Senin, 23 Oktober 2017

‘AQIDAH SHAHIHAH (‘AQIDAH YANG BENAR) DAN PRINSIP-PRINSIPNYA

Syaikh Imam ‘Abdul ‘Aziz bin Baz rahimahullaah berkata:
“Tatkala ‘Aqidah Shahihah adalah pondasi dan asas agama Islam; maka saya menginginkan agar (masalah ‘Aqidah ini) menjadi tema ceramah saya (pada hari ini).
Dan telah diketahui dengan dalil-dalil syar’i -dari Al-Qur’an dan As-Sunnah- bahwa: segala amal dan ucapan tidak akan sah dan tidak akan diterima kecuali jika muncul dari ‘Aqidah Shahihah. Jika ‘Aqidah seseorang itu tidak benar; maka akan gugur segala cabangnya; berupa amalan dan ucapan; sebagaimana friman Allah Ta’aalaa:
{...وَمَنْ يَكْفُرْ بِالْإِيْـمَانِ فَقَدْ حَبِطَ عَمَلُهُ وَهُوَ فِـي الآخِرَةِ مِنَ الْـخَاسِرِيْـنَ}
“…Barangsiapa kafir setelah beriman; maka sungguh, hapuslah amalannya, dan di akhirat dia termasuk orang-orang rugi.” (QS. Al-Maa-idah: 5)
Dan Allah Ta’aalaa berfirman:
{وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَـتَكُونَنَّ مِنَ الْـخَاسِرِيْنَ}
“Dan sungguh, telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu: “Sungguh, jika kamu mempersekutukan (Allah); niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah engkau termasuk orang yang rugi”.” (QS. Az-Zumar: 65)
Dan masih banyak lagi ayat-ayat Al-Qur’an tentang masalah ini.
Dan Al-Qur’an dan As-Sunnah telah menunjukkan bahwa ‘Aqidah Shahihah teringkas dalam: Iman kepada Allah, Malaikat-Malaikat-Nya, Kitab-Kitab-Nya, Rasul-Rasul-Nya, Hari Akhir, dan Takdir yang baik maupun yang buruk. Maka enam perkara ini adalah Ushuul (Prinsip-Prinsip) dari ‘Aqidah Shahihah; yang dengannya Al-Qur’an turun, dan dengannya Allah mengutus Rasulnya: Muhammad ‘alaihish shalaatu was salaam. Dan akan bercabang dari (enam) prinsip ini: segala hal yang wajib diimani dari perkara-perkara ghaib dan seluruh apa yang dikabarkan oleh Allah dan Rasul-Nya shallallaahu ‘alaihi wa sallam.
Dan dalil-dalil tentang enam prinsip ini sangatlah banyak di dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah, di antaranya adalah firman Allah Subhaanahu:
{لَيْسَ الْبِرَّ أَنْ تُوَلُّوا وُجُوْهَكُمْ قِـبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلٰكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آمَنَ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَالْمَلَائِكَةِ وَالْكِتَابِ وَالـنَّـــبِــيِّــيْـنَ...}
“Kebajikan itu bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat, tetapi kebajikan itu ialah (kebajikan) orang yang beriman kepada Allah, Hari Akhir, Malaikat-Malaikat, Kitab-Kitab, dan Nabi-Nabi …” (QS. Al-Baqarah: 177)
Dan firman Allah:
آمَنَ الرَّسُوْلُ بِـمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّــهِ وَالْمُؤْمِنُوْنَ كُلٌّ آمَنَ بِاللهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لَا نُـفَـرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُـلِهِ...
“Rasul (Muhammad) beriman kepada (Al-Qur’an) yang diturunkan kepadanya dari Rabb-nya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semua beriman kepada Allah, Malaikat-Malaikat-Nya, Kitab-Kitab-Nya dan Rasul-Rasul-Nya. (Mereka berkata): “Kami tidak membeda-bedakan seseorang pun dari rasul rasul-Nya”,…” (QS. Al-Baqarah: 285)
Allah Ta’aalaa berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا آمِنُوْا بِاللهِ وَرَسُوْلِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي نَــزَّلَ عَلَى رَسُوْلِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِيْ أَنْزَلَ مِنْ قَبْلُ وَمَنْ يَكْفُرْ بِاللهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا بَـعِـيْدًا
“Wahai orang-orang yang beriman! Tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya (Muhammad) dan kepada Kitab (Al-Qur’an) yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, Malaikat-Malaikat-Nya, Kitab-Kitab-Nya, Rasul-Rasul-Nya, dan Hari Akhir; maka sungguh, orang itu telah tersesat sangat jauh.” (QS. An-Nisaa’: 136)
Dan Allah Ta’aalaa berfirman (tentang Takdir):
أَلَمْ تَعْلَمْ أَنَّ اللهَ يَعْلَمُ مَا فِـي السَّمَاءِ وَالأرْضِ إِنَّ ذٰلِكَ فِيـ كِتَابٍ إِنَّ ذٰلِكَ عَلَى اللهِ يَــسِـــيْرٌ
“Tidakkah engkau tahu bahwa Allah mengetahui apa yang di langit dan di bumi? Sungguh, yang demikian itu sudah terdapat dalam sebuah kitab (Lauh Mahfuzh) Sesungguhnya yang demikian itu sangat mudah bagi Allah.” (QS. Al-Hajj: 70)
Adapun Hadits-Hadits Shahih yang menunjukkan atas prinsip-prinsip ini; maka sangatlah banyak. Di antaranya adalah Hadits terkenal yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Kitab Shahih-nya (no. 8), dari Amirul Mukminin ‘Umar bin Al-Khaththab radhiyallaahu ‘anhu, bahwa Jibril ‘alaihis salaam bertanya kepada Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam tentang Iman; maka beliau menjawab: “Engkau beriman kepada Allah, Malaikat-Malaikat-Nya, Kitab-Kitab-Nya, Rasul-Rasul-Nya, Hari Akhir, dan engkau beriman kepada Takdir yang baik dan yang buruk.” Dan Hadits ini diriwayatkan oleh Al-Bukhari (no. 50) dan Muslim (no. 9) dari Abu Hurairah.
Dan dari enam prinsip ini: bercabang segala yang wajib diyakini oleh setiap Muslim tentang hak Allah Subhaanahu, tentang perkara Hari Kiamat, dan perkara-perkara ghaib yang lainnya.
[“Al-‘Aqiidah ash-Shahiihah Wa Maa Yudhaadduhaa” (hlm. 2-3)]
-diterjemahkan oleh: Ahmad Hendrix-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar