Minggu, 02 April 2017

FAEDAH KE-28 & KE-29

Faedah Ke 28 & 29

TENTANG WANITA…

[28]- Tipu Daya Wanita Lebih Besar Dari Pada Tipu Daya Syaithan.

Allah -Ta’aalaa- berfirman:

فَلَمَّا رَأَى قَمِيصَهُ قُدَّ مِنْ دُبُرٍ قَالَ إِنَّهُ مِنْ كَيْدِكُنَّ إِنَّ كَيْدَكُنَّ عَظِيمٌ

“Maka ketika dia (suami perempuan itu) melihat baju gamisnya (Yusuf) koyak di bagian belakang; dia berkata: “Sesungguhnya ini adalah tipu dayamu. Tipu dayamu benar-benar besar (hebat).” (QS. Yusuf: 28)

Pada ayat ini Allah berfirman tentang tipu daya wanita:

...    إِنَّ كَيْدَكُنَّ عَظِيمٌ

“… Tipu dayamu benar-benar besar (hebat).” (QS. Yusuf: 28)

Dan untuk tipu daya Syaithan; Allah berfirman:

...    إِنَّ كَيْدَ الشَّيْطَانِ كَانَ ضَعِيفًا

“…Sesungguhnya tipu daya Syaithan itu lemah.” (QS. An-Nisaa’: 76)

(Ini) menunjukkan bahwa tipu daya para wanita lebih besar dari tipu daya Syaithan.

[Lihat: “Adhwaa-ul Bayaan” (III/84)]

[29]- Tabi’at Wanita -Sejak Zaman Dulu- Adalah Serupa: Mengungkapkan Sesuatu Yang Tidak Sesuai Dengan Isi Hatinya.

Allah -Ta’aalaa- berfirman:

وَقَالَ نِسْوَةٌ فِي الْمَدِينَةِ امْرَأَةُ الْعَزِيزِ تُرَاوِدُ فَتَاهَا عَنْ نَفْسِهِ قَدْ شَغَفَهَا حُبًّا إِنَّا لَنَرَاهَا فِي ضَلالٍ مُبِينٍ * فَلَمَّا سَمِعَتْ بِمَكْرِهِنَّ أَرْسَلَتْ إِلَيْهِنَّ وَأَعْتَدَتْ لَهُنَّ مُتَّكَأً وَآتَتْ كُلَّ وَاحِدَةٍ مِنْهُنَّ سِكِّينًا وَقَالَتِ اخْرُجْ عَلَيْهِنَّ فَلَمَّا رَأَيْنَهُ أَكْبَرْنَهُ وَقَطَّعْنَ أَيْدِيَهُنَّ وَقُلْنَ حَاشَ لِلَّهِ مَا هَذَا بَشَرًا إِنْ هَذَا إِلا مَلَكٌ كَرِيمٌ

“Dan perempuan-perempuan di kota berkata: “Istri Al-‘Aziz menggoda dan merayu pelayannya untuk menundukkan dirinya, pelayannya benar-benar membuatnya mabuk cinta. Kami pasti memandang dia (istri Al-‘Aziz) dalam kesesatan yang nyata. Maka, ketika perempuan itu mendengar cercaan mereka, diundangnyalah perempuan-perempuan itu dan disediakannya tempat duduk bagi mereka, dan kepada masing-masing mereka diberikan sebuah pisau (untuk memotong jamuan), kemudian dia berkata (kepada Yusuf): “Keluarlah (tampakkan-lah dirimu) kepada mereka.” Ketika perempuan-perempuan itu melihatnya; mereka terpesona kepada (keelokan rupa)nya dan mereka (tanpa sadar) melukai tangannya sendiri.  Seraya  berkata: “Mahasempurna Allah, ini bukan manusia. Ini benar-benar  malaikat yang mulia.”.” (QS. Yusuf: 30-31)

‘Aisyah -radhiyallaahu ‘anhaa- berkata: Tatkala Rasulullah -shallallaahu ‘alaihi wa sallam- (sakit dan) masuk rumahku; beliau berkata: “Perintahkan-lah Abu Bakar untuk mengimami manusia!” Aku berkata: Wahai Rasulullah, Abu Bakar (bapakku) adalah seorang yang lembut; kalau membaca Al-Qur’an; maka tidak bisa menguasai air mata, hendaknya anda perintahkan selain Abu Bakar. ‘Aisyah berkata: Demi Allah, padahal saya hanya kuatir kalau nantinya manusia pesimis dengan orang yang menggantikan Rasulullah -shallallaahu ‘alaihi wa sallam-. Maka aku menyanggah beliau dua atau tiga kali. Maka beliau bersabda: “Hendak-nya Abu Bakar mengimami manusia, sungguh kamu mirip wanita di zaman Yusuf!”

[Muttafaqun ‘Alaihi: HR. Al-Bukhari (no. 664) dan Muslim (no. 418)]

Al-Hafizh Ibnu Hajar -rahimahullaah- berkata:

“Sisi keserupaan antara keduanya adalah:

- Bahwa Zulaikha mengundang perempuan-perempuan itu dengan menampakkan pemuliaan dengan jamuan, padahal maksudnya adalah lebih dari itu; yaitu: Agar mereka melihat kepada Yusuf dan memberikan udzur padanya tentang kecintaan-nya kepada Yusuf.

- Dan ‘Aisyah menampakkan bahwa sebab dia memalingkan peng-imam-an Shalat dari bapaknya adalah: karena Abu Bakar tidak dapat memperdengarkan bacaannya kepada para makmum dikarenakan tangisannya, padahal maksudnya adalah lebih dari itu; yaitu: Agar manusia tidak pesimis dengan Abu Bakar.”

[“Fat-hul Baarii” (II/199- cet. Daarus Salaam)]

Sehingga dari sini kita ketahui kesamaan wanita sejak zaman dahulu sampai sekarang; yaitu: PARA WANITA SENANTIASA MENGATAKAN SESUATU YANG TIDAK SESUAI -BAHKAN BERTOLAK BELAKANG- DENGAN KEINGINANNYA-.

-ditulis oleh: Ahmad Hendrix-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar