاءَهُ فَلا تَخَافُوهُمْ وَخَافُونِ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ

“(Yaitu) orang-orang (para Shahabat yang menaati Allah dan Rasul) yang ketika ada orang-orang yang mengatakan kepadanya: “Sungguh, orang-orang (Quraisy) telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu; karena itu takutlah kepada mereka!”; ternyata (ucapan) itu menambah (kuat) iman mereka dan mereka menjawab: “Cukuplah Allah (menjadi Penolong) bagi kami dan Dia adalah sebaik-baik Pelindung.” Maka mereka kembali dengan nikmat dan karunia (yang besar) dari Allah, mereka tidak ditimpa suatu bencana dan mereka mengikuti keridhaan Allah. Allah mempunyai karunia yang besar. Sesungguhnya mereka hanyalah setan yang menakut-nakuti (kamu) dengan teman-teman setianya; karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku; jika kamu orang-orang beriman.” (QS. Ali ‘Imraan: 173-175)

- Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin -rahimahullaah- berkata:

“Telah dikatakan kepada para Shahabat: “Takutlah kepada mereka (orang-orang kafir)!”; akan tetapi mereka (para Shahabat) justru bertambah (kuat) keimanannya. Karena (sifat) seorang mukmin: semakin menghadapi berbagai kesempitan; maka dia akan bertambah (kuat) keimananannya kepada Allah, karena dia beriman bahwa pertolongan akan datang bersama kesabaran, dan bahwa bersama musibah ada kelapangan, dan bahwa bersama kesulitan ada kemudahan [sebagaimana dalam wasiat Nabi kepada Ibnu ‘Abbas]…

Jika seorang insan menghadap kepada Allah dalam berbagai perkaranya; maka Allah akan menolongnya, membantunya, dan mengurusinya. Akan tetapi yang merupakan musibah bagi manusia adalah: ketika sering muncul sifat berpaling dari (Allah), dan dia hanya bersandar kepada sebab-sebab materi saja tanpa melihat kepada perkara-perkara maknawi.”

[“Syarh Riyaadhish Shaalihiin” (I/540)]

-ditulis oleh: Ahmad Hendrix-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar