Minggu, 02 April 2017

FAEDAH KE-32

Faedah Ke-32 (dari Surat Yusuf)

REZIM ZHALIM

Allah -Ta’aalaa- berfirman:

ثُمَّ بَدَا لَهُمْ مِنْ بَعْدِ مَا رَأَوُا الآيَاتِ لَيَسْجُنُنَّهُ حَتَّى حِينٍ

“Kemudian timbul pikiran pada mereka setelah melihat tanda-tanda (kebenaran Yusuf) bahwa mereka harus memenjarakannya sampai sesuatu waktu.” (QS. Yusuf: 35)

Imam Ibnu Katsir -rahimahullaah- berkata:

“Allah -Ta’aalaa- berfirman: Kemudian tampak kemaslahatan versi mereka bahwa mereka harus memenjarakan Yusuf sampai suatu waktu (yang tidak ditentukan). Hal itu mereka lakukan setelah mereka mengetahui bahwaYusuf terbebas dari kesalahan, dan telah tampak tanda-tanda -bahkan bukti-bukti- kebenaran Yusuf dalam kesucian dan kebersihannya. Seolah-olah mereka -Wallaahu A’lam- memenjarakan Yusuf tatkala tersebar berita (bahwa Zulaikha merayunya); maka mereka bermaksud membuat image (gambaran) seoalah-olah Yusuf lah yang merayu (Zulaikha), sehingga dia dipenjara dengan sebab itu.”

[“Tafsiir Al-Qur’aanil ‘Azhiim” (IV/387)]

Maka, Yusuf dipenjara tanpa kesalahan, justru karena kezhaliman dan politik pemerintahan; demi menjaga nama baik mereka. Dipenjara bukan karena kemaksiatan, justru disebabkan ketaatan. Semisal perlakuan yang didapatkan oleh Imam Ahmad bin Hanbal -rahimahullaah- yang dipenjara -dan disiksa- dikarenakan membela ‘Aqidah Ahlus Sunnah.

[Lihat: “It-haaful Ilf” (I/418-421)]

Maka, bagaimana Yusuf meniyikapi kezhaliman penguasa ini?

Sebelumnya perlu diketahui: bahwa para Nabi -‘alaihimus salaam- tidaklah diutus untuk menjatuhkan suatu pemimpin negeri dan menegakkan yang lainnya, akan tetapi mereka diutus untuk mengajak kepada Tauhid.

Yusuf dipenjara karena kezhaliman penguasa, akan tetapi beliau tidak mengajak manusia untuk melakukan pemberontakan. Karena, para Nabi memang bukan diutus untuk mencari kekuasaan, dan tidak juga membuat partai-partai untuk mewujudkan hal tersebut, akan tetapi mereka diutus untuk memberikan hidayah kepada manusia, menyelamatkan mereka dari kesesatan dan kesyirikan, serta mengeluarkan mereka dari kegelapan menuju cahaya, dan mengingatkan mereka akan siksaan Allah terhadap umat-umat yang mendustakan kebenaran.

[Lihat: “Manhajul Anbiyaa Fid Da’wah Ilallaah Fiihil Hikmah Wal ‘Aql” (hlm. 64 & 115)]

Sehingga, wajar saja kalau dalam situasi semacam ini; Yusuf tetap melakukan ibadah di saat susah.

“Sebagaimana hamba wajib untuk beribadah kepada Allah di waktu lapang/senang; maka dia juga wajib untuk beribadah di saat susah. Maka Yusuf -‘alaihis salaam- senantiasa berdakwah mengajak kepada Allah. Dan ketika beliau masuk penjara; maka beliau terus melanjutkan (dakwah)nya, beliau mendakwahi dua orang pemuda (yang masuk penjara bersamanya) kepada Tauhid dan melarang keduanya dari syirik.”

[“Taisiirul Kariimir Rahmaan” (hlm. 410)]

يَا صَاحِبَيِ السِّجْنِ أَأَرْبَابٌ مُتَفَرِّقُونَ خَيْرٌ أَمِ اللَّهُ الْوَاحِدُ الْقَهَّارُ * مَا تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِهِ إِلا أَسْمَاءً سَمَّيْتُمُوهَا أَنْتُمْ وَآبَاؤُكُمْ مَا أَنْزَلَ اللَّهُ بِهَا مِنْ سُلْطَانٍ إِنِ الْحُكْمُ إِلا لِلَّهِ أَمَرَ أَلا تَعْبُدُوا إِلا إِيَّاهُ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لا يَعْلَمُونَ

“(Yusuf berkata): Wahai kedua penghuni penjara! Manakah yang baik: tuhan-tuhan yang bermacam-macam itu? Ataukah Allah Yang Maha Esa, Maha Perkasa?! Apa yang kalian sembah selain Dia hanyalah nama-nama yang kamu buat-buat -baik oleh kamu sendiri maupun oleh nenek moyangmu-. Allah tidak menurunkan suatu keterangan pun tentang nama-nama itu. Keputusan itu hanyalah milik Allah. Dia telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia. Itulah agama yang lurus; akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (QS. Yusuf: 39-40)

-ditulis oleh: Ahmad Hendrix-

1 komentar:

  1. supaya semua tulisan2 ustadz yang baru masuk ke email saya secara otomatis bagaimana ?

    BalasHapus