Sabtu, 25 Februari 2017

17- PEMBAHASAN TENTANG PERKATAAN IMAM AL-ALBANI: “TERMASUK POLITIK ADALAH DENGAN MENINGGALKAN POLITIK.”



PEMBAHASAN TENTANG PERKATAAN IMAM AL-ALBANI: “TERMASUK POLITIK ADALAH DENGAN MENINGGALKAN POLITIK.”

مِنَ السِّـياسَةِ تَـرْكُ السِّـياسَةِ

Syaikh ‘Ali bin Hasan Al-Halabi -murid dari Imam Al-Albani- berkata:

“Syaikh Al-Albani seolah-olah berkata -dalam makna dan maksud kalimat ini-: “Termasuk politik -yang syar’i- adalah: dengan meninggalkan politik -yang tidak syar’i-.”

Dan Politik Syar’i -pada kondisi sulit kaum muslimin sekarang- tidak mengizinkan -secara syari’at maupun realita-; kecuali dengan BERDAKWAH MENGAJAK KEPADA AL-QUR’AN DAN AS-SUNNAH, dan mendorong manusia kepada keduanya; dengan bersandar kepada semisal firman Allah -Tabaaraka Wa Ta’aalaa-:

...إِنَّ اللَّهَ لا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ...

“…Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri…” (QS. Ar-Ra’d: 11)

Bahkan, seringkali Syaikh Al-Albani berkata: “Orang yang berbahagia adalah: orang yang mengambil pelajaran dari orang lain.” Dan ini adalah atsar dari Ibnu Mas’ud -radhiyallaahu ‘anhu-.

Inilah pandangan Syaikh Al-Albani terhadap keadaan kaum muslimin: (1)pandangan dari jurusan syari’at -dari satu segi- dan (2)pandangan berdasarkan realita kontemporer -dari segi yang lain-.

Dan sangat disayangkan sedikit orang yang bisa menguasai dua pandangan ini; agar keluar kesimpulan yang tepat yang bisa menyejukkan hati dan mata…”

[Ma’a Muhadditsil ‘Ashr (hlm. 69-70)]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar