Tuduhan yang sering diberikan kepada orang yang
ingin kembali kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah adalah: tuduhan “Wahabi”, yaitu
pengikut Syaikh Muhammad bin ‘Abdul Wahhab, yakni: bahwa beliau adalah tokoh
yang menyimpang sehingga orang yang mengikuti dakwah beliau pun menyimpang. Hal
itu dikarenakan memang para penuduh tersebut tidak mengenal Syaikh Muhammad bin
‘Abdul Wahhab dan tidak mengetahui dakwah beliau, yang mengajak untuk kembali
kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah, atau karena keyakinan para penuduh memang
bertentangan dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Dan Allah telah mencela orang-orang yang
mendustakan sebelum mengadakan penelitian, Allah Ta’aalaa berfirman:
{بَلْ
كَذَّبُوْا بِـمَا لَـمْ يُـحِيْطُوْا بِعِلْمِهِ وَلَمَّا يَأْتِـهِمْ تَأْوِيْـلُهُ
كَذٰلِكَ كَذَّبَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَانْظُرْ كَيْفَ كَانَ عَاقِــبَةُ
الظَّالِمِيْـنَ}
“Bahkan
(yang sebenarnya), mereka mendustakan apa yang mereka belum mengetahuinya
dengan sempurna dan belum mereka peroleh penjelasannya. Demikianlah halnya
umat-umat yang ada sebelum mereka telah mendustakan (rasul). Maka perhatikanlah
bagaimana akibat orang yang zhalim.” (QS.
Yunus: 39)
Syaikh ‘Abdurrahman
bin Nashir As-Sa’di (wafat th. 1376 H) rahimahullaah berkata:
“Maka di sini terdapat petunjuk untuk teliti
dalam segala perkara, dan hendaknya seorang tidak segera menerima sesuatu atau menolaknya
sebelum dia memperoleh penjelasannya.”
[“Taisiirul
Kariimir Rahmaan” (hlm. 365-cet. Muassasah ar-Risaalah)]
Maka berikut ini sedikit keterangan tentang Syaikh
Muhammad bin ‘Abdul Wahhab dan sebagian Kitab beliau.
1- Nasab
Syaikh Muhammad bin ‘Abdul Wahhab
Beliau adalah: Syaikh Imam Muhammad bin ‘Abdul
Wahhab bin Sulaiman bin ‘Ali At-Tamimi, lahir tahun 1115 H dan wafat tahun 1206
H, dari kabilah Bani Tamim; yang Rasulullah -shallallaahu ‘alaihi wa sallam-
mengabarkan bahwa mereka merupakan umat beliau yang paling keras terhadap
Dajjal -sebagaimana dalam HR. Al-Bukhari (no. 2543)-.
Hal ini menunjukkan bahwa Dakwah dari kabilah
ini akan terus ada sampai zaman Dajjal, dan bahwa mereka adalah umat Muhammad
yang paling keras terhadap Dajjal. Maka sebagaimana kabilah ini di akhir zaman
merupakan manusia yang paling keras terhadap Dajjal terbesar; maka Syaikhul
Islam Muhammad bin ‘Abdul Wahhab dan anak-anak beliau, cucu-cucu beliau,
murid-murid beliau, murid-murid dari murid-murid beliau, dan seterusnya; mereka
adalah umat Islam yang paling keras terhadap para Dajjal (pendusta) yang muncul
pada zaman mereka -dari kalangan orang-orang yang menyimpang dan sesat-.
2- Dakwah Syaikh Muhammad bin ‘Abdul Wahhab
Dakwah Syaikh Muhammad bin ‘Abdul Wahhab
dibangun di atas Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya -shallallaahu ‘alaihi wa
sallam-, dan menjelaskan ‘Aqidah yang selamat, yang diambil dari dua sumber
murni ini. Oleh karena itulah prioritas beliau dalam tulisan-tulisan beliau
adalah: menjelaskan ‘Aqidah, dan perhatian terhadap ayat-ayat Al-Qur’an dan
Hadits-Hadits Nabi -shallallaahu ‘alaihi wa sallam-, serta menjelaskan
hukum-hukum Fiqih yang diambil dari dalil-dalil syar’i.
Dan perhatian utama dan terbesar beliau adalah:
menjelasakan Tauhid Ibadah yang karena itu para rasul diutus dan kitab-kitab
diturunkan, sebagaimana firman Allah -‘Azza Wa Jalla-:
{وَلَقَدْ
بَـعَـثْــنَا فِـيْ كُـلِّ أُمَّـةٍ رَسُوْلًا أَنِ اعْبُدُوا اللهَ وَاجْـتَـنِـبُـوا
الطَّاغُوْتَ...}
“Dan sungguh, Kami telah mengutus seorang rasul
untuk setiap umat (untuk menyerukan): ‘Beribadahlah kepada Allah (saja) dan
jauhilah Thaaghuut (sesembahan selain Allah)’…” (QS. An-Nahl: 36)
Maka, dalam masalah Tauhid ini; beliau menulis
banyak kitab, dan yang paling penting adalah: “Kitaabut Tauhiid Alladzii
Huwa Haqqullaahi ‘Alal ‘Abiid”; yang dikenal dengan: Kitab Tauhid karya
Syaikh Muhammad bin ‘Abdul Wahhab.
[dirngkas dari Kitab: “Manhaj Syaikhil
Islaam Muhammad bin ‘Abdul Wahhaab Fit Ta’liif” (V/ 39-46- “Kutub Wa
Rasaa-il”), karya Syaikh ‘Abdul Muhsin Al’Abbad hafizhahullaah]
3- Bagi yang ingin mengetahui apa yang
didakwahkan oleh Syaikh Muhammad bin ‘Abdul Wahhab; maka bisa dengan langsung
membaca kitab-kitab karya beliau.
Di
antara karya beliau yang terkenal adalah:
(1)- Kitab Tauhid, bisa didownload di link
berikut: https://drive.google.com/file/d/0Bx7DPlyk_AgSbzFhMjhSckYtMnc/view?usp=docslist_api
(2)- Tsalatsatul Ushul, bisa didownload di link
berikut: https://drive.google.com/file/d/0Bx7DPlyk_AgSR29tS0xheUNfajg/view?usp=docslist_api
(3)- Al-Qawa’id Al-Arba’, bisa didownload di
link berikut: https://drive.google.com/file/d/0B3FT6ui1GzNVbkp4YTZ5ZXFfWE0/view
4- Dan berikut ini adalah penjelasan secara
global dari kandung tiga kitab tersebut:
KITAB TAUHID
- Kitab Tauhid adalah kitab beliau yang paling
penting dan paling luas dalam masalah ‘Aqidah. Kitab ini mengandung 66 (enam
puluh enam) bab.
- Kitab ini -dari awal sampai akhir- berisi:
ayat-ayat Al-Qur’an, Hadits-Hadits Nabi, dan perkataan para Ulama Salaf; dari
kalangan: para Shahabat, serta orang-orang setelah mereka yang mengikuti Manhaj
dan jalan mereka.
- Metode semacam ini mirip dengan apa yang
dilakukan oleh Imam Al-Bukhari dalam kitab Shahih-nya; lebih khusus lagi pada
bagian Kitab Tauhid dari Shahih Al-Bukhari.
- Kebiasaan Syaikh Muhammad bin ‘Abdul Wahhab
dalam Kitab Tauhid adalah: mendahulukan ayat-ayat Al-Qur’an, kemudian baru
Hadits-Hadits Nabi, kemudian baru perkataan para Ulama Salaf.
- Dikarenakan Kitab Tauhid berisi: ayat-ayat
Al-Qur’an, Hadits-Hadits Nabi, dan perkataan para Ulama Salaf; maka hal inilah
yang menaikkan derajat Kitab ini sehingga menjadi tinggi.
- Secara umum; bab-bab dalam Kitab Tauhid
berisi:
* penetapan Tauhid; yaitu: meng-esa-kan Allah
dalam Ibadah,
* peringatan dari hal-hal yang bertentangan
dengan asal/pondasi Tauhid; yaitu: Syirik kepada Allah (Syirik Besar),
* peringatan dari hal-hal yang bertentangan
dengan kesempurnaan Tauhid; yaitu: Syirik Kecil dan Bid’ah-Bid’ah,
* dan juga peringatan dari hal-hal yang bisa
mengantarkan kepada kesyrikan -yang secara umum: ini masuk dalam kategori
Syirik Kecil atau Bida’h-.
[dirngkas dari Kitab: “Manhaj Syaikhil
Islaam Muhammad bin ‘Abdul Wahhaab Fit Ta’liif” (V/ 39-46- “Kutub Wa
Rasaa-il”), karya Syaikh ‘Abdul Muhsin Al’Abbad hafizhahullaah]
TSALATUL USHUL (TIGA LANDASAN UTAMA)
- Sungguh, kitab Tsalatsatul Ushul karya Imam
Mujaddid Muhammad bin ‘Abdul Wahhab -rahimahullaah-: termasuk kitab ‘Aqidah
yang paling bermanfaat, dan kitab tersebut telah dihafal dan dipelajari oleh
para penuntut ilmu maupun orang-orang awam; karena berisi kaidah dalam ‘Aqidah.
Allah telah memberikan karunia kepada Syaikh Muhammad bin ‘Abdul Wahhab
-rahimahullah- berupa: bagusnya tulisan, teliti dalam penyusunan, dan kuatnya
pendalilan disertai kalimat yang dimudahkan dan keindahan dalam penjelasan.
Maka kitab Tsalatsatul Ushul mencakup kesemuanya itu. Dikatakan oleh cucu
beliau: Syaikh ‘Abdurrahman bin Hasan -rahimahullaah- (penulis kitab Fat-hul
Majid): “Alangkah besar manfaatnya bagi para pencari petunjuk; padahal ringkas
bentuknya!”
- Inti Dari Isi Kitab Tsalatsatul Ushul
Di dalam kitab ini terdapat prinsip-prinsip
yang wajib diketahui oleh setiap muslim; berupa:
1. Pengenalan hamba terhadap Rabb-nya, dan
macam-macam ibadah yang Allah perintahkan.
2. Pengenalan hamba terhadap agamanya,
tingkatan-tingkatan agamanya, dan rukun-rukun dari masing-masing tingkatan
tersebut.
3. Mengenal Nabi -shallallaahu ‘alaihi wa
sallam- dengan mengenal ringkasan tentang kehidupan beliau dan hikmah diutusnya
beliau.
- Penjelasan Lainnya Dalam Kitab Tsalatsatul
Ushul
Di dalamnya juga terdapat penjelasan tentang
keimanan kepada Hari Kebangkitan, dan dua rukun dari Tauhid; yaitu: (1)kufur
(mengingkari) Thaghut (segala yang diibadahi selain) Allah, dan (2)beriman
kepada Allah.
- Muqaddimah (Pendahuluan) Dari Kitab
Tsalatsatul Ushul
Kitab Tsalatstul Ushul ini telah diberi
pendahuluan dengan tiga pembahasan yang sangat bermanfaat, yang tiga pembahasan
ini merupakan kaidah-kaidah agama:
1. Wajibnya menuntut ilmu, mengamalkannya,
mendakwahkannya, dan bersabar atas gangguan yang menimpa di jalan ini.
2. Tentang Tauhid Rububiyyah, Tauhid Uluhiyyah
dan Al-Wala Wal Bara’.
3. Tentang penjelasan Tauhid dan lawan dari
Tauhid; yaitu: Syirik.
- Kesimpulan
Sehingga, kitab Tsalatsatul Ushul dan
Muqaddimah (pendahulan)nya -berupa tiga pembahasan-: menjadi ikatan kuat dalam
penjelasan terhadap prinsip-prinsip agama, serta menjadi mutiara yang bercahaya
bagi orang-orang yang bertauhid. Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz -rahimahullaah-
berkata: “Ini adalah kitab yang penting dalam masalah ‘Aqidah.”
Karena pentingnya kitab ini, dan banyak
manfaatnya, serta kebutuhan setiap muslim kepadanya: maka para ulama mendorong
agar kaum muslimin mempelajari dan memahaminya, bahkan menghafalkannya.
[Diringkas dari kitab: “Taisiirul Wushuul
Ilaa Tsalaatsatil Ushuul” (hlm. 7-8), karya Syaikh ‘Abdul Muhsin Al-Qasim]
AL-QAWA’ID AL-ARBA’ (EMPAT KAIDAH)
Al-Qawa’id Al-Arba’ artinya:
empat kaidah. Al-Qawaa-‘id
merupakan bentuk jamak dari Qaa’idah. Dan Qaa-‘idah adalah:
pondasi yang bercabang darinya banyak permasalahan atau banyak cabang.
Kandungan
dari Empat Kaidah yang disebutkan oleh Syaikh rahimahulaah adalah:
mengenal Tauhid dan mengenal syirik, dan (mengenal) kaidah dalam Tauhid dan
kaidah dalam syirik. Karena banyak orang yang serampangan dalam dua perkara
ini: serampangan dalam makna Tauhid dan serampangan dalam makna syirik.
Masing-masing orang menafsirkan keduanya sesuai dengan keinginan (hawa
nafsu)nya.
Dan Syaikh rahimahullaah tidaklah
menyebutkan kaidah-kaidah ini dari dirinya sendiri atau hanya dari pemikirannya
-sebagaimana dilakukan oleh banyak dari orang-orang yang serampangan-. Akan
tetapi beliau mengambil kaidah-kaidah ini dari Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya shallallaahu
‘alaihi wa sallam, serta Sirah (perjalanan hidup) beliau.
Jika anda mengenal kaidah-kaidah ini dan
memahaminya; niscaya setelah itu akan mudah bagi anda untuk mengenal Tauhid
yang Allah mengutus Rasul-Nya dan menurunkan kitab-Nya dengan (Tauhid)
tersebut. Dan (mudah pula) bagimu untuk mengenal syirik yang Allah peringatkan
darinya dan Dia jelaskan bahaya dan kejelekannya di dunia dan di akhirat.
Dan ini adalah perkara yang sangat
penting, dan ini lebih wajib atas anda dibandingkan mengenal hukum-hukum
Shalat, Zakat, berbagai ibadah, dan perkara-perkara agama yang lainnya. Karena
sungguh, ini adalah perkara yang pertama dan paling dasar. Shalat, Zakat, Haji,
dan ibadah-ibadah lainnya adalah tidak sah jika tidak dibangun di atas pondasi
‘aqidah yang benar; yaitu: Tauhid yang murni kepada Allah ‘Azza Wa Jalla.
Dan penulis rahimahullaah telah
mengawali al-Qawaa-‘idul Arba’ ini dengan muqaddimah yang agung, yang
berisi do’a untuk para penuntut ilmu, serta peringatan atas apa yang akan
beliau sampaikan.
[Diringkas dari kitab: “Syarh al-Qawaa-‘id al-Arba’”,
karya Syaikh Doktor Shalih bin Fauzan Al-Fauzan hafizhahullaah]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar