F. MENGAPA KOTA-KOTA TERSEBUT ALLAH HANCURKAN
…(Fiq-hul Waaqi’ 6)
[1]- Allah Ta’aalaa
berfirman:
فَلَمَّا نَسُوا مَا ذُكِّرُوا بِهِ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَابَ
كُلِّ شَيْءٍ حَتَّى إِذَا فَرِحُوا بِمَا أُوتُوا أَخَذْنَاهُمْ بَغْتَةً فَإِذَا
هُمْ مُبْلِسُونَ
“Maka ketika mereka melupakan peringatan yang telah diberikan
kepada mereka; Kami pun membukakan semua pintu (kesenangan) untuk mereka.
Sehingga ketika mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada
mereka; Kami siksa mereka secara tiba-tiba, maka ketika itu mereka terdiam
berputus asa.” (QS. Al-An’aam: 44)
Dan Allah Ta’aalaa
berfirman:
وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنْ ذُكِّرَ بِآيَاتِ رَبِّهِ فَأَعْرَضَ
عَنْهَا وَنَسِيَ مَا قَدَّمَتْ يَدَاهُ إِنَّا جَعَلْنَا عَلَى قُلُوبِهِمْ
أَكِنَّةً أَنْ يَفْقَهُوهُ وَفِي آذَانِهِمْ وَقْرًا وَإِنْ تَدْعُهُمْ إِلَى
الْهُدَى فَلَنْ يَهْتَدُوا إِذًا أَبَدًا * وَرَبُّكَ الْغَفُورُ ذُو الرَّحْمَةِ
لَوْ يُؤَاخِذُهُمْ بِمَا كَسَبُوا لَعَجَّلَ لَهُمُ الْعَذَابَ بَلْ لَهُمْ
مَوْعِدٌ لَنْ يَجِدُوا مِنْ دُونِهِ مَوْئِلا * وَتِلْكَ الْقُرَى أَهْلَكْنَاهُمْ
لَمَّا ظَلَمُوا وَجَعَلْنَا لِمَهْلِكِهِمْ مَوْعِدًا
“Dan siapakah yang lebih zhalim daripada orang yang telah
diperingatkan dengan ayat-ayat Rabb-nya lalu dia berpaling darinya dan
melupakan apa yang telah dikerjakan oleh kedua tangannya. Sungguh, Kami telah
menjadikan hati mereka tertutup; sehingga mereka tidak memahaminya, dan Kami
letakkan pula sumbatan di telinga mereka kendatipun engkau (Muhammad) menyeru
mereka kepada petunjuk; niscaya mereka tidak akan mendapat petunjuk untuk
selama-lamanya. Dan Rabb-mu Maha Pengampun, memiliki rahmat (kasih sayang).
Jika Dia hendak menyiksa mereka karena perbuatan mereka; tentu dia akan
menyegerakan siksa bagi mereka. Tetapi bagi mereka ada waktu tertentu (untuk
mendapat siksa) yang mereka tidak akan menemukan tempat berlindung dari-Nya. Dan (penduduk) negeri itu telah Kami binasakan ketika
mereka berbuat zhalim, dan telah Kami tetapkan waktu tertentu bagi kebinasaan
mereka.” (QS. Al-Kahfi: 57-59)
[2]- “Allah Ta’aalaa mengabarkan (dalam QS. Al-Kahfi di
atas) bahwa tidak ada yang lebih zhalim dan lebih besar dosanya dari hamba yang
jika diingatkan dengan ayat-ayat Allah dan dijelaskan kepadanya kebenaran dari
kebatilan, dan petunjuk dari kesesatan, serta dia ditakut-takuti (dari kemaksiatan)
dan diberikan motivasi (untuk ketaatan); akan tetapi dia justru berpaling
darinya. Maka dia tidak mengambil pelajaran dari peringatan yang diberikan dan
dia tidak kembali dari kezaliman yang dia lakukan, dan dia melupakan dosa-dosa
yang diperbuat oleh dirinya serta tidak merasa diawasi oleh Allah yang Maha
Mengetahui yang ghaib.
Maka orang semacam ini adalah lebih zhalim daripada orang yang sama
sekali berpaling dikarenakan belum datang kepadanya ayat-ayat Allah dan belum
diberikan peringatan. Maka, walaupun orang semacam ini juga zhalim; akan tetapi
dia lebih ringan kezhalimannya daripada yang sebelumnya. Dikarena-kan orang
yang bermaksiat diatas bashirah dan ilmu; maka dia lebih besar dosanya daripada
yang tidak mengetahui sama sekali.
Maka Allah menghukum dia dengan sebab berpalingnya dia dari
ayat-ayat-Nya dan dengan Sebab dia melupakan dosa-dosanya serta meridhai
kejelekan untuk dirinya -padahal dia mengetahui ilmunya-: maka Allah hukum dia
dengan menutup baginya pintu-pintu petunjuk; dengan dijadikan penutup pada
hatinya sehingga tidak bisa memahami ayat-ayat walaupun dia mendengarkannya;
maka tidak mungkin pemahaman bisa masuk ke dalam hati. Dan pada telinga mereka
ada sumbatan yang mencegah masuknya ayat-ayat sehingga tidak bisa didengarkan
untuk diambil manfaatnya. Maka orang semacam ini tidak bisa diberikan hidayah “kendatipun
engkau menyeru mereka kepada petunjuk; niscaya mereka tidak akan mendapat
petunjuk untuk selama-lamanya.” Karena yang diharapkan bisa
menyambut seruan orang yang mengajak kepada petunjuk adalah: orang yang tidak
mengetahui. Adapun mereka yang mengetahui kemudian mereka buta, dan mereka
melihat jalan kebenaran akan tetapi kemudian mereka tinggalkan, serta mereka
melihat jalan kesesatan kemudian mereka tempuh; maka Allah siksa mereka dengan mengunci
hati mereka dan memberikan tutupan atasnya; sehingga tidak ada jalan untuk
petunjuk bisa masuk pada kepada mereka.
Maka dalam ayat ini terdapat peringatan bagi orang yang
meninggalkan kebenaran setelah dia mengetahui-nya; yakni: dikawatirkan dia
dihalangi dari petunjuk sehingga tidak mampu lagi untuk mendapatkannya.
Kemudian Allah Ta’aalaa mengabarkan tentang luasnya ampunan
dan rahmat-Nya, dan bahwa Dia mengampuni dosa-dosa, dan Dia memberikan taubat
bagi orang yang bertaubat hingga Allah meliputinya dengan rahmat dan kebaikan-Nya.
Dan Allah kabarkan bahwa: kalaulah Allah menghukum para hamba dengan dosa-dosa
yang telah mereka perbuat; sungguh Allah akan menyegerakannya bagi mereka. Akan
tetapi Allah Ta’aalaa mempunyai kasih sayang sehingga tidak menyegerakan
hukuman, bahkan Allah mengulur, akan tetapi Dia tidak lalai. Dosa-dosa pasti
ada pengaruhnya, walaupun mungkin melalui waktu yang lama. Oleh karena itu
Allah firmankan: “Tetapi bagi mereka ada waktu tertentu (untuk mendapat
siksa) yang mereka tidak akan menemukan tempat berlindung dari-Nya.” Dan
ini adalah Sunnatullah (kebiasaan Allah) pada umat-umat terdahulu dan
terkemudian; yaitu: bahwa Allah tidak menyegerakan mereka dengan hukuman; akan tetapi
Allah mengajak mereka untuk bertaubat dan kembali kepada-Nya. Kalau mereka bertaubat
dan kembali; maka Allah ampuni dan rahmati mereka dan Allah hilangkan hukuman
dari mereka. Akan tetapi kalau mereka terus diatas kezhaliman dan permusuhan
mereka serta telah datang waktu yang Allah janjikan; maka Allah akan turunkan
siksaannya. Oleh karena itu Allah firmankan: “Dan
(penduduk) negeri itu telah Kami binasakan ketika mereka berbuat zhalim”
yakni: karena kezhaliman mereka; bukan kezhaliman Kami “dan telah Kami tetapkan waktu tertentu bagi kebinasaan
mereka” yakni: waktu yang tidak akan bisa mereka majukan dan tidak
pula bisa mereka mundurkan.”
[Taisiirul
Kariimir Rahmaan (hlm. 481- cet. Muassasah ar-Risaalah)]
[3]- Maka
kewajiban kita adalah untuk bertaubat dan mengajak umat untuk bertaubat; karena
Taubat Kewajiban Seumur Hidup.
Oleh karena
itulah; selain men-Tashfiyah: memurnikan Islam -dengan segala bidangnya- dari
hal-hal yang melekat padanya; padahal itu bukan bagian darinya; bahkan asing
dan jauh darinya; maka dibutuhkan juga Tarbiyah; yaitu: mendidik generasi
muslim zaman sekarang dan juga yang akan tumbuh berkembang: dididik di atas
Islam yang sudah dimurnikan; menguatkan ‘Aqidah mereka dan mengajak mereka
untuk mewujudkan tujuan mereka diciptakan; yaitu: beribadah kepada Allah;
dengan melaksanakan ketaatan kepada-Nya dan meninggalkan serta menjauhi
kemaksiatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar